Naskah Drama Cerita Rakyat : Aji Saka

Posting kali ini awalnya akan Kakak buat menjadi naskah drama cerita rakyat nusantara yang berjudul Aji Saka. Namun karena Kakak pulang agak larut, Kakak baru bisa mempostingnya menjadi cerita rakyat dongeng Aji Saka. Nanti jika kakak ada waktu, kakak akan membuat beberapa contoh naskah drama pendek untuk bisa adik-adik pentaskan. Selamat membaca

Contoh Naskah Drama Cerita Rakyat : Aji Saka

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Medhangkamulan. Raja yang berkuasa saat itu bernama Prabu Dewata Cengkar. Raja tersebut merupakan, Raja yang begitu rakus, tamak dan suka memakan daging manusia. Karena ia selalu memakan manusia, seluruh rakyatnya mau tidak mau harus memberikan hadiah kepadanya berbentuk manusia.

Sebagian dari rakyat yang merasa takut, secara diam-diam mereka mengungsi ke daerah lain. Sedangkan di sebuah desa yang bernama Medang Kawit, hiduplah seorang Pemuda tampan, baik hati, rajin dan sakti bernama Aji Saka. Aji Saka adalah pemuda yang suka mengembara. Kemana pun Aji Saka pergi, ia selalu di temani dua sahabatnya yaitu Dora dan Sembada.

Naskah Drama Cerita Rakyat Aji Saka

Suatu hari, ketika Aji Saka akan pergi mengembara. Ia mendengar kebiasaan buruk Raja Prabu yang suka memakan daging manusia. Akhirnya, ia memutuskan akan menghentikan ulah si Raja. Ia pun segera pergi untuk mengembara dan di temani oleh sahabatnya Dora. Sedangkan, Sembada di tugas kan untuk menjaga keris pusaka miliknya.

Di tengah perjalanan. Aji Saka dan sahabatnya Dora tiba di hutan yang sangat lebat. Ketika ia melewati hutan tersebut. Aji Saka mendengar suara seorang laki-laki meminta tolong.

‘’ Toloooonggg.. tolooonggg!’’

Mendengar teriakan tersebut. Aji Saka dan Dora langsung mencari sumber suara. Tidak lama kemudia, mereka melihat sorang Laki-laki paruh baya sedang di pukuli oleh dua orang perampok.

‘’ Hei, apa yang kalian lakukan?’’ ujar Aji Saka

Kedua perampok tersebut sama sekali tidak menghiraukan teriakan Aji Saka. Mereka tetap memukuli Laki-laki separuh baya tersebut. Melihat kedua perampok tersebut dengan secepat kilat, ia langsung melayangkan sebuah tendangan yang sangat keras. Kedua perampok tersebut hingga tidak sadarkan diri. Aji Saka, segera menghampiri dan menolong Lelaki paruh baya tersebut.

Setelah menolong lelaki tua tersebut, ia langsung menanyakan apa yang terjadi dan sedang apa ia berada di tengah hutan yang sangat lebat tersebut. Akhirnya, Lelaki paruh baya tersebut langsung bercerita bahwa ia akan mengungsi dari Medang Kamulan, karena Raja di negerinya setiap hari harus memakan daging manusia. Rakyatlah yang menjadi sasaran si Raja. Karena ketakutan menjadi mangsa sang Raja. Lelaki paruh baya tersebut kabur dari negeri itu.

Lelaki paruh baya tersebut merasa sangat sedih, karena Raja Prabu sebelumnya adalah Raja yang sangat bijaksana . Namun, pada suatu hari. Prabu Dewata Cengkar memakan daging manusia bermula ketika seorang juru masak istana teriris jarinya, lalu potongan kulit jari dan darahnya itu masuk ke dalam sup yang disajikan untuk sang Prabu. Rupanya, beliau sangat menyukainya. Sejak itulah sang Prabu menjadi senang makan daging manusia dan sifatnya pun berubah menjadi bengis.

