Beberapa versi dari Cerita Dongeng Putri Tidur pernah kakak posting di blog kesayangan kita ini. Salah satunya dapat adik-adik temukan pada link berikut ini Cerita Dongeng Anak Putri Tidur. Pada malam hari ini kakak akan bercerita dongeng putri tidur yang berasal dari negara Jerman. Kakak yakin kalian akan suka. Yuk kita simak bersama.
Legenda Jerman : Cerita Dongeng Putri Tidur dan Pangeran Adolf
Pada Jaman dahulu kala, ada sebuah negeri yang makmur dan dipimpin oleh raja yang adil. Sayangnya, sang raja belum dikaruniai keturunan. Hal itu membuat raja bersedih. Setiap hari, raja dan permaisuri selalu berdoa agar dikaruniai seorang anak.
Akhirnya, doa mereka dikabulkan. Permaisuri melahirkan seorang anak perempuan yang cantik. Raja sangat bahagia. Ia mengadakan pesta dan mengundang tujuh penyihir baik untuk memberikan mantra baik kepada putrinya.
Enam penyihir balk sudah memantrai sang putri. Saat penyihir ketujuh hendak memantrai putri, tiba-tiba penyihir jahat datang sambil marah-marah, “Hei, Raja. Mengapa aku tidak kau undang? Sebagai balasannya, aku akan mengutuk anakmu.”
Penyihir jahat mendekati tempat tidur sang putri sambil berkata, “Suatu hari, ia akan mati tertusuk jarum pemintal benang. Hahahaha.” Lalu, penyihir jahat itu pergi dengan sapu ajaibnya yang bisa terbang.
Raja dan permaisuri menangis sedih mendengar kutukan itu. Tapi, penyihir ketujuh yang belum sempat memberikan mantra baik menenangkan mereka, “Aku bisa meringankan kutukan penyihir jahat. Sang putri tidak akan meninggal. la hanya akan tertidur selama seratus tahun setelah terkena jarum pemintal. la akan terbangun kembali setelah seorang pangeran datang menolongnya.”
Enam belas tahun berlalu, sang putri telah turnbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan baik hati. Saat sang putri berjalan jalan keluar istana, ia penasaran dengan sebuah rumah.
Tuan putri masuk ke rumah itu dan melihat seorang nenek sedang memintal benang.
“Kemarilah, Tuan Putri. Kau ingin belajar memintal?” kata si nenek.
Sang putri senang sekali. la segera mencoba memintal. Ketika sedang asyik memutar alat pintal, tiba-tiba jari sang putri tertusuk jarum alat pemintal. la menjerit kesakitan dan jatuh tersungkur di lantai.
“Hihihi. Tamatlah riwayatmu!” kata si nenek yang ternyata penyihir jahat.
Raja mencari-cari sang putri. Akhirnya, ia menemukannya. “Anakku, malang sekali nasibmu,” ratap sang raja ketika menemukan anaknya sudah dalam keadaan tidur setelah tertusuk jarum pintal.
Tiba-tiba, datanglah penyihir baik. “Tenanglah, Tuan Raja. Anakmu tidak akan tertidur selama seratus tahun sendirian. Aku akan menidurkan kalian semua,” lanjutnya sambil menebarkan sihirnya ke seisi istana.
Seratus tahun yang panjang telah berlalu. Pangeran Adolf dari negeri seberang kebetulan lewat di istana yang kini sudah tertutup semak berduri. Menurut cerita orang desa, istana itu dihuni oleh seekor naga yang mengerikan.
Pangeran Adolf pun menuju istana itu untuk menghancurkan naga yang telah meresahkan penduduk. Kemudian, sesampainya di istana yang tertutup semak berduri, Pangeran Adolf disambut dengan semburan api naga. Namun, semburan api mengenai pangkal pedang yang berkilau sehingga memantul kembali dan mengenai mata naga.
Kemudian, secepat kilat pangeran melemparkan pedangnya ke arah leher sang naga. Seketika itu juga, sang naga jatuh terkapar di tanah dan kembali ke bentuk semula, yaitu nenek penyihir yang jahat.
Setelah penyihir mati, tiba-tiba semak berduri yang selama ini menutupi istana ikut lenyap. Di halaman istana, bunga-bunga mulai bermekaran dan burung-burung berkicau riang. Pangeran Adolf terkesima melihat hal itu. Tiba-tiba, penyihir baik hati muncul di hadapan Pangeran Adolf.
“Pangeran, engkau telah berhasil menghapus kutukan atas istana ini. Sekarang, pergilah ke tempat sang Putri Tidur!” katanya.
Pangeran menuju ke sebuah ruangan tempat sang putri tidur. la melihat seorang putri yang cantik jelita dengan pipi semerah mawar yang merekah.
“Putri, bukalah matamu,” katanya sambil menggenggam tangan sang putri.
Pada saat itu juga, hilanglah kutukan terhadap sang putri. Setelah tertidur selama seratus tahun, sang putri akhirnya bangun. Begitu pun dengan seluruh isi istana.
“Terima kasih, Pangeran,” kata sang putri.
Mereka kemudian menuju aula istana. Di sana, semua orang sudah menunggu kedatangan sang putri. Ketika melihat sang putri dalam keadaan sehat, raja dan permaisuri sangat bahagia.
Mereka sangat berterima kasih pada Pangeran Adolf yang gagah berani. Pangeran Adolf pun dinikahkan dengan putri tidur dan mereka hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral dari Cerita Dongeng Putri Tidur Dan Pangeran Adolf adalah Jadilah anak pemberani. Berdoa dan bersabarlah jika ingin cita-citamu tercapai. Anak yang sabar dan rajin akan sukses saat dewasa nanti.
Jika kalian suka dengan dongeng puteri tidur, kalian bisa membaca versi lainnya pada posting kakak berikut ini Cerita Dongeng Dunia : Kisah Putri Tidur.