Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek (Fabel)

Banyak sekali kumpulan cerita rakyat nusantara pendek yang bagus dan memiliki kisah moral yang baik di ceritakan untuk anak kita. Beberapa cerita dongeng anak yang akan kami posting kali ini cerita rakyat pendek yang cocok diceritakan untuk anak usia dibawah 5 tahun. Untuk anak usia sekitar 5 tahun keatas kami menganjurkan membaca cerita rakyat Indonesia dan kumpulan cerita rakyat legenda.

1. Cerita Rakyat Nusantara : Serigala Dengan Kesalahannya

Saat malam yang dingin langit terlihat cerah bintang kemintang menghiasi malam itu, disebuah bukit terdengar raungan hewan buas. Hewan buas itu adalah 2 ekor serigala mereka sedang berkelahi memperebutkan hasil buruan yakni seekor kambing gunung. Tadinya mereka berburu bersama-sama tapi setelah mereka mendapatkan seekor kambing gunung serigala-serigala itu tidak mau berbagi dengan sesamanya mereka bertengkar hebat mereka saling gigit saling hantam giginya tajam dan kuat bahkan mampu membuat luka yang sangat dalam, perkelahian mereka membuat salah satunya mati terbunuh dan serigala yang membunuh itu bingung jika ketua kawanan serigala itu tahu bahwa ada pertengkaran dan salah satu membunuh yang lain maka pembunuh itu akan dihukum.

Serigala pembunuh itu mencari cara untuk menyembunyikannya dia menyeret serigala mati itu ke tengah hutan dia mencari hutan yang sangat jauh dari kawanannya agar kesalahannya tidak diketahui oleh siapapun. Akhirnya dia sampai di hutan yang sangat gelap dia mulai mencari tempat untuk meletakan bangkai serigala mati itu sambil memperhatikan keadaan agar benar-benar tidak ada satupun yang melihat kejadian itu. Akhirnya dia menyembunyikannya di semak semak. Setelah selesai serigala itupun pergi dan mendatangi kelompoknya dengan memasang wajah tak bersalah.

Ketika semua serigala telah berkumpul dalam kawanan ketua serigala melihat dan memeriksa satu-satu kawanannya dia merasa ganjil salah satu serigala tidak muncul dia merasa heran namun hal itu tidak dihiraukannya. Hari-hari selanjutnya serigala-serigala itu berkumpul tapi salah satu serigala tidak pernah muncul dan itu serigala yang sama. Lalu ketua kawanan bertanya “Dimana serigala itu, dia tidak pernah terlihat oleh ku?” Tanya sang ketua, beberapa saat semua diam karena mereka tidak tahu dengan kejadian pertengkaran 2 serigala, namun ada salah satu serigala yang mendengar sebuah aungan dan geraman perkelahian di atas bukit “Aku mendengar raungan 2 serigala saat malam hari di atas bukit, sepertinya mereka bertengkar”. Jawab salah satu serigala “Dengan siapa dia bertengkar?” Tanya sang ketua. Namun tidak satupun dari mereka menjawab pertanyaan itu karena mereka tidak tahu kejadian itu kecuali serigala yang membunuh kawannya di atas bukit.

Cerita Rakyat Nusantara Serigala Dengan Kesalahannya
Cerita Rakyat Nusantara Serigala Dengan Kesalahannya

Serigala pembunuh itu menyeringai sepertinya kesalahannya tidak akan diketahui oleh siapapun, sang ketua memanggil salah satu serigala dan menyuruhnya untuk pergi keatas bukit saat malam dan mencari tahu apa yang sebenarnya menimpa serigala yang hilang itu. Saat petang tiba serigala itu menuju bukit ketika dia mencapai bukit tempat perkelahian itu dia mulai mengendus-ngendus bergerak kesana kemari dengan bingung. Serigala itu dibuat kaget oleh kehadiran burung hantu “Apa yang sedang kau lakukan wahai serigala?” Tanya burung hantu “Aku sedang mencari petunjuk, salah satu serigala kawanan kami hilang apa kau pernah melihat serigala bertengkar disini?” Jawab serigala dan Tanya serigala “Aku pernah melihat 2 serigala bertengkar memperebutkan seekor kambing dan salah satu serigala itu mati”. Jawab sang burung hantu. “Apa kau tahu siapa yang membunuhnya, lalu dimana dia menyimpan bangkainya?” Tanya serigala “Aku tahu serigala mana yang membunuhnya jika aku melihat wajahnya, aku tidak tahu dimana dia menyembunyikan bangkai serigala itu hanya saja aku melihatnya menyeret-nyeret ke arah hutan”. Jawab sang burung “Apa kau mau membantu kami menemukan pelaku pembunuhan itu? Aku mohon!” Pinta sang serigala “Baiklah, tapi aku minta kau cari dulu bangkainya dan bawa kemari saat malam hari di tempat ini lalu perlihatkan kepadaku semua anggota kawanan serigala itu”. Pinta sang burung.

