Buku cerita rakyat dunia yang Kakak miliki berisi banyak sekali dongeng anak terbaik dunia. Tiga diantaranya akan Kakak posting pagi hari ini, sedangkan sebagian lainnya sudah kakak posting pada artikel sebelumnya yaitu Buku Cerita Anak : Tiga Dongeng Dunia Terbaik dan Buku Dongeng Anak : Tiga Cerita Rakyat Dunia Terbaik. Kedepannya kakak akan sering memposting dongeng dongeng terbaik dunia untuk menambah wawasan dan imajinasi adik-adik semua.
Buku Cerita Rakyat Afganistan : Uang Perak Dalam Perapian
Di sebuah desa di Afghanistan, hiduplah seorang petani miskin. Setiap hari ia berdoa, “Semoga dewa memberiku uang perak lewat perapian.”
Suatu kali, ketika sedang bekerja di ladang, celananya robek terkena tanaman berduri. Khawatir tanaman berduri itu akan melukai anaknya atau orang lain, petani pun mencabut dan membuang tanaman berduri itu. Tiba-tiba, ia melihat sesuatu yang berkilauan di tanah bekas tanaman itu. Petani menggali lebih dalam dan menemukan sebuah kendi.
Kendi itu ternyata berisi uang perak. Awalnya, petani sangat senang. Tapi, ia pun berpikir, “Aku berdoa agar diberi uang perak lewat perapianku. Tapi, aku justru menemukan uang perak di ladang. Ini pasti bukan untukku”
Petani kemudian mengembalikan kendi itu ke dalam tanah yang digalinya. Saat pulang, petani menceritakan kejadian itu pada istrinya. Istrinya marah sekali atas kebodohan suaminya. Lalu, ia pergi ke rumah tetangganya dan menceritakan kejadian yang dialami suaminya.
“Kau ambillah uang perak itu. Tapi ingat, uangnya kita bagi dua,” kata istri petani.
Tetangga petani sangat senang dan ia pun pergi ke ladang. la benar-benar menemukan kendi itu Tapi, saat tutup kendi dibuka, isinya bukan uang perak tapi ular berbisa. Tetangga petani menjadi marah. “Istri petani sengaja mau mencelakaiku dengan ular ini,” pikirnya.
la berniat membalasnya. la membawa pulang kendi berisi ular itu. Malam harinya, ia melemparkan kendi itu ke cerobong perapian rumah petani.
Esoknya, petani kaget menemukan kendi di perapian. la membuka kendi itu dan isinya adalah uang perak yang banyak. “Kalau ini memang memang rezekiku, pasti akan datang. Tidak perlu dipaksakan,” kata petani pada istrinya.
Pesan Moral dari Buku Cerita Rakyat Afganistan : Uang Perak Dalam Perapian adalah jangan serakah dan jangan ambil barang yang bukan milikmu. Berdoa dan pasrahlah kepada Tuhan. Orang yang baik akan dilindungi oleh Tuhan
Buku Dongeng Anak Argentina : Maldonado Dan Induk Puma
Di sebuah desa di Argentina, ada seorang gadis bernama Maldonado. la hidup seorang diri di sebuah gubuk.
Suatu hari, desa Maldonado dikepung oleh beberapa suku Indian. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk atau keluar desa itu. Lambat laun penduduk desa mulai mati kelaparan.
Suatu malam, Maldonado berhasil keluar dari desa. la lari ke dalam hutan. Saat berjalan seorang diri, ia mendengar suara binatang kesakitan. Suara itu berasal dari sebuah gua. Ternyata itu adalah rintihan seekor induk puma (sejenis harimau kumbang) yang baru saja melahirkan.
Maldonado membantu induk puma yang masih kelelahan. la membersihkan bayi puma. Sejak itu, Maldonado tinggal di gua itu bersama induk puma dan bayinya. la mengasuh bayi puma sementara induk puma berburu.
Suatu hari, saat Maldonado mencari kayu bakar, ia bertemu dengan penduduk desa yang segera membawanya kembali ke desa.
Pemimpin desa marah besar pada Maldonado yang lari tanpa sepengetahuan dirinya. la menghukum Maldonado sebagai pelajaran bagi yang lainnya agar tidak membantahnya.
Maldonado diikat di sebuah pohon di pinggir hutan dan tidak diberi makan. Esoknya, saat penduduk melihat keadaan Maldonado, mereka terkejut melihat Maldonado masih sehat dan bugar walau semalaman terikat.
Di sampingnya, duduk induk puma yang menjaga dan menyediakan makanan untuk Maldonado. Akhirnya, pemimpin desa memaafkan Maldonado.