Setelah mendengar cerita dari Lelaki tua tersebut, Aji Saka dan Dora melanjutkan perjalanan. Beberapa hari kemudian. Aji Saka sampai di kerajaan. Namun, kerajaan itu sangat sepi. Tidak ada satu orang pun yang terlihat, semua rakyat tidak keluar rumah karena takut di jadikan santapan sang Raja. Melihat keadaan tersebut Aji Saka segera menuju Istana dan menemui Patih. Aji Saka menyerahkan dirinya untuk di jadikan santapan sang Raja.

Mendengar Aji Saka akan menyerahkan dirinya untuk di jadikan santapan Raja, Patih sangat terkejut. Namun,  tanpa banyak tanya, mereka pun mengizinkan Aji Saka masuk ke dalam istana. Saat berada di dalam istana, ia menghadap Prabu Dewata Cengkar yang sedang marah, karena Patih Jugul tidak membawa mangsa untuknya. Tanpa rasa takut sedikit pun, ia langsung menghadap kepada sang Prabu dan menyerahkan diri untuk dimangsa.

Beberapa hari kemudian, tibalah hari Aji Saka akan menjadi santapan Raja. Sebelum meyantap daging manusia. Raja selalu mengabulkan satu permintaan kepada korbannya, Aji Saka pun meminta tanah seluas Syurban kepalanya. Mendengar permintaan Aji Saka, Raja hanya tertawa terbahak-bahak dan langsung menyetujui permintaan tersebut.

Akhirnya, kain Sorban yang di kenakan di kepala Aji Saka di buka. Aji Saka kemudian meminta Prabu Dewata Cengkar menarik salah satu ujung sorbannya.  Sangat ajaib, kan Sorban yang awalnya sangat kecil , tiba-tiba memanjang dan meluas hingga meliputi seluruh wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Karena saking senangnya mendapat mangsa yang masih muda dan segar, sang Prabu terus mengulur sorban itu. Tanpa Raja sadari ia terus berjalan mundur sampai di tepi pantai selatan. Setelah Raja tiba di di tepi pantai, Aji Saka melepaskan sorbannya hingga Raja pun terjatuh ke lautan. Dengan seketika tubuh Raja berubah menjadi seekor Buaya Putih.

Mengetahui kabar tersebut, seluruh rakyat Medang Kamulan kembali.  Aji Saka akhirnya dinobatkan menjadi Raja Medang Kamulan menggantikan Prabu Dewata Cengkar dengan gelar Prabu Anom Aji Saka. Ia memimpin Kerajaan Medang Kamulan dengan arif dan bijaksana, sehingga keadaan seluruh rakyatnya pun kembali hidup tenang, aman, dan  makmur.

Suatu hari Aji Saka memerintahkan Dora kembali ke Medang Kawit untuk mengambil Keris Pusaka yang di titipkan kepada Sambada. Dora akhirnya menemui Sambada dan menjelaskan bahwa ia di perintahkan untuk mengambil Pusaka Aji Saka. Namun, Sambada tidak mau memberikan Keris Pusaka milik Aji Saka karena sudah berjanji akan menjaganya dan memberikan secara langsung kepada Aji Saka. Karena keduanya berpegang pada janjinya pada Aji Saka. Akhirnya, mereka berdua bertempur, pertempuran berlangsung seru dengan saling menyerang dan di serang sampai keduanya tewas.

Sementara itu, Aji Saka sudah mulai gelisah menunggu kedatangan Dora dari medang kawit. Aji Saka pun segera menyusul Dora karena teringat pesannya kepada Sembada, namun ketika Aji Saka sampai di tempat kedua sahabatnya yang sangat setia itu sudah dalam keadaan meninggal dunia. Aji Saka pun mengabadikan sebuah aksara untuk mengenang keduanya.

Pesan moral dari Naskah Drama dongeng Rakyat : Aji Saka adalah gunakan kemampuanmu untuk membantu orang lain, maka orang akan menyayangi dan menghormatimu.

Baca naskah drama cerita rakyat lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Anak : Ande-Ande Lumut dan Kisah Rakyat Nusantara : Si Pitung dari Betawi

2 komentar tentang “Naskah Drama Cerita Rakyat : Aji Saka”

Komentar ditutup.