5 Cerita Rakyat dari Jawa Timur yang Paling Terkenal

Apakah anda termasuk yang sering membacakan dongeng sebelum tidur untuk si kecil? Selain membacakan dongeng atau fabel, cerita rakyat juga bisa menjadi pilihan untuk diceritakan. Cerita rakyat masing masing daerah selalu diceritakan turun temurun. Dan berikut beberapa cerita rakyat dari Jawa Timur yang bisa menjadi alternatif.

Cerita Dari Jatim Yang Paling Kondang dan Menarik

1. Kisah Cindelaras dan Ayam Saktinya

Kisah dari Jawa Timur yang cukup terkenal yakni Kisah Cindelaras. Tokoh utamanya bernama Cindelaras dan ia tinggal di hutan dengan ibunya. Ibunya sebenarnya merupakan seorang permaisuri yang difitnah oleh selir yang iri. Sang ibu difitnah telah meracuni tabit dan juga Selir di Kerajaan Jenggala. Pada saat itu sang raja tidak tahu jika permaisurinya sedang hamil.

Sampai akhirnya melahirkan seorang anak laki laki yang dikenal dengan nama Cindelaras. Mereka tinggal bersama seekor yang sangat pintar. Ayam nya juga tumbuh dengan kuat serta kekar sekilas mirip dengan Rajawali. Tumbuh semakin dewasa, Cindelaras berniat untuk menemui ayahnya. Ia juga berniat untuk adu ayam dengan sang ayah setelah sang ibu bercerita.

Singkat cerita Cindelaras berhasil bertemu dengan ayahnya dan adu ayam. Kemudian ia menang dan menceritakan siapa dirinya sesungguhnya. Tentu saja sang raja ragu, namun Cindelaras menceritakan semuanya dengan benar. sampai akhirnya sang Raja mengusir selirnya kemudian membawa pulang Cindelaras bersama sang permaisuri ke istana.

2. Asal Usul Nama Surabaya

Cerita rakyat dari Jawa Timur yang tidak kalah terkenal berikutnya yakni kisah asal usul kota Surabaya. Konon katanya, nama Surabaya berasal dari kata Sura atau ikan hiu sementara Baya yang berarti Buaya. Semua bermula saat Ikan Hiu Sura dan Buaya Baya yang berada di lautan kerap kali bertengkar. Pemicu utama pertengkaran mereka karena berebut mangsa.

Keduanya memang sama sama kuat, cerdas, ganas juga sama sama rakus. Keduanya terus saja bertengkar tanpa pernah ada yang menang ataupun kalah. Hingga akhirnya Sura dan Baya membuat kesepakatan. Sura yang mengusulkan tentu lebih dahulu memiliki taktik yang menguntungkan dirinya. Dimana ia mengatakan untuk membagi dua wilayah kekuasaan.

Untuk area laut dikuasai oleh Sura, sementara Baya berada di darat. Keduanya harus mencari mangsa di daerah kekuasaannya saja. Setelah mereka sepakat, kini tidak ada laki pertengkaran. Sampai akhirnya Sura dengan diam diam menuju daerah Sungai untuk mencari mangsa. Baya yang mengetahuinya tentu marah besar karena sungai daerah kekuasaannya.

Dalam cerita rakyat dari Jawa Timur ini, dua hewan ganas ini terus berdebat tidak mau kalah. Sampai akhirnya saling menyerang, menggigit dan memukul masing masing . membuat area sungai pada saat itu berubah menjadi merah. Dalam pertarungan yang dahsyat tersebut, Sura tergigit ekornya sampai hampir putus, sementara Baya pangkal ekor sebelah kanan terluka.

Membuat Baya ekornya terus membengkok ke arah kiri. Sura sendiri langsung kembali ke lautan ketika terluka parah. Dalam hal ini Baya cukup puas karena bisa mempertahankan daerah kekuasaannya. Dari sinilah kemudian muncul nama Surabaya dengan ikon ikan Hiu Sura juga buaya Baya.

3. Asal Usul Banyuwangi

Nama Banyuwangi berasal dari dua kata yakni Banyu yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti air sementara Wangi artinya harum. Bisa diartikan jika Banyuwangi merupakan air yang wangi. Semuanya tidak lepas dari cerita rakyat dari Jawa Timur tentang awal mula terbentuknya nama Banyuwangi. Bermula dari kerajaan besar yang namanya Blambangan di paling ujung timur Jawa.

Kerajaan Blambangan diperintah oleh raja yang berbama Raja Silahadikrama yang wataknya rakus dan tamak akan harta maupun perempuan. Ketika melihat perempuan cantik pasti akan diambilnya tanpa peduli status. Dan sang Raja Patih yang bernama Patih Sidapeksa memiliki istri Sri Tanjung yang cantik jelita. 

