Malam ini kakak akan mengambil dua fabel anak yang ada di kumpulan cerpen nusantara. Dua koleksi kali ini kakak ceritakan untuk adik-adik yang sering mengunjungi blog dongengceritarakyat.com. Semoga kalian menyukainya.
Kumpulan Cerpen Nusantara : Jerapah Dengan Leher Panjang
Menurut cerita, dulu jerapah tidak mempunyai leher yang sangat panjang seperti sekarang.
Tubuhnya gembul dan pendek. Namun, kini jerapah punya tubuh yang tinggi serta leher yang panjang. Begini awal mula kisahnya.
Suatu ketika ada seekor jerapah yang gembul dan pendek tinggal di sebuah padang rumput. Ia selalu merasa kesulitan untuk mengambil makanan di pohon yang tinggi. Suatu hari, Peri Elea melihat kesedihan jerapah. Ia pun mencoba membantu jerapah.
“Jadi apa yang kau inginkan, Jerapah?” tanya Peri Elea.
“Aku ingin tubuh yang kurus agar bisa memanjat pohon seperti tupai,”jawab jerapah, senang dengan tawaran Peri Elea.
Peri Elea mengabulkan permintaan jerapah. Kini tubuh gembul jerapah sudah tidak ada. Dia menjadi kurus, dan jerapah merasa sangat senang. Keesokan harinya, Peri Elea kembali mengunjungi jerapah. Tak disangka, Peri Elea melihat jerapah kembali bersedih.
“Kamu kenapa, Jerapah?” tanya Peri Elea.
“Tubuh kurusku tidak membantu aku memanjat pohon. Tetap saja aku tidak bisa makan. Bolehkah aku punya belalai seperti gajah?” tanya Jerapah.
Lagi-lagi Peri Elea mengabulkan permintaan jerapah. Kini jerapah pun punya belalai seperti gajah.
Seperti kemarin, Peri Elea kembali mengunjungi jerapah. Kali ini Jerapah terlihat terseok-seok membawa belalainya yang baru.
“Kamu kenapa lagi, Jerapah?” Peri Elea kembali bertanya.
“Aku hanya ingin makan daun di pohon yang tinggi itu. Makanya aku minta pertolonganmu. Tetapi semua tidak berhasil. Bahkan belalai ini berat sekali untukku,” keluh Jerapah, sedih.
Peri Elea termenung. Lama sekali. Hingga akhirnya sebuah keputusan diambil.
“Semoga ini berhasil,” ujar Peri Elea sambil mengarahkan tongkat ajaibnya.
Wushhh! Belalai jerapah hilang. Lalu lehernya terus bertambah panjang. Sebelum pergi, kali ini Peri Elea meminta jerapah mencoba leher panjangnya lulu. Ternyata Jerapah dengan mudah menjangkau daun yang ia inginkan. Lehernya yang sangat panjang tidak membuatnya kesulitan melakukan sesuatu. Kali ini Jerapah benar-benar bahagia. Peri Elea pun senang karena akhirnya bisa membantu jerapah.
Itulah mengapa kini para jerapah mempunyai leher yang panjang.
Pesan moral dari Kumpulan Cerpen Nusantara : Jerapah Dengan Leher Panjang adalah setiap masalah pasti ada penyelesaiannya. Kita hanya perlu berusaha mencari penyelesaian tersebut.
Kumpulan Cerita Pendek Nusantara : Burung Hantu Bijaksana
Kukurana adalah seekor burung hantu yang selalu menjadi tempat bercerita bagi para binatang. Hampir semua binatang sudah pernah datang kepadanya untuk mencari solusi atas masalah-masalah mereka.
Semua berawal dari seorang peri yang sedang sedih dan duduk di tempat yang dekat dengan rumahnya. Hari sudah gelap di dalam hutan. Namun, peri tak bergeming sedikit pun. Dia tetap duduk dan melipat kedua tangan di kakinya. Wajahnya yang tenggelam di antara kedua kaki tidak cukup terlihat oleh Kukurana.
Karena kasihan, Kukurana memutuskan untuk menghampiri peri yang tidak bergerak itu. Ia ragu untuk meiangkah. Angin bertiup lembut dan menggoyangkan daun-daun di pohon rindang rumahnya. Di balik pepohonan, cahaya rembulan menerpa Kukurana dan Peri. Kukurana hanya diam saja di sisi peri. Mungkin suasana hati peri memang sedang sangat tidak baik.
“Aku merasa tidak berguna sebagai peri,” ujar peri yang tiba-tiba saja mulai berbicara.
“Lalu?” tanya Kukurana.
“Aku marah karena tidak ada yang mau membantuku,” ucap Peri lagi.
“Lalu?” tanya Kukurana kembali.
Begitu seterusnya. Setiap kali peri bercerita, Kukurana hanya membalasnya dengan kata “lalu”. Padahal, peri sudah banyak sekali bercerita tentang masalahnya. Dan ketika peri hendak mengakhiri ceritanya, ia balik bertanya kepada Kukurana.
“Kenapa sedari tadi hanya kata “lalu” yang kau ucapkan? Tidak adakah saran yang bisa kau berikan?”
“Terkadang kita hanya membutuhkan pihak lain untuk mendengarkan keluh kesah kita. Dalam hal ini aku menempatkan diri sebagai pendengar yang baik. Bukankah kau juga merasa lebih baik setelah menceritakan masalahmu kepadaku?” tanya Kukurana seraya tersenyum.
“Benar juga. Aku merasa lebih baik setelah bercerita. Walaupun sejatinya kau hanya mendengarkanku. Kau adalah burung hantu yang paling bijaksana yang pernah kutemui,” jawab Peri, senang.
Peri pulang dengan hati yang lega. Kukurana berhasil membuat kesedihannya sirna hanya dengan mendengarkan semua cerita si peri yang sedang sedih.
Pesan moral dari cerita rakyat singkat Indonesia adalah hanya dengan mendengarkan cerita orang lain, kita akan mengurangi beban mereka. Walaupun tidak ada yang kita lakukan selain mendengarkannya saja.