Kumpulan cerita rakyat Sumatera yang kami posting di blog ini adalah legenda terbaik yang berasal dari daerah di daerah sumatera. Kali ini dua dongeng yang berasal dari Sumatera Utara dan Barat yang kami posting untuk adik-adik semua. Selamat membaca.
Kumpulan Cerita Rakyat Sumatera Utara : Asal Mula Simalungun
Dahulu, di wilayah Kampung Nagur, terdapat sebuah kerajaan kecil bernama Tanah Djawo. Suatu ketika, ribuan tentara yang tidak diketahui asalnya datang menyerang kerajaan tersebut. Setelah sekian waktu, kerajaan tersebut takluk. Raja pun terpaksa menyelamatkan diri bersama warga.
Seiring waktu, raja dan warga tiba di Sahili Misir, kini dikenal sebagai Pulau Samosir. Mereka pun menetap dan membuka lahan. Hidup mereka pun mulai tertata. Suatu ketika, mereka rindu kampung halaman. Mereka pun mengadakan musyawarah.
“Siapa di antara kalian yang ingin kembali ke Kampung Nagur?” tanya seorang sesepuh. Mendengar pertanyaan itu, sebagian peserta enggan untuk kembali.
“Apakah kalian tidak rindu pada kampung halaman?” tanya sesepuh itu lagi.
“Maaf, sebenarnya kami rindu. Tapi kami sudah betah dan nyaman tinggal di pulau ini. Lagipula, siapa yang akan menjaga hewan ternak dan ladang jika semua kembali ke kampung halaman?” jawab salah seorang warga. Jawaban itu diiyakan oleh warga yang lain yang ingin menetap. Mereka terpecah dalam dua kelompok.
Lalu, warga yang berkeinginan kembali ke kampung halaman segera mengadakan persiapan seperlunya. Setelah siap, mereka berangkat menuju Kampung Nagur. Setelah berhari-hari, mereka tiba di Kampung Nagur. Saat tiba, beberapa warga terlihat menangis. Rumah-rumah mereka telah tiada. Hanya tumbuhan semak-belukar dan pepohonan.
“Sima-sima nalungun,” kata mereka.
Sejak itulah Kampung Nagur berubah nama menjadi Sima-sima Nalungun, yang berarti daerah sunyi sepi. Lama-kelamaan, orang-orang menyebutnya Simalungun.
Cerita Rakyat Sumatera Barat : Kisah Lebai Malang
Lebai adalah seorang guru agama. Rumahnya di tepi sungai. Suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya di desa tetangga. Mereka dari Desa Hulu dan Desa Hilir. Sayang, pesta tersebut diadakan pada waktu bersamaan.
Pak Lebai memikirkan untung dan rugi dari kedua undangan tersebut. Jika di Desa Hulu, ia pasti mendapat dua kepala kerbau, namun masakannya kurang enak. Sementara di Desa Hilir, masakannya enak, namun hanya mendapat satu kepala kerbau.
Akhirnya, Pak Lebai mengayuh sampannya menuju Desa Hulu. Namun di tengah jalan, ia mengubah tujuannya ke Desa Hilir. Begitu hampir, ia melihat beberapa tamu yang menuju Desa Hulu.
Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih Desa Hilir kurus. Ia pun mengubah arah sampannya menuju Desa Hulu. Sesampainya, ia kecewa karena para tamu sudah beranjak pulang. Pesta sudah selesai.
Pak Lebai cepat-cepat mengayuh sampannya menuju Desa Hilir. Namun sayang, pesta juga sudah selesai. Ia kecewa karena tidak mendapat apa-apa. Oleh karena kemalangan nasibnya, ia diberi julukan Lebai Malang.
Menarik bukan cerita yang kami ambil dari kumpulan cerita rakyat sumatera tadi. Baca juga cerita rakyat nusantara terbaik lainnya yah.