Pesan moral dari Buku Dongeng Anak Argentina : Maldonado Dan Induk Puma adalah sayangilah binatang ciptaan Tuhan, bahkan binatang buas sekali pun. Kemudian, anak yang baik adalah anak yang tahu cara membalas budi.
Buku Cerita Dongeng Armenia : Ikan Yang Membalas Budi
Dahulu kala, ada seorang lelaki miskin bernama Tigran. la bekerja kepada seorang nelayan dengan upah dua ekor ikan sehari.
Suatu hari, ia menangkap seekor ikan kecil yang cantik. Saat Tigran memegang ikan itu di tangannya, tiba-tiba ikan itu bicara.
“Aku mohon, kasihanilah aku. Lemparkan aku kembali ke air,” mohon si ikan.
Tigran terdiam dan heran menyaksikan ikan yang dapat berbicara. la pun merasa kasihan kepada ikan itu. “Pulanglah kepada orangtuamu, ikan cantik,” kata Tigran melepas si ikan.
Nelayan marah melihat Tigran melepas ikan kecil itu. “Kau bodoh sekali. Kau kubayar untuk menangkap ikan, bukan untuk melepaskan ikan. Kau kupecat!” bentak sang nelayan.
Tigran pun pulang dengan sedih. Di perjalanan, muncul sesosok monster yang menunggangi sapi. “Mengapa kau muram?” tanya sang monster. Tigran pun menceritakan apa yang terjadi.
“Jangan gundah. Aku akan menolongmu. Tapi, ada syaratnya,” kata sang monster.
“Pertolongan seperti apa? Apa syaratnya?” tanyaa Tigran.
“Kau boleh meminjam sapiku selama tiga tahun. Tapi, setelah tiga tahun, aku akan datang dan memberikan pertanyaan padamu. Jika tidak bisa menjawab, engkau jadi budakku selamanya,” kata sang monster yang sebenarnya ingin menjebak Tigran.
Tigran tidak punya pilihan lain. Daripada anak istrinya tidak makan, ia pun menyetujui tawaran sang monster.
Sejak itu, Tigran menjual susu sapi milik monster. Tiga tahun berlalu dengan cepat. Tidak lama lagi, sang monster akan datang dan memberikan pertanyaan.
Tigran merenungi nasibnya. la takut tidak bisa menjawab pertanyaan sang Monster. Saat itu, seorang anak muda datang dan minta menginap di rumahnya. Tigran mempersilakannya menginap.
Malam harinya, monster datang. “Ini aku, Tigran. Kau siap menjawab pertanyaanku?” kata monster.
Tigran gemetar ketakutan. Meski demikian, ia tetap akan keluar menemui sang monster. la sudah pasrah menerima nasib apa pun yang akan terjadi padanya.
Tapi tiba-tiba, “Jangan keluar!” kata anak muda yang menginap.
“Biar aku yang menghadapinya,” katanya lagi.
“Aku siap menjawab. Kau katakan saja pertanyaanmu dari luar,” kata tamu (anak muda) itu dari dalam rumah dengan meniru suara Tigran.
“Baiklah, aku tanya dari luar. Dari mana asalmu?” tanya si monster.
“Aku dari seberang laut,” jawab anak muda itu sambil terus meniru suara Tigran.
Bagaimana caramu ke sini?” tanya si monster. “Menaiki kutu yang pincang,”jawab si tamu. “Berarti lautnya sangat kecil?” tanya si monster.
“Tidak sama sekali. Bahkan, seekor elang tidak bisa menyeberanginya,” jawab si tamu.
“Berarti, elangnya belum berpengalaman?” tanya si monster.
“Tidak sama sekali. Bahkan, bayangan sayapnya bisa menutupi seluruh kota,” jawab si tamu.
Monster kehabisan pertanyaan. la bingung mendengar jawaban-jawaban itu. la pun pergi dan menghilang ke kegelapan. Tigran gembira bukan kepalang.
“Baiklah, kini waktunya aku pulang,” kata anak muda itu. la pun Iangsung menghilang.
Tigran kebingungan. la tidak tahu bahwa anak muda yang menolongnya itu adalah penjelmaan dari ikan yang pernah diselamatkannya.
Pesan Moral dari Buku Cerita Dongeng Armenia : Ikan Yang Membalas Budi adalah buatlah kebaikan kepada semua makhluk. Yakinlah kalau kebaikanmu tidak akan pernah dilupakan. Jika kamu menolong seseorang suatu saat kamu akan mendapatkan pertolongan saat kesusahan.
Baca kumpulan cerita rakyat terbaik lainnya pada artikel berikut ini Cerita Rakyat Indonesia Dongeng Keong Mas dan Kumpulan Cerita Rakyat Betawi : Si Pitung