Saat ini Kakak akan berbagi tiga cerita dongeng hewan dengan amanat moral yang terkandung didalamnya. Cerita hewan fabel kali ini berkisah tentang burung Gelatik, monyet dan kelinci. Ayo tebak dari ketiga hewan itu mana yang harus kita tiru? Untuk mendapatkan jawabannya, adik-adik harus membaca tiga cerita dongeng hewan ini hingga selesai.
Cerita Dongeng Hewan : Kisah Burung Gelatik
Pagi hari Seekor burung gelatik jantan bangun dari tidurnya yang cukup nyenyak meskipun dia tidak tidur di sebuah sarang yang dibuat dari rerumputan kering, kini musim panas sudah hampir tiba dan saat itulah waktu yang paling berharga untuk seekor burung gelatik muda dimana dia akan mencari pasangannya dengan menampilkan sarang terbaik yang telah dia buat. Burung gelatik jantan ini pergi kesana kemari mencari rerumputan terbaik untuk dia jadikan sarang, burung gelatik jantan ini mencari jenis rumput kering yang paling lembut diantara semua jenis rumput dan rumput ini sangat jarang sekali ditemukan.
Namun karena cita-cita nya untuk mendapatkan pasangan sang burung gelatik jantan ini nekat mencari rumuput itu meskipun dia harus terbang cukup jauh dari tempat dia bersarang dan menemukan pasangan.
Setiap hari burung gelatik ini pergi ke sebuah lembah yang cukup jauh dari sarangnya untuk mendapatkan rumput terbaik itu namun setiap hari sang burung mendatangi lembah itu saat itu pula nyawanya terancam, kala itu ketika dia terbang menyusuri sungai tiba-tiba seekor burung elang dari atas langit menukik dengan tajam terjun dan cepat berupaya menangkap sang burung gelatik ini, namun sang burung sangat sigap dengan gerakan nya dia menghindar dengan sempurna layaknya penerbang yang unggul dan berhasil, mengelabui sang elang. Sang burung gelatik jantan hanya mampu membawa sedikit rerumputan dari sana dan meskipun berbahaya dia tetap melanjutkan apa yang menjadi cita-citanya.
Hari selanjutnya setelah dirinya hampir saja menjadi mangsa seekor elang, kini ketika dia bertengger di atas dahan untuk sedikit beristirahat. Seekor ular pohon berpura-pura menjadi daun memperhatikannya, sang gelatik tidak tahu ada ancaman dari seekor ular pohon. Menjadi sebuah keuntungan seekor ular pohon untuk berbaur dengan tempat sekitarnya dan mengelabui mangsanya. Namun karena sang burung tahu dengan bahaya setiap saat mengancam dirinya dia pun tersadar dan memperhatikan sekelilingnya dan kini dia melihat seekor ular pohon telah siap untuk menyergap dirinya, untungya sang burung langsung berpindah tempat ke dahan yang lain kini dia lolos lagi dari bahaya.
Setiap hari dia pergi kelembah dan pulang membawa rumput terbaik untuk dijadikan sarang kini sarang nya telah selesai dia buat, sarang nya itu terlihat sangat indah dan menawan, sarang itu dibuat sebaik mungkin dengan bahan-bahan terbaik sehingga ketika para burung gelatik betina datang ke tempat itu sang gelatik jantan bernyanyi dengan merdu agar sang betina tertarik, hingga akhirnya seekor gelatik betina menghampirinya, betina itu adalah betina terbaik dari betina lainnya sang betina melihat serang yang dibuat dari rerumputan kering terbaik dan sang betina sangat menyukai sarang yang telah dia buat.
Lalu sang betina memutuskan untuk tinggal dan bertelur di sarang itu dan sang jantan kini berhasil menggapai cita-citanya meskipun dia harus bekerja keras dalam mendapatkannya.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Hewan : Kisah Burung Gelatik adalah untuk mencapai cita-cita dan keinginan kita harus berusaha dengan maksimal dan mengerahkan segenap kemampuan untuk meraihnya. Siapapun yang bekerja keras niscaya suatu saat dia akan berhasil menggapai cita-citanya.
Cerita Dongeng Hewan : Kelinci dan Pohon Anggur
Seekor kelinci sedang melompat-lompat kesana kemari sambil mencari makanan ketika itu dia melihat sebuah pohon anggur yang merambat pada sebuah pohon yang telah mati di pinggir sebuah sungai, dari kejauhan terlihat pohon anggur itu berbuah sangat lebat dan sang kelinci penasaran dengan pohon anggur itu lalu sang kelinci menghampirinya.
Namun untuk mencapai pohon anggur itu dia harus melewati sebuah sungai meskipun takut terhadap air sang kelinci memberanikan dirinya. Ketika sang kelinci akan menyebrang betapa beruntungnya dia, sang kelinci melihat sebuah pohon kecil tumbang melewati sungai itu lalu dia menggunakan itu sebagai sebuah jembatan.
Ketika dia sampai tepat di pohon anggur itu dia melihat betapa tingginya anggur-anggur bergelantungan di atas dahan-dahan pohon mati itu, buah anggur terlihat matang dan aromanya sampai tercium oleh hidung sang kelinci, sang kelinci melihat buah anggur yang ranum itu sambil meneteskan air liur berkata “wah betapa enaknya buah anggur yang matang dan ranum itu, lidahku pasti sangat menyukai rasa buah anggur itu dan sepertinya aku mampu melompat dan menyundul buah itu.”. Sang kelinci sangat ingin mencicipi buah yang terlihat segar itu namun jarak nya cukup tinggi. Pertama sang kelinci mengambil ancang-ancang untuk melompat dan menyundul buah anggur itu namun lompatannya tidak cukup tinggi untuk menyundul buah anggur itu dan hal itu beberapa kali dia lakukan.
