Sebelum membahas tentang cerita anak fiksi berjudul Putri dan Pangeran Katak, terlebih dahulu kita akan membahas tentang apa yang dimaksud cerita fiksi itu sendiri.
Jadi cerita fiksi merupakan sebuah cerita yang dibuat oleh pengarang dan bukan sebuah cerita yang benar – benar didasarkan pada kisah nyata atau kenyataan. Salah satu cerita fiksi yang terkenal adalah berjudul Putri dan Pangeran Kodok atau Katak.
Cerita ini sejatinya merupakan cerita asal Jerman yang dikarang oleh Grimm Bersaudara. Seperti apa kisahnya?
Cerita Anak Fiksi : Putri dan Pangeran Katak
Di suatu zaman terdapat sebuah kerajaan besar yang megah dan memiliki penduduk berjumlah banyak. Penduduk yang tinggal di sana hidup secara rukun serta damai. Raja dari kerajaan tersebut memiliki putri berjumlah banyak.
Putri bungsu sang raja dikenal memiliki paras yang sangat cantik, jauh lebih cantik daripada kakak – kakaknya. Tak hanya cantik, sang putri juga dikenal sebagai orang yang berani, berwawasan dan suka mengeksplorasi hal – hal baru. Sang putri sangat suka bermain di hutan.
Suatu hari, sang putri bermain di sebuah hutan. Ia memainkan permainan tangkap bola. Bola emas favoritnya ia lempar dan kemudian berusaha ia tangkap kembali. Beberapa kali ia berhasil menangkapnya, namun tiba – tiba Nasib sial menghampiri. Bola emasnya tak dapat ditangkap dan bahkan jatuh ke dalam sungai yang cukup dalam sehingga sang putri tak dapat mengambilnya.
Di kala putri sedang bersedih, sebuah suara yang terdengar cukup dekat pun muncul. Suara itu mengatakan, “Hey, mengapa kau bersedih?”
Sang putri berusaha mencari sumber suara tersebut sembari menjawab kalau alasannya bersedih adalah karena bola emasnya jatuh ke dalam sungai dan ia tak dapat mengambilnya.
Suara itu pun mengatakan bahwa ia akan membantu sang putri mengambil bola emasnya. Namun ada syaratnya. Sang putri pun bertanya, “Apa syaratnya?”
Suara itu pun menjelaskan bahwa syaratnya adalah sang putri harus mau makan bersama dengannya, minum di gelas yang sama dengannya dan tidur di ranjang sang putri bersama. Tanpa berpikir panjang, putri mengiyakan syarat tersebut.
Suara itu pun mengambil bola emas sang putri dan setelah bola tersebut diambil, barulah di sana sang putri tahu bahwa suara yang memberinya syarat tadi adalah seekor katak. Sang putri sangat terkejut, namun karena hari sudah malam dan takut pengawal istana beserta sang ayah mencarinya ia pamit pulang.
Keesokan harinya di pagi hari, katak tersebut datang ke istana untuk menagih janji yang telah dibuat sang putri dengannya. Sang katak memanggil putri dari luar jendela dan berharap sang putri akan membukakan pintu untuknya.
Putri sangat gugup dengan hadirnya suara itu. Namun sang ayah yang juga mendengar suara yang sama menasehati Putri agar membukakan pintu.
Putri pun menurut perkataan ayahnya dan membukakan pintu. Namun ia menutupnya kembali. Sang ayah yang merasa putrinya itu aneh tentu saja bertanya, “Siapa yang ada di luar? Kenapa kau tutup kembali pintunya dan tak kau persilahkan masuk?”
Sang putri pun menjawab dan akhirnya menjelaskan tentang apa yang ia alami, janjinya kepada seseorang yang ternyata seekor katak dan semua yang sudah terjadi. Mendengar cerita sang Putri, ayahnya menasehati agar sang Putri yang terlanjur berjanji berusaha menepati janjinya dulu.
Putri pun membuka kembali pintu dan mempersilahkan katak itu masuk. Putri juga mengatakan bahwa ia akan menepati janjinya. Putri pun mulai makan bersama katak, minum di gelas yang sama dan pergi ke kamar.
Ketika si katak naik di atas ranjang dan meminta persyaratan ketiga diselesaikan, sang Putri melempar katak tersebut dan katak itu terpental ke dinding. Seketika katak yang terpental itu pun berubah menjadi pangeran tampan.
“Apa yang terjadi?” kata sang Putri.
Katak yang merupakan jelmaan seorang pangeran itu pun menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Sang pangeran pun jatuh cinta dengan sang Putri dan sang Putri pun demikian. Akhirnya keduanya menikah dan hidup berbahagia.
Pesan moral cerita anak fiksi : Sang Putri dan Pangeran Katak
Janji apapun yang sudah dibuat, bagaimana pun harus berusaha ditepati. Jangan membuat janji jika tak dapat menepatinya. Apalagi janji yang mendatangkan konsekuensi buruk pada orang yang membuat janji sebaiknya tidak pernah dibuat dan mulailah untuk berjanji yang baik – baik.
Ingin membaca cerita anak lainnya? Baca : 7+ Cerita Anak Terbaik Dunia Untuk Mendidik Anak
Itulah sedikit informasi yang kami dapat jelaskan kali ini terkait cerita anak fiksi berjudul Sang Putri dan Pangeran Katak. Semoga informasi yang kami bagikan di atas dapat menjadi informasi yang membawa manfaat dan menginspirasi.