Kumpulan Dongeng Jepang : Gonbe, Si Pemburu Bebek

Apakah ada diantara adik-adik yang sudah pernah mengunjungi negeri matahari terbit Jepang? Jika yang sudah pernah, kakak ucapkan selamat karena kamu sudah datang ke salah satu negara maju yang ada di dunia. Bagi yang belum pernah seperti kakak, tidak perlu berkecil hati. Rajinlah belajar dan banyak membaca sehingga kita sukses dimasa yang akan datang dan bisa mengunjungi tempat-tempat yang kita inginkan. Di hari libur ini kakak akan bercerita salah satu cerita rakyat dari Jepang yang kakak ambil dari kumpulan dongeng Jepang yang kakak miliki. Kalian pasti suka dengan ceritanya. Yuk kita baca bersama-sama sambil menikmati hari libur ini.

Koleksi Terbaik Kumpulan Dongeng Jepang : Kisah Gonbe Pemburu Bebek

Pada jaman dahulu kala di sebuah desa di Jepang, ada seorang anak muda bernama Gonbe. la hidup sebatang kara setelah ayahnya meninggal beberapa hari lalu. Gonbe adalah pemburu bebek.

Suatu hari, Gonbe hendak pergi berburu bebek. Itulah hari pertama Gonbe berburu bebek seorang diri tanpa ayahnya.

Tiba di sebuah danau yang membeku, Gonbe melihat ratusan bebek yang sedang mencari makan. “Wah, banyak sekali bebek. Aku bisa dengan mudah menembak seekor bebek,” pikir Gonbe.

Gonbe ingat pesan mendiang ayahnya bahwa ia hanya boleh menembak seekor bebek dalam sehari. Dulu, ayah Gonbe hanya menembak satu ekor bebek saja setiap kali berburu. Gonbe pernah bertanya pada ayahnya, “Kenapa kita hanya menembak satu ekor saja, Ayah?”

“Sebab, kalau kita membunuh semua bebek, nanti bebek akan habis dan tidak bisa berkembang biak. Selain itu, kalau kita membunuh bebek sembarangan, kita bisa mendapat hukuman dari dewa,” demikian nasihat ayah Gonbe.

Kumpulan Dongeng Jepang

Tapi, lama-lama Gonbe bosan dengan pekerjaannya yang hanya menembak seekor bebek dalam sehari. la ingin dapat Iebih banyak bebek agar bisa dijual ke pasar. Lalu, ia mendapatkan sebuah ide.

Keesokan harinya, Gonbe datang kembali ke danau beku untuk berburu bebek. la menebarkan roti yang sangat banyak untuk bebek-bebek. Tak berapa lama, bebek-bebek mulai berdatangan dan memakan roti yang disebar Gonbe.

Karena kekenyangan, bebek-bebek itu tertidur di atas danau es. Gonbe segera mengikat bebek- bebek menjadi satu. la sudah mengikat 99 bebek. Ketika ia akan mengikat bebek ke-100, tiba-tiba senapannya jatuh.

“Brukk.” Terdengar suara keras saat senapan Gonbe beradu dengan danau Es. Suara itu membuat bebek-bebek tersebut terbangun dan segera terbang. Dahulu, bebek dapat terbang tinggi dengan leluasa di angkasa.

Gonbe yang takut kehilangan tangkapannya memegang tali yang diikatkannya ke bebek tersebut. Karena banyaknya bebek yang diikat, Gonbe terangkat dan terbawa terbang ke atas. Gonbe terus terbawa terbang melewati awan.

Di atas awan, Dewa Halilintar sedang tidur nyenyak. “Dugg!” kaki Gonbe tersandung badan Dewa Halilintar. Dewa Halilintar terbangun sambil marah- marah. la segera mengeluarkan halilintarnya yang kemudian menyambar tali-tali yang mengikat bebek-bebek itu.

Gonbe pun jatuh ke dalam laut. la jatuh tepat di atas kepala naga laut. Naga laut marah dan memutar-mutar ekornya, lalu memukulkannya ke badan Gonbe. Gonbe terlempar dari dalam laut dan jatuh ke atap jerami rumah seorang pembuat payung.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya si pembuat payung sambil membangunkan Gonbe.

“Maaf, atap rumah Anda jadi rusak. Berilah pekerjaan pada saya untuk mengganti kerugian Anda,” kata Gonbe merasa bersalah.

“Kebetulan, aku memang sedang kekurangan tenaga pembantu,” kata pembuat payung.

Sejak itu, Gonbe menjadi pengrajin payung. la bekerja dengan rajin.

Suatu hari, ketika sedang mengeringkan payung di halaman, datang angin yang sangat kencang. Karena takut payungnya terbang, Gonbe menangkap payungnya. Tetapi, payung tersebut terus naik ke atas bersama Gonbe.

Dengan tangan gemetaran, Gonbe terus terbang bersama payungnya hingga melewati beberapa kota. Di suatu tempat, payung tersebut akhirnya robek karena tersangkut pohon-pohon.

Gonbe pun jatuh. Untungnya, ia jatuh tepat di sebuah danau. Tidak berapa lama, tiba-tiba kepala Gonbe dipatuk oleh sekawanan bebek.

“Lho inikan bebek-bebek yang aku ikat dengan tali waktu itu. Ternyata benar pesan ayah, aku tidak boleh serakah menangkap sekaligus banyak,” kata Gonbe menyesal.

Akhirnya, Gonbe melepaskan tali-tali yang mengikat kaki bebek-bebek itu. Lalu, membiarkan mereka terbang dengan bebas.

Pesan Moral dari Kumpulan Dongeng Jepang adalah jangan menjadi anak yang serakah. Ingatlah pesan nasihat kedua orangtuamu. Sebab, nasihat orangtua adalah untuk kebaikan anak-anaknya. Selain itu jadilah anak yang rajin belajar serta sering membantu orang tua agar kamu sukses dimasa yang akan datang.

Banyak sekali Kumpulan Dongeng Rakyat Jepang Untuk Anak yang pernah kakak posting di blog ini. Beberapa diantaranya dapat kamu baca pada artikel berikut ini Dongeng Cerita Rakyat Jepang Terbaik dan Kumpulan Cerita Rakyat Jepang Terkenal