Cerita dongeng dan gambarnya kembali kami posting untuk adik-adik semua. Ada pelajaran berharga yang bisa kalian petik setelah membaca cerita rakyat ini.
Cerita Dongeng dan Gambarnya : Kisah Si Buntung
AIkisah, ada seorang janda yang tinggal bersama anaknya. Anaknya itu bernama Buntung.
Ia dinamakan Buntung, karena ia tak memiliki kaki.
Ibu si Buntung bekerja dengan berkebun. Setiap hari, ia membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.
Sebenarnya, si Buntung merasa kasihan kepada ibunya dan sangat ingin membantu. Tapi, fisiknya yang tidak sempurna membuatnya sulit untuk membantu ibunya.
Suatu hari, ibu si Buntung tengah bekerja di kebun.
Ia tampak kelelahan. Untuk menghilangkan rasa lelah, ibu si Buntung beristirahat sejenak di bawah pohon.
“Andai aku memiliki anak yang sempurna, mungkin aku tak akan selelah ini,” keluh ibu si Buntung.
Olala, ternyata si Buntung mendengar ucapan ibunya. Saat itu, ia hendak mengantarkan air untuk minum ibunya.
Sungguh, perasaan si Buntung sangat sakit.
“Aku harus bisa membantu Ibu,” tekad si Buntung pada suatu malam.
Pagi harinya, ibu si Buntung pergi ke pasar.
Saat itulah, si Buntung pergi ke kebun. Ia membawa cangkul, dan bersusah payah berjalan ke kebun.
Sesampainya di kebun, si Buntung langsung mengerjakan semua pekerjaan ibunya, mulai dari mencangkul hingga menyiram tanaman yang mulai tumbuh.
Rupanya, kegigihan si Buntung membuat seorang peri iba. Peri itu lalu muncul dari pohon besar, tempat ibu si Buntung biasa beristirahat.
“Ini adalah hadiah untuk kegigihanmu, Buntung,” ucap peri itu.
Olala, pekerjaan si Buntung yang sangat banyak bisa selesai dengan cepat. Si Buntung pun bergegas pulang ke rumah.
Tak lama kemudian, ibu si Buntung pulang dari pasar. Ia melihat si Buntung terlelap di kamarnya.
Ia pun langsung berangkat ke kebun. Betapa terkejutnya ibu si Buntung saat tiba di kebun.
Ya! Semua pekerjaannya sudah selesai.
“Siapa yang mengerjakan kebunku?” ucap ibu si Buntung.
“Anakmulah yang mengerjakan semua itu,” terdengar sebuah suara. Tiba-tiba, sang peri muncul dari balik pohon.
“Si Buntung?” tanya ibu si Buntung, merasa tak percaya.
“Benar sekali. Buntunglah yang mengerjakan semua ini. Ia sangat gigih bekerja keras,” jawab sang peri, meyakinkan ibu si Buntung.
Tanpa membuang waktu, ibu si Buntung langsung kembali ke rumah. Si Buntung terlihat masih tertidur di kamarnya. Ibu si Buntung pun memeluk anaknya. Ia sangat bersyukur, karena memiliki anak seperti si Buntung.
Pesan moral dari adalah kawan, yuk tiru sifat si Buntung. Meskipun ia mempunyai kelemahan fisik, tapi ia tak menyerah dan terus berusaha keras membantu orang tuanya. Jadi, usahakan untuk membantu orang tuamu, bagaimanapun kondisimu, ya!