Kali ini sang kelinci mengambil ancang-ancang untuk melompat dari kejauhan, lalu dia mulai melompat lompat hingga ketika dia melompat ke buah anggur itu hampir saja kepalanya mengenai buah anggur. Tapi tetap saja usahanya sia-sia lompatannya tidak terlalu tinggi, sang kelinci tidak menyerah begitu saja dia terus melakukan lompatan untuk menyundul buah anggur itu dengan penuh harapan buah anggur itu jatuh karena sundulannya.
Setelah beberapa kali dia melakukan lompatan dan tidak mengenai buah anggur kini dia menyerah dan meninggalkan buah anggur itu sambil berkata “apa enaknya buah anggur itu, aku hanya membuang waktuku dan tenagaku hanya untuk mengambil buah yang rasanya tidak enak dan bau itu.” kini sang kelinci kembali ke tempatnya dengan penuh kesal dan marah karena usahanya sia-sia.
Ketika sang kelinci melompat pulang ke tempat asalnya seekor burung gagak yang sejak awal bertengger di sebuah pohon tidak jauh dari tempat sang kelinci melompat-lompat berusaha menggapai buah anggur itu. Sang gagak melihat apa yang dilakukan sang kelinci tertawa dan menganggap sang kelinci sangat berlebihan, sang gagak berkata “awalnya kau sangat ingin mencicipi buah anggur itu namun karena usahamu yang sia-sia kini kau memaki buah anggur itu dengan berbagai macam alasan, kau sangat lucu tuan kelinci. Kau membanggakan sesuatu lalu kau hina.” sang kelinci tidak menghiraukan celoteh burung gagak itu.
Pesan moral dari cerita Cerita Dongeng Hewan : Kelinci dan Pohon Anggur adalah Jangan salahkan orang lain karena kekurangan atau ketidakmampuan kita.
Cerita Dongeng Hewan : Monyet yang Membual
Suatu hari seekor monyet pergi mencari makanan ke dekat danau untuk mencapai danau sang monyet harus rela turun dari pohon dan berjalan. Sang monyet mencari makanan di dekat danau, dia mencari buah-buahan dan daun-daunan namun dia melihat sesuatu dari kejauhan seperti sebuah perangkap sang monyet mendekati benda itu dan memang benar benda itu adalah sebuah perangkap, sang monyet mengelilingi perangkap itu berulang-ulang namun sang monyet ingin sekali bermain-main dengan perangkap itu.
Pertama dia memegang ujung-ujung perangkap besi itu, namun ketika dia memegang perangkap itu tidak terjadi apa-apa kini dengan cerobohnya sang monyet mencoba meletakan ekornya di tengah-tengah perangkap, ternyata ekor sang monyet diletakan tepat di atas pemicu perangkap itu dan akhirnya ekornya terputus karena kecerobohannya.
Sang monyet merasa sangat malu karena kini dia tidak memiliki ekor, dan apabila teman-temannya melihat dirinya tidak memiliki ekor mereka akan mengejeknya. Untuk itu dia kini menyendiri untuk sementara sambil memikirkan bagaimana caranya agar dia tidak ditertawai oleh teman-temannya dan tidak dijahui oleh teman-temannya.
Setelah beberapa minggu dia menyendiri kini sang monyet kembali ke tempat asalnya lalu sang monyet bertemu teman-temannya di atas pohon, mereka berkumpul bersama sambil bermain dan mereka terlihat sangat senang. Lalu sang monyet dengan percaya diri berpidato dihadapan teman-temannya. “para monyet.” monyet itu berkata dengan suara yang lantang, para monyet kaget dan heran lalu mereka berkumpul “dengarkanlah sejenak pidatoku yang sangat penting ini, karena aku akan menjelaskan bagaimana bahayanya seekor monyet memiliki sebuah ekor.” kata sang monyet yang tidak memiliki ekor tersebut.
Dalam isi pidatonya itu sang monyet menceritakan seekor monyet kecil yang dibawa terbang oleh burung elang hanya karena ekornya yang panjang, ketika monyet kecil itu melompat dari dahan kedahan monyet kecil itu tidak mampu melompat dengan cepat karena ekor nya cukup berat. Lalu seekor monyet berlari di kejar serigala, serigala itu menangkap monyet karena lambatnya seekor monyet ketika berlari dikarenakan ekornya yang panjang dan berat. Dengan pidatonya yang begitu meyakinkan sang monyet tanpa ekor itu menyarankan untuk memotong ekor agar terhindar dari bahaya.
Setelah selesai berpidato salah satu monyet tua maju kehadapan seluruh monyet yang mendengarkan pidato itu dan berkata “pidatomu sangat bagus nak, semua yang mendengarkan hampir saja percaya dengan bualanmu itu. Sebenarnya tidak ada masalah dengan ekor kami, justru ekor inilah yang membuat kami menyeimbangkan diri di atas pohon, ketika meloncat dan hal lainnya, kini coba kau balikan badanmu kami akan mendapatkan jawaban dari cerita di pidatomu itu!” ketika sang monyet membalikan tubuhnya terdengar suara tawa terbahak-bahak dari para monyet dan kini sang monyet tanpa ekor itu sadar bualannya tentang memutuskan ekor menjadi sia-sia.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Hewan : Monyet yang Membual adalah berbohong untuk menyembunyikan kekurangan justru akan membuat orang menganggap rendah saat kebenaran terungkap. Jujur lah saat berkata karena itu akan menenangkan hati.
Suka dengan cerita hewan (fabel)? baca artikel kami yang lain cerita pendek hewan dan cerita rakyat fabel