Kumpulan Dongeng Cerita Anak Terbaik Dunia dengan Pesan Moral

Kumpulan dongeng cerita anak yang kami terbitkan di hari ini berasal dari koleksi dongeng anak dunia yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kalian pasti suka dengan empat dongeng anak pendek yang kami posting hari ini. Jika kalian suka dengan dongeng anak bergambar ini, mohon bantuan share yah, bisa di facebook atau instagram. Selamat membaca.

Dongeng Cerita Anak : Nelayan dan Guru Bahasa (Iran)

Di sebuah desa, tinggal seorang guru bahasa. Di desa itu, dia adalah guru bahasa satu-satunya.

Kepandaiannya terkenal di mana-mana. Setiap hari, guru bahasa itu mengajar anak-anak di desanya.

Semua muridnya pun berhasil menguasai bahasa yang diajarkan.

Suatu hari, guru bahasa dipanggil oleh desa tetangga.

Ia diminta untuk mengajar di sana.

Guru bahasa pun setuju. Ia langsung mengatur jadwal mengajarnya, agar dua desa itu tetap bisa diajarnya.

Hari ini adalah hari pertama guru bahasa mengajar di desa tetangga. Ia harus menyeberangi lautan untuk sampai ke desa tetangga.

Beruntung, ada nelayan di sana. Dengan senang hati, nelayan itu memberikan tumpangan kepada guru bahasa.

Sambil menyeberangi lautan, mereka bercerita banyak. Mulai dari pekerjaan, sampai keluarga. Namun, berbkara dengan nelayan membuat guru bahasa prihatin.

Ia menggunakan bahasa yang teratur, sedangkan nelayan menggunakan bahasa yang berantakan.

Ingin rasanya mengajari nelayan, pikir guru bahasa.

“Wahai, nelayan. Menurutmu, bagaimana cuaca hari ini?” tanya guru bahasa.

“Hari ini tampaknya nanti cuaca hujan akan turun,” jawab nelayan.

“Nelayan, dari tadi engkau selalu menggunakan bahasa yang rancu. Harusnya engkau belajar bahasa seperti anak-anak di desa. Belajar bahasa amat penting,” ucap guru bahasa.

Cerpen Pendek Anak : Nelayan Dan Guru Bahasa (Iran)
Cerpen Pendek Anak : Nelayan Dan Guru Bahasa (Iran)

“Aku tidak peduli dengan bahasa yang kugunakan. Coba aku tanya. Semenjak tadi engkau bicara padaku, apakah kamu mengerti maksudku?” tanya nelayan.

Guru bahasa mengangguk.

“Kalau engkau mengerti, itu sudah cukup,” lanjut nelayan.

“Tapi, engkau akan rugi bila tak belajar bahasa.” Guru bahasa tetap dengan pendiriannya.

Mendengar ucapan guru bahasa, nelayan tersinggung. Nelayan merasa jika ia telah dipermalukan. Bagimana ia belajar bahasa, sementara sepanjang hari ia harus bekerja di laut. Bila ia tak melaut, mau makan apa anak dan istrinya.

“Sombong benar guru bahasa ini,” pikir nelayan.

Tak lama setelah itu, hujan turun. Munculah ide di benak nelayan.

“Wahai, guru bahasa. Apakah engkau bisa berenang?” tanya nelayan.

“Apa untungnya belajar berenang bagiku?” jawab guru bahasa, tak peduli.

“Jika engkau tidak bisa berenang, maka engkau akan rugi. Hujan turun lebat, dan sebentar lagi air naik. Bila air naik, kapal akan tenggelam. Apa yang akan terjadi kepadamu jika kapal tenggelam?” Nelayan kembali bertanya.

Mendengar penjelasan dari nelayan, guru bahasa menjadi panik. Ia tak bisa berenang. Jika benar kapal tenggelam, maka ia akan ikut tenggelam. Saat itulah, guru bahasa menyadari, bahwa semua pelajaran sama pentingnya.

Pesan yang dapat dipetik dari Dongeng Cerita Anak : Nelayan dan Guru Bahasa  adalah kepandaian bukan untuk disombongkan. Justru, kita harus berbagi ilmu kita dengan orang lain.

Baca juga cerita rakyat lainnya pada posting berikut ini:

Cerita Rakyat Pendek : Nenek dan Mangkuk Emas (India)

Pasar terlihat cukup ramai. Banyak pembeli  yang ingin membeli kebutuhannya.

Dalam keramaian pasar, terlihat seorang nenek yang membawa mangkuk emas. Meski mangkuk emas itu milik si nenek, tapi sepertinya ia tak tahu jika mangkuk di tangannya adalah mangkuk emas.