Serigala itu kembali kekawanannya dan dia melaporkan kejadian itu kepada sang ketua, sang ketua meminta serigala itu dan dia sendiri mencari bangkai malam ini juga. Mereka berangkat ke arah hutan mereka mencari kedalam hutan yang lebat akhirnya mereka mencium bau bangkai mereka mendekat dan ternyata bau itu adalah serigala mati tergeletak disemak-semak. Lalu mereka berdua membawanya ke bukit pada saat fajar dan sang ketua lah yang menjaga bangkainya sendiri sedangkan serigala yang bersamanya memanggil seluruh kwanannya untuk berkumpul di atas bukit pada malam hari.

Malam hari tiba saat itu semua serigala berkumpul sang ketua berkata “Aku menemukan bangkai serigala ini di hutan, siapa pelakunya tunjukan dirimu?” Pinta sang ketua, tidak ada satupun yang mau menunjukan diri bahkan serigala pembunuh itu hanya diam dan takut. “Jika kau tidak mau menunjukan dirimu akan aku seret kau keluar dan memberi pertanggungjawaban atas perbuatanmu!”. tegas sang ketua. serigala pembunuh itu masih saja tidak mau keluar, akhirnya sang ketua meminta sang burung hantu untuk menunjuk pelaku pembunuhan itu dan sang burung menunjuk pelaku itu adalah serigala pembunuh yang berkelahi dengan kawannya.

Serigala pembunuh itu kaget dia sangat ketakutan padahal dia telah menyembunyikan bangkai itu dengan baik namun kesalahannya tetap saja dapat diketahui dan kini dia akan menerima hukuman dari sang ketua serigala yaitu di keluarkan dari kawanan serigala.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Nusantara Serigala Dengan Kesalahannya adalah keserakahan hanya akan membawa malapetaka dikemudian hari. Sebaik-baiknya kamu menutupi kesalahan dengan kebohongan, suatu saat akan terungkap juga. Lebih baik jujur daripada menutupi kesalahan.

2. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara : Musang dan Seekor Ular Kobra

Seekor musang memiliki empat anak yang masih bayi umur mereka masih sekitar dua minggu mereka tinggal di sarang yang ibu mereka buat sarang itu adalah dibuat dengan cara menggali tanah dan membuat lubang tidak terlalu besar di dalamnya sarang mereka dibuat sedemkian rupa agar anak-anak musang itu terlindungi dari para pemangsa dan agar selalu hangat ketika diluar sarang sangat dingin ibu musang itu selalu memberikan susu terbaik bagi mereka agar bayi-bayi musang itu tumbuh sehat. Ibu musang itu selalu berjaga di dekat sarang sambil mencari beberapa makanan untuk dirinya. Ayah bayi-bayi musang itu sibuk mencari makanan utama untuk dirinya dan ibu musang tersebut setiap hari dia harus meninggalkan sarang.

Satu ketika dikala sore telah tiba induk musang keluar mencari makanan dia meninggalkan sarang meskipun tidak terlalu jauh jarak sarang dari tempatnya mencari makanan. Sebelum sang ayah musang kembali membawa makanan dia mencari cemilan seperti serangga dari kejauhan terlihat seekor ular kobra yang sangat panjang dan besar melata mendekati sarang musang, induk musang itu mengetahui jelas tujuan ular kobra itu, ular itu ingin sekali memakan anak-anaknya segera musang itu berlari ke arah ular itu lalu ke duanya saling berhadapan satu sama lain. Musang itu mengitari tubuh ular yang panjang itu “Apa yang akan kau lakukan kau terlihat mendekati sarang ku sepertinya kau akan memakan bayi-bayiku?” Tanya sang musang dengan geram “Ya aku akan memakan bayi-bayimu yang lezat itu sebaiknya kau minggir atau aku juga akan memakanmu!” ancam ular itu kepada sang musang sambil mendesis.

Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Musang dan Seekor Ular Kobra
Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Musang dan Seekor Ular Kobra

Sang musang langsung mencakar bagian ekor ular kobra itu “Pergilah dari sini ular atau aku akan mencabik-cabik tubumu”. Ancam sang musang kepada ular namun sang ular malah marah dengan kelakuan musang terhadapnya dia meninggikan kepalanya mendesis dan bersiap untuk menyerang saat itu pula sang musang berteriak-teriak memberi tanda bahaya dan meminta bantuan sang musang jantan untuk segera menolongnya mendengar tanda bahaya itu musang jantan berlari dengan cepatnya ke arah suara itu sementara sang musang betina itu berkelahi dengan ular kobra yang besar dan panjang. Musang betina itu terlihat kelelahan dan sangat mudah diserang, ular itu bersiap untuk menggigitnya ketika kepalanya meluncur ke arah musang betina tiba-tiba dari arah samping kepala ular itu ditangkap dan digigit oleh musang jantan, musang jantan itu sama sekali tidak memberi ampun kepada sang ular dia terus saja mencakar tanpa melepaskan gigitannya.

Ular kobra itu meronta-ronta dan akhirnya lepas dari cengkraman musang jantan lalu ular itu lari dari musang jantan yang melukai kepalanya dengan sangat parah. Musang itu tidak mengejar ular itu namun dia berpikir bahwa ular itu tidak akan berani mendekati sarangnya lagi.

Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Musang dan Seekor Ular Kobra adalah kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya sangatlah besar. Orang tua selalu berkorban untuk keamanan dan kebahagiaan anak-anaknya.

3. Cerita Rakyat Nusantara Pendek : Merpati Mahkota dan Seekor Burung Anis

Seekor burung merpati mahkota bertengger di sebuah pohon rimbun dengan mengadahkan kepalanya dan mengibas-ngibaskan sayapnya dengan penuh kebanggaan akan kecantikan mahkotanya burung itu dia terbang dari satu dahan kedahan yang lain sambil bernyanyi. Burung merpati mahkota itu sedang memamerkan keelokan dirinya kepada burung-burung lain disekitarnya namun tidak ada satupun burung yang menghiraukannya.

Tidak lama kemudian burung merpati mahkota melihat seekor burung berwarna merah sedang memakan buah-buah kecil di ranting pohon, burung itu terlihat asik memakan buah-buah itu dan merpati itu terbang menghampirinya untuk memperlihatkan keanggunannya burung merpati itu melenggokan kepalanya kesana kemari sambil bernyanyi tidak lama kemudian burung merpati itu berkata :”Tengoklah burung anis, kepalaku ini dihiasi oleh bulu-bulu indah berbentuk mahkota, aku terlihat sangat menawan dan anggun, apakah kau mampu mengalahkan keindahanku sedangkan kau hanya memiliki bulu-bulu berwarna cerah saja dan itu tidak mampu menandingi mahkota ku”.

Cerita Rakyat Nusantara Pendek Merpati Mahkota dan Seekor Burung Anis
Cerita Rakyat Nusantara Pendek Merpati Mahkota dan Seekor Burung Anis

Lalu burung anis itu mendekati burung merpati mahkota itu “Kau memang memiliki mahkota yang sangat indah di kepalamu namun sebaiknya hal itu tidak membuat dirimu menjadi angkuh dan sombong karena setiap burung memiliki kelebihannya masing-masing”. Jawab sang burung anis. “Cobalah sejenak kau tengok burung kakak tua yang sedang bertengger disana!”. Pinta sang burung anis. “Kenapa dengan kakak tua itu?” Tanya burung merpati “Burung kakak tua itu memiliki paruh yang kuat dan paruhnya itu lebih kuat dari paruhmu, itu tanda dia memiliki kelebihan seperti dirimu dan dia juga memiliki jambul berwarna kuning dan itu terlihat sangat anggun”. Tegas sang burung anis.

“Haha” burung merpati tertawa “Paruh tidak lah menjadi ukuran untuk kecantikan seekor burung bukan, lagi pula jambul itu tidak begitu cantik bagiku!”. Tegas sang merpati “Meskipun begitu aku sarankan kau jauhkan sifat angkuhmu itu wahai burung merpati”. Saran sang burung anis.

Meski burung anis telah memberinya saran sang merpati tetap saja bertahan pada pendiriannya dia terus memamerkan keindahan mahkota miliknya hingga sang burung anis ingin sedikit memberi pelajarn kepadanya “Wahai burung merpati perhatikan dan dengarkan dengan baik” kata burung anis, burung anis itu langsung bertengger disamping burung merpati itu dan dia merentangkan sayapnya setelah itu dia mengeluarkan suaranya yang lantang namun sangat asik di dengar burung anis itu terus saja menyanyi tidak hentinya di samping sang merpati dan sang merpati hanya terpaku mendengar suara burung anis yang merdu dia terhenyak dan terdiam. Kemudian dia mencoba mengeluarkan suaranya namun suaranya itu sama sekali tidak dapat terdegar karena lantangnya suara burung anis.

Melihat burung merpati itu terdiam burung anis itu segera menghentikan nyanyiannya “Bagaimana merpati apa kau bisa bernyanyi seperti itu kalau kau merasa mampu cobalah bernyanyi seperti itu”. Celoteh sang anis.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Nusantara Pendek : Merpati Mahkota dan Seekor Burung Anis adalah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Janganlah dengan kelebihan yang kita miliki kita menjadi sombong.

4. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek : Kerbau dan Burung Gagak

Di sebuah desa ada sebuah perternakan kerbau peternakan kerbau itu luas meskipun hanya beberapa kerbau saja yang menjadi ternaknya kerbau itu sering digunakan oleh para petani untuk membajak sawahnya karena tubuh mereka kuat dan kekar tenaganya mampu membawa dan menarik alat pembajak sawah yang sangat berat dan hasil bajakanya pun sangat baik.

Suatu pagi yang sangat cerah di desa itu matahari memberikan cahayanya menyinari pedesaan itu hingga membuat suasana menjadi hangat. dua ekor kerbau berjalan dengan membawa alat bajak di punggungnya kerbau-kerbau itu digiring oleh seorang petani untuk membajak sawahnya saat kerbau-kerbau itu sampai di sawah, petani itu mulai merakit alat bajaknya dengan penuh ketelitian. setelah selesai merakit alat pembajaknya petani mulai menaruh alat bajanya itu di pundak ke dua kerbau tersebut.

Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek Kerbau dan Burung Gagak
Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek Kerbau dan Burung