Cerita Dongeng Anak Indonesia Terbaru

Kumpulan cerita dongeng anak Indonesia maupun dongeng anak dunia yang ada di blog ini akan selalu bertambah. Hal ini karena setiap harinya Kakak akan menceritakan cerita rakyat terbaru untuk kalian.

Cerita Dongeng Anak Indonesia : Si Miskin Yang Serakah

Alkisah, di Provinsi Riau pada zaman dahulu kala ada sepasang suami-istri yang sangat miskin. Mereka hidup serba kekurangan. Untuk mendapatkan beras pun kadang-kadang harus berutang pada tetangga.

Cerita Dongeng Anak Indonesia Terbaru

Suatu hari, Pak Miskin bermimpi. Seorang kakek datang menemuinya dan memberinya seutas tali.

“Hei, Miskin! Besok pergilah merakit dan carilah sebuah mata air di Sungai Sepunjung!” kata si kakek yang kemudian menghilang.

Pak Miskin terbangun dengan bingung.

“Wahai, mimpi apa aku tadi? Kenapa kakek tadi menyuruhku pergi merakit?” kata Pak Miskin dalam hati

Hari masih pagi, ketika Pak Miskin akhirnya memutuskan untuk mengikuti pesan si kakek. “Tidak ada salahnya mencoba. Siapa tahu aku mendapat keberuntungan,” pikir Pak Miskin.

Maka, pergilah ia menggunakan perahu satu-satunya. Dia terus mendayung di sepanjang sungai sambil mencari mata air yang dimaksud si kakek dalam mimpinya. Tidak berapa lama, dilihatnya riak air di pinggir sungai, pertanda bahwa di bawah sungai itu terdapat mata air.

“Hmmm, mungkin ini mata air yang dimaksud,” pikir Pak Miskin. Dia menengok ke kanan dan ke kiri mencari si kakek dalam mimpinya.

Ketika dia sudah mulai tidak sabar, tiba-tiba muncullah seutas tali di samping perahunya. Tanpa pikir panjang, ditariknya tali tersebut. Ternyata, di ujung tali itu terikat rantai yang terbuat dari emas. Cepat-cepat ditariknya rantai itu.

“Oh, ini adalah hari keberuntunganku. Dengan emas ini aku akan kaya,” kata Pak Miskin dengan gembira.

Dia menarik rantai itu dengan sekuat tenaga dan mengumpulkan rantai tersebut di atas perahunya. Tiba-tiba, terdengar kicau seekor burung dari atas pohon, “Cepatlah potong tali itu dan kembalilah pulang!”

Namun Pak Miskin mengabaikan kicauan burung itu. Dia terus menarik rantai emas itu hingga perahunya tidak kuat lagi menahan bebannya. Beberapa saat kemudian, perahu itu miring dan kemudian terbalik bersama Pak Miskin.

Pak Miskin berusaha susah payah untuk kembali ke permukaan. Dilihatnya harta karunnya sudah tenggelam lagi ke dalam sungai. Dalam hati dia menyesali ketamakannya. Seandainya dia tidak terlalu serakah, pasti kini hidupnya sudah berubah.

Pesan Moral dari Cerita Dongeng Anak Indonesia : Si Miskin Yang Serakah adalah jangan jadi anak yang bodoh dan serakah. Anak yang serakah, tidak akan mendapatkan apa-apa. Yang akan didapatkan anak yang serakah adalah orang-orang akan menjauhi karena tidak menyukainya.

Cerita Rakyat Indonesia : Nanaue, Hiu Pemakan Manusia

Dahulu kala, anak-anak Hawaii suka berenang di sebuah pantai di Haleakala. Pantai itu bersih dan ombaknya tidak besar, jadi tidak berbahaya bagi anak-anak. Dari desa mereka menuju pantai itu, anak-anak harus melewati sebuah rumah kecil di dekat hutan bakau

Penghuni rumah itu adalah seorang laki-laki aneh yang hidup menyendiri. Namanya Nanaue. Tubuhnya selalu ditutup sebuah jubah panjang. Raut mukanya selalu menyeringai sinis jika ada orang yang lewat.

Suatu hari, Nanaue bertanya kepada sekelompok anak yang hendak berenang di pantai.

“Mau ke mana kalian?” tanya si laki-laki aneh dengan suara yang mengerikan.

“Ka…ka..kami mau berenang,” jawab anak-anak ketakutan.

Laki-laki itu lalu meramalkan bahwa hari itu akan ada anak yang mati terapung di laut dengan kaki yang putus. Walaupun ketakutan, mereka tetap pergi.

Benar saja. Hari itu, seorang anak malang meninggal saat berenang di laut dan kakinya terputus.

 

Begitulah, sejak hari itu Nanaue selalu meramalkan bahwa akan ada anak yang mati setiap mereka berenang di laut. Penduduk desa heran, “Bagaimana Nanaue bisa tahu bahwa ada anak yang akan mati di laut,” pikir mereka.

Semakin mereka memikirkan Nanaue, mereka semakin takut sendiri. Akhirnya, penduduk desa memutuskan untuk mencari tahu misteri tersebut. Mereka mendatangi rumah Nanaue beramai-ramai, tapi Nanaue tidak ada di rumah.

Lalu, penduduk pergi ke pantai dan bertemu seorang nelayan yang sedang membetulkan jalanya. “Kalian sedang mencari siapa? Nanaue ya?” tanya nelayan.

“Ya, kamu tahu di mana dia?” tanya satah seorang penduduk.

Nelayan menunjuk sebuah gua kecil di dekat hutan bakau. Di dalam gua kecil itu ada airnya. Ternyata, gua itu berhubungan langsung dengan laut. Penduduk mendatangi gua itu, tapi mereka tidak menemukan Nanaue.

Mereka menunggu sampai malam sambil bersembunyi. Saat tengah malam, mereka melihat sesuatu bergerak di dalam gua. Setelah mereka perhatikan, ternyata seekor hiu putih yang besar.

Yang lebih mengagetkan lagi, hiu itu kemudian berubah menjadi laki-laki yang mereka kenal se bagai Nanaue. Walaupun telah bertubuh manusia, Nanaue ternyata masih mempunyai sirip di punggungnya. Itulah mengapa ia selalu memakai jubah panjang untuk menyembunyikan siripnya.

Penduduk juga yakin Nanaue yang telah membunuh anak-anak yang berenang di laut. Mereka pun segera menangkap dan menarik Nanaue keluar. Sebagian lain penduduk segera membuat api untuk membakar Nanaue.

Nanaue yang terancam jiwanya mencoba melepaskan diri, tapi penduduk dengan kuat menghalanginya. Akhirnya, Nanaue meregang nyawa di atas api.

Sejak kematian Nanaue, tidak ada lagi anak yang mati saat berenang di laut. Tapi,para nelayan menemukan sejenis rumput laut yang beracun di pinggir pantai. Mereka menyebutnya limu. Kabarnya, limu itu berasal dari abu Nanaue yang tertiup angin ke laut. Hingga kini, jika ada yang memakan limu, ia akan mati oleh racunnya.

Pesan moral dari dongeng rakyat Indonesia adalah behati-hatilah saat kamu melakukan sesuatu. Pikirkan dengan rnasak-masak. Jangan sampai kamu celaka karena tidak berhati-hati.