Nenek itu menawarkan mangkuk emasnya ke seorang pedagang.

Pedagang itu sudah terkenal tamak.

“Saya ingin menjual mangkuk. Bisakah kau membelinya?” ucap si nenek, menawarkan mangkuknya.

Kumpulan Dongeng Cerita Anak Terbaik Dunia

Si pedagang terbelalak melihat mangkuk emas yang dijual si nenek. Sepertinya si nenek tak tahu bahwa itu mangkuk emas, pikir si pedagang.

Timbullah niat jahat di hati pedagang.

“Aku hanya bisa menukar mangkukmu dengan sendok dan garpu,” kata pedagang.

“Tidakkah itu terlalu murah?” tawar si nenek.

“Mangkukmu itu jelek. Hanya itu yang mampu aku tukar dengan mangkukmu,” ujar si pedagang, berusaha meyakinkan.

Tapi, nenek itu membutuhkan lebih dari sendok dan garpu. Ia pun pergi meninggalkan pedagang tamak.

Pedagang berpikir, nenek itu akan kembali lagi dan bersedia menukar mangkuk emasnya.

Ternyata, perkiraan si pedagang tamak salah. Nenek itu justru menawarkan mangkuk emasnya ke pedagang lain yang baik hati.

“Mohon maaf, Nek. Bukannya aku tidak mau membelinya, tapi uangku tak cukup untuk membeli mangkukmu. Bahkan, seluruh daganganku pun tak cukup untuk membayarnya,” tolak pedagang itu dengan sopan.

Mendengar perkataan pedagang itu, si nenek tersenyum.

“Aku hanya menginginkan beberapa peralatan rumah tangga, Nak. Anakku akan menikah. Aku ingin menghadiahkan peralatan itu kepada anakku. Jika berkenan, aku ingin menukarnya,” kata nenek itu sambil menunjuk beberapa peralatan rumah di toko si pedagang.

Setelah bertukar, si nenek pergi dari toko itu.

Ia melewati toko si pedagang tamak.

Awalnya, pedagang tamak merasa senang, Ia mengira si nenek kembali lagi kepadanya. Tapi, kebahagiaan itu hilang saat ia melihat tangan nenek. Tidak ada lagi mangkuk emas.

Hanya ada beberapa peralatan rumah.

Pedagang tamak itu merasa amat menyesal. Andai ia menawar dengan harga yang pantas, mungkin mangkuk emas itu sudah menjadi miliknya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Ia pun hanya bisa kecewa.

Pesan moral dari cerita dongeng pendek adalah sifat serakah atau tamak hanya akan merugikanmu. Oleh karena itu, jangan serakah, ya!

Baca juga dongeng bahasa Indonesia lainnya yah teman-teman:

Dongeng Sebelum Tidur Bergambar : Pelajaran dari Petani Kelapa (Filipino)

Wah, banyak sekali panen kelapaku hari ini!” ucap Petani Kelapa.

Ia tampak bahagia, karena hasil petikan kelapanya hari ini lebih banyak dari hari-hari biasanya.

Petani Kelapa berpikir sejenak. Hari sudah beranjak petang. Tidak mungkin ia membawa kelapa-kelapa itu ke pasar.

Pasti pasar sudah tutup. Akhirnya, Petani Kelapa memasukkan kelapa-kelapanya ke gerobak yang ditarik kerbau.

Ia memutuskan untuk membawa kelapanya pulang.

Hasil petikan kelapa hari ini sangat banyak, tak bisa dibawa semua dalam sekali angkut.

Tapi, Petani Kelapa tak mau repot. Ia memasukkan semua kelapa petikannya ke gerobak.

Gerobak pun terisi penuh. Bahkan, ada beberapa kelapa yang hampir tidak mendapatkan tempat.

Setelah yakin semua kelapanya sudah di dalam gerobak, Petani Kelapa mulai memacu kerbaunya. Sepanjang perjalanan, Petani Kelapa bersenandung riang.

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang pemuda. Petani Kelapa pun menghentikan gerobak kerbaunya.

“Hei, pemuda. Menurutmu, apakah aku bisa sampai rumah tepat waktu dengan kelapa sebanyak ini?” tanya Petani Kelapa sambil memamerkan kelapa-kelapanya.

Si pemuda berpikir sejenak. Ia memikirkan jawaban yang tepat.

“Kamu tak bisa menjawab, ya?” Petani Kelapa terkekeh.

“Engkau akan sampai di rumah tepat waktu, jika engkau memacu gerobak kerbaumu secara pelan. Tapi, engkau akan terlambat sampai ke rumah, jika engkau memacu gerobak kerbaumu secara cepat,” ucap si pemuda.

