Bercerita sebelum tidur kepada anak ternyata memberikan dampak yang bagus untuk tumbuh kembangnya. Banyak cerita rakyat dan fabel yang dipilih orang tua untuk bahan bercerita kepada anak anaknya. Berikut adalah apa yang dimaksud dengan cerita fabel dan juga beberapa contoh ceritanya.
Apa Itu Fabel?
Fabel adalah salah satu bagian dari karya sastra dan masuk ke dalam golongan cerita fiksi. Namun perbedaan fabel dengan cerita fiksi lainnya adalah penggunaan tokoh binatang. Tokoh binatang ini akan mempunyai ciri dan karekter seperti manusia sebagai simbol. Kemudian akan ditambah dengan pesan moral ke dalam cerita tersebut.
Ciri khas lainnya dari fabel adalah seperti adanya kritik tentang kehidupan yang akan disampaikan secara tersirat dalam cerita. Alur cerira fabel cukup sederhana dan mudah dituturkan. Gaya penceritaannya juga cenderung menggunakan lisan sehingga pengarang cerita fabel tersebut belum diketahui dengan jelas.
Cerita fabel sudah menjadi bagian dari kisah yang dituturkan dari masa ke masa oleh masyakarat Indonesia. Cerita fabel banyak dipilih orang tua sebagai cerita pengantar tidur untuk anak anak karena ceritanya yang ringan dan penuh pesan moral. Selain itu fabel juga seringkali dikemas dengan lucu, seperti beberapa contoh fabel dibawah ini.
3 Cerita Fabel
1. Gajah dan semut
Bercerita tentang sekawanan gajah yang datang ke wilayah semut dan menginjak injak rumah semut dengan semena mena. Kawanan gajah ini ingin mencari makan di kawasan semut sehingga mereka yang merasa bertubuh besar dan lebih kuat tak takut masuk ke daerah semut yang dianggapnya hewan kecil tak berdaya.
Namun prasangka gajah ternyata tidak benar. Kawanan semut yang merasa marah rumah mereka hancur karena diinjak gajah ini pun melawan. Mereka mulai menyerang gajah dengan merayap keatas tubuh gajah. Kawanan semut ini kemudian masuk ke lubang hidung dan lubang telinga gajah dan membuat gajah kewalahan dan melarikan diri.
Pesan moral yang diajarkan dari kisah ini adalah bahwa menjadi besar dan kuat belum tentu selalu menang melawan yang lemah. Namun menjadi kuat harus mempunyai rasa megayomi kepada yang lemah. Begitu juga yang merasa lemah, belum tentu kalah. Sehingga rasa tenggang rasa antar sesama harus selalu dimiliki.
2. Kancil dan buaya
Cerita fabel satu ini sudah banyak dituturkan dari generasi ke generasi. Cerita tentang kancil yang cerdik dengan buaya. Suatu hari kancil bermaksud akan menyebrang sungai dan mendapatkan makanan dari hutan seberang. Namun kendalanya adalah, sungai tersebut dihuni kawanan buaya yang pasti akan memakannya bisa berani menyebrang.
Namun, kancil yang cerdik tak kalah akalnya. Si kancil ini kemudian datang di pinggir sungai dan berkata kepada kawanan buaya bahwa dia adalah utusan raja yang bermaksud ingin membagikan makanan kepada buaya. Buaya yang awalnya tidak percaya kemudian percaya karena kancil menyebutkan tentang makanan.
Si kancil itu menyebutkan bahwa dirinya diutus raja untuk menghitung jumlah buaya yang akan diberi makan. Sehingga kancil akan menghitung buaya dengan cara melompat dari satu punggung buaya ke punggung lainnya. Buaya pun setuju dan membiarkan kancil loncat untuk menghitung.
Setelah menghitung selesai, kancil pun sampai di seberang sungai. Kawanan buaya inipun sadar bahwa mereka dibohongi oleh kancil yang hanya ingin menyebrang saja. Kawanan buaya yang marah itu tidak bisa berbuat apa apa. Kancil dengan riang hati berjalan ke arah hutan untuk mengambil makanannya.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah bahwa ketenangan adalah kunci saat menghadapi situasi genting. Belajar dari cerita kancil dan buaya, membuat anak akan berfikir cerdas bila menghadapi situasi yang sulit dan tidak mudah untuk putus asa. Walaupun perlu ditekankan bahwa berbohong bukanlah hal yang baik.
3. Itik buruk rupa
Cerita fabel ini juga bisa menjadi pengantar tidur untuk anak dengan pesan kehidupan yang baik. Menceritakan tentang anak itik yang merasa dirinya berbeda dengan kesembilan saudaranya. Anak itik ini merasa bahwa bulunya lebih gelap dan juga wajahnya jelek dan berbeda dengan induknya sehingga itik tersebut merasa rendah hati.
Karena perasaan minder inipun akhirnya membuat itik ini banyak menerima cemoohan dari teman temannya dan juga dari saudaranya. Itik yang buruk rupa ini merasa putus asa dan bermaksud bunuh diri dengan tenggelam di sungai dekat peternakan. Dalam perjalanan ke sungai, itik melihat ada seekor angsa yang sedang berenang.
Angsa tersebut terlihat sangat anggun dengan bulu yang cantik berbeda dengan bebek sepertinya. Sesampainya di pinggir sungai, itik ini akan masuk ke dalam air namun dia melihat bayangannya sendiri. Betapa terkejutnya itik ini yang melihat bayangannya bahwa ternyata selama ini dia bukanlah itik melainkan angsa.
Angsa yang berbulu cantik dan akan berkembang bukan menjadi bebek seperti saudaranya yang lain. Setelah sadar akan jati dirinya ini, kemudian si itik buruk rupa mengurungkan niat untuk bunuh dirinya dan menerima dirinya sebagai angsa dan bukan termasuk kawanan bebek seperti induknya.
Pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita ini adalah kepercayaan diri. Bahwa setiap manusia dilahirkan berbeda dengan keahliannya masing masing. Sehingga jangan rendah hati atau minder pada siapapun. Itulah sekilas tentang apa yang dimaksud dengan cerita fabel dan beberapa contoh ceritanya.
Itulah beberapa contoh cerita fabel yang populer digunakan orang tua di Indonesia sebagai pengantar tidur anak. Cerita fabel yang lucu dengan tokoh binatang kesukaan anak anak tentu akan membuat anak anak tidak mudah bosan. Walaupun belum jelas siapa pengarang cerita tersebut, namun pesan moral dibaliknya perlu diteladani.