Raja berencana menyingkirkan sang patih agar bisa memiliki istrinya yang cantik itu. Sampai akhirnya ia merencanakan tipuan kepada patih untuk mencari tumbal di Alas Purwo. Sang Patih pergi untuk mematuhi perintah sang Raja, meskipun sang Istri tidak mengijinkan. Dalam kesempatan inilah sang Raja menggoda Sri Tanjung dengan banyak cara.

Karena tidak berhasil Sang Raja membuat fitnah jika Sri Tanjung sudah berselingkung. Hal ini membuat Patih Sidapaksa marah meminta sang istri membuktikan. Sri Tanjung berkata jika ia bersalah telaga akan berbau busuk , jika tidak akan sebaliknya. Sri Tanjung kemudian menceburkan diri dan aroma yang muncul justru harum. Membuat Sang Patih menyesal karena tidak percaya.

4. Asal Usul Reog Ponorogo

Bukan hanya tentang tempat saja, cerita rakyat dari Jawa Timur juga bisa berupa tradisi atau budaya yang berkembang hingga saat ini. Salah satunya adalah Kesenian Reog Ponorogo yang ternyata menyimpan kisah menarik di baliknya. Cerita ini berkaitan dengan Dewi Sanggalangit yang begitu cantik dan putri dari Kerajaan Kediri.

Sang putri membuat sayembara untuk menikahinya tetapi syaratnya harus melakukan pertunjukkan tarian dengan barisan kuda kembar, musik gamelan dan binatang berkepala dua. Sampai akhirnya Singabarong juga Kelana Swandana mengatakan jika bersedia memenuhi syarat. Pada saat itu Kelana tahu jika Singabarong sudah menyiapkan semuanya.

Yang belum hanya Binatang berkepala dua yang membuat Kelana Swandana khawatir. Karena kesaktiannya Kelana membuat Sianggabarong menjadi harimua juga burung merah di bagian kepalanya. Dan hal tersebut memenuhi syarat, menjadikan Dewi Sanggalangit akhirnya menikahi Kelana Swandana.

Dari masing masing cerita yang disuguhkan selalu saja ada pesan yang bisa diambil. Maka dari itu cerita rakyat sebaiknya disampaikan pada anak dengan pendampingan. Sehingga bisa memberikan pelajaran sekaligus mana sikap yang harus diambil dan dibuang. Mengingat anak anak adalah peniru yang paling ulung. 

5 Cerita Rakyat dari Jawa Timur yang Paling Terkenal

Apakah anda termasuk yang sering membacakan dongeng sebelum tidur untuk si kecil? Selain membacakan dongeng atau fabel, cerita rakyat juga bisa menjadi pilihan untuk diceritakan. Cerita rakyat masing masing daerah selalu diceritakan turun temurun. Dan berikut beberapa cerita rakyat dari Jawa Timur yang bisa menjadi alternatif.

Cerita Dari Jatim Yang Paling Kondang dan Menarik

1. Kisah Cindelaras dan Ayam Saktinya

Kisah dari Jawa Timur yang cukup terkenal yakni Kisah Cindelaras. Tokoh utamanya bernama Cindelaras dan ia tinggal di hutan dengan ibunya. Ibunya sebenarnya merupakan seorang permaisuri yang difitnah oleh selir yang iri. Sang ibu difitnah telah meracuni tabit dan juga Selir di Kerajaan Jenggala. Pada saat itu sang raja tidak tahu jika permaisurinya sedang hamil.

Sampai akhirnya melahirkan seorang anak laki laki yang dikenal dengan nama Cindelaras. Mereka tinggal bersama seekor yang sangat pintar. Ayam nya juga tumbuh dengan kuat serta kekar sekilas mirip dengan Rajawali. Tumbuh semakin dewasa, Cindelaras berniat untuk menemui ayahnya. Ia juga berniat untuk adu ayam dengan sang ayah setelah sang ibu bercerita.

Singkat cerita Cindelaras berhasil bertemu dengan ayahnya dan adu ayam. Kemudian ia menang dan menceritakan siapa dirinya sesungguhnya. Tentu saja sang raja ragu, namun Cindelaras menceritakan semuanya dengan benar. sampai akhirnya sang Raja mengusir selirnya kemudian membawa pulang Cindelaras bersama sang permaisuri ke istana.

2. Asal Usul Nama Surabaya

Cerita rakyat dari Jawa Timur yang tidak kalah terkenal berikutnya yakni kisah asal usul kota Surabaya. Konon katanya, nama Surabaya berasal dari kata Sura atau ikan hiu sementara Baya yang berarti Buaya. Semua bermula saat Ikan Hiu Sura dan Buaya Baya yang berada di lautan kerap kali bertengkar. Pemicu utama pertengkaran mereka karena berebut mangsa.

Keduanya memang sama sama kuat, cerdas, ganas juga sama sama rakus. Keduanya terus saja bertengkar tanpa pernah ada yang menang ataupun kalah. Hingga akhirnya Sura dan Baya membuat kesepakatan. Sura yang mengusulkan tentu lebih dahulu memiliki taktik yang menguntungkan dirinya. Dimana ia mengatakan untuk membagi dua wilayah kekuasaan.

Untuk area laut dikuasai oleh Sura, sementara Baya berada di darat. Keduanya harus mencari mangsa di daerah kekuasaannya saja. Setelah mereka sepakat, kini tidak ada laki pertengkaran. Sampai akhirnya Sura dengan diam diam menuju daerah Sungai untuk mencari mangsa. Baya yang mengetahuinya tentu marah besar karena sungai daerah kekuasaannya.

Dalam cerita rakyat dari Jawa Timur ini, dua hewan ganas ini terus berdebat tidak mau kalah. Sampai akhirnya saling menyerang, menggigit dan memukul masing masing . membuat area sungai pada saat itu berubah menjadi merah. Dalam pertarungan yang dahsyat tersebut, Sura tergigit ekornya sampai hampir putus, sementara Baya pangkal ekor sebelah kanan terluka.

Membuat Baya ekornya terus membengkok ke arah kiri. Sura sendiri langsung kembali ke lautan ketika terluka parah. Dalam hal ini Baya cukup puas karena bisa mempertahankan daerah kekuasaannya. Dari sinilah kemudian muncul nama Surabaya dengan ikon ikan Hiu Sura juga buaya Baya.

3. Asal Usul Banyuwangi

Nama Banyuwangi berasal dari dua kata yakni Banyu yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti air sementara Wangi artinya harum. Bisa diartikan jika Banyuwangi merupakan air yang wangi. Semuanya tidak lepas dari cerita rakyat dari Jawa Timur tentang awal mula terbentuknya nama Banyuwangi. Bermula dari kerajaan besar yang namanya Blambangan di paling ujung timur Jawa.

Kerajaan Blambangan diperintah oleh raja yang berbama Raja Silahadikrama yang wataknya rakus dan tamak akan harta maupun perempuan. Ketika melihat perempuan cantik pasti akan diambilnya tanpa peduli status. Dan sang Raja Patih yang bernama Patih Sidapeksa memiliki istri Sri Tanjung yang cantik jelita. 

Raja berencana menyingkirkan sang patih agar bisa memiliki istrinya yang cantik itu. Sampai akhirnya ia merencanakan tipuan kepada patih untuk mencari tumbal di Alas Purwo. Sang Patih pergi untuk mematuhi perintah sang Raja, meskipun sang Istri tidak mengijinkan. Dalam kesempatan inilah sang Raja menggoda Sri Tanjung dengan banyak cara.

Karena tidak berhasil Sang Raja membuat fitnah jika Sri Tanjung sudah berselingkung. Hal ini membuat Patih Sidapaksa marah meminta sang istri membuktikan. Sri Tanjung berkata jika ia bersalah telaga akan berbau busuk , jika tidak akan sebaliknya. Sri Tanjung kemudian menceburkan diri dan aroma yang muncul justru harum. Membuat Sang Patih menyesal karena tidak percaya.

4. Asal Usul Reog Ponorogo

Bukan hanya tentang tempat saja, cerita rakyat dari Jawa Timur juga bisa berupa tradisi atau budaya yang berkembang hingga saat ini. Salah satunya adalah Kesenian Reog Ponorogo yang ternyata menyimpan kisah menarik di baliknya. Cerita ini berkaitan dengan Dewi Sanggalangit yang begitu cantik dan putri dari Kerajaan Kediri.

Sang putri membuat sayembara untuk menikahinya tetapi syaratnya harus melakukan pertunjukkan tarian dengan barisan kuda kembar, musik gamelan dan binatang berkepala dua. Sampai akhirnya Singabarong juga Kelana Swandana mengatakan jika bersedia memenuhi syarat. Pada saat itu Kelana tahu jika Singabarong sudah menyiapkan semuanya.

Yang belum hanya Binatang berkepala dua yang membuat Kelana Swandana khawatir. Karena kesaktiannya Kelana membuat Sianggabarong menjadi harimua juga burung merah di bagian kepalanya. Dan hal tersebut memenuhi syarat, menjadikan Dewi Sanggalangit akhirnya menikahi Kelana Swandana.

Dari masing masing cerita yang disuguhkan selalu saja ada pesan yang bisa diambil. Maka dari itu cerita rakyat sebaiknya disampaikan pada anak dengan pendampingan. Sehingga bisa memberikan pelajaran sekaligus mana sikap yang harus diambil dan dibuang. Mengingat anak anak adalah peniru yang paling ulung.