Mendengar ucapan si pemuda, Petani Kelapa heran.

Bukankah itu terbalik? Mana mungkin memacu dengan pelan akan sampai di rumah tepat waktu, pikir Petani Kelapa. Ia pun tak menghiraukan ucapan si pemuda.

Petani Kelapa justru menganggap jika si pemuda hanya iri.

Petani Kelapa lalu memacu gerobak kerbaunya dengan cepat. Tapi, apa yang terjadi?

Olala, satu per satu kelapa berjatuhan dari gerobak. Akibatnya, Petani Kelapa sibuk memunguti kelapa-kelapa yang berjatuhan.

Buku Dongeng Anak Filipina Kisah Petani Kelapa
Buku Dongeng Anak Filipina Kisah Petani Kelapa

Ternyata benar kata si pemuda. Petani Kelapa terlambat sampai ke rumah, karena memacu gerobak kerbaunya dengan cepat. Ah, andai ia menuruti perkataan si pemuda, mungkin ia akan sampai di rumah tepat waktu dan tidak harus memunguti kelapa yang berjatuhan.

Hikmah yang dapat dipetik dari dongeng pendek ini adalah segala sesuatu yang dilakukan secara terburu-buru, tidak akan mendapat hasil yang maksimal. Justru, hanya akan membuang waktu. Lakukan pekerjaan dengan perlahan, tapi pasti.

Dongeng Anak Fabel : Pelajaran Untuk Keledai

Akhir-akhir ini, banyak pelanggan di pasar yang memesan gula.

Pedagang gula pun kewalahan memenuhi pesanan itu. Pedagang gula lalu memutuskan untuk membeli keledai.

Keledai itu akan membantunya mengangkut gula ke pasar.

Namun, ternyata pedagang gula salah membeli keledai.

Keledai yang ia beli adalah keledai yang malas. Baru sebentar bekerja dengan pedagang gula, keledai itu sudah mengeluh. Tapi, keledai selalu meminta makanan yang enak dan tempat tinggal yang nyaman.

Pagi ini, ada banyak pesanan gula.

Keledai harus mengantarkan pesanan gula itu ke pasar.

“Ayo, keledai! Sudah waktunya mengantar gula ke pasar,” perintah pedagang gula.

Keledai pun berjalan malas di belakang pedagang gula. Untuk sampai ke pasar, mereka harus melewati sungai. Di sungai itu terdapat jembatan kayu kecil, yang memang digunakan untuk menyeberang.

Melihat jembatan itu, munculah ide licik di otak keledai. Saat keledai di tengah jembatan, ia berpura-pura terpeleset, hingga tubuhnya jatuh ke sungai.

Ia tahu, jika gula terkena air, maka gula itu akan larut dan berkurang beratnya. Keledai sangat senang begitu melihat wajah pedagang gula yang kaget.

Awalnya, pedagang gula mengira itu adalah kecelakaan. Pedagang gula kemudian pulang untuk mengambil gula yang lain.

Namun anehnya, keledai selalu terpeleset ketika melewati jembatan itu. Yang membuat curiga si pedagang, keledai tidak terlihat kesakitan. Padahal, jika terjatuh, harusnya ia merasa sakit.

Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Kisah Keledai dan Kuda
Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Kisah Keledai dan Kuda

Pedagang gula pun sadar bahwa keledai sedang mengelabuinya.

Keledai terjatuh lagi ke sungai. Pedagang gula harus kembali pulang ke rumah untuk mengambil gula yang baru. Sembari berjalan pulang, ia memikirkan cara agar keledai itu jera.

Aha! Di rumah, ada sekarung besar kapas. Jika kapas itu terkena air, maka beratnya akan bertambah. Pedagang gula pun mengangkat karung kapas itu untuk dibawa keledai.

Lagi-lagi, keledai berpura-pura terpeleset. Olala, ketika ia tercebur air, tiba-tiba kapas yang tadinya ringan, menjadi berat. Tidak seperti gula yang larut ketika terkena air. Karena keledai tak bisa menahan berat kapas tersebut, ia pun terbawa aliran sungai bersama dengan karung kapas itu.

Amanat yang terkandung dalam dongeng anak indonesia bergambar adalah pekerjaan seringan apa pun, jika kalian melakukannya dengan berat hati, maka pekerjaan itu akan terasa berat. Berbeda bila kalian melakukannya dengan senang hati. Pekerjaan seberat apa pun pasti akan terasa ringan.

Baca juga dongeng fabel terbaik lainnya yaitu:

Blog dongengceritarakyat.com merupakan salah satu kontributor https://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Cerita_anak dan jangan lupa ikuti kami di facebook yah teman teman https://www.facebook.com/dongeng-cerita-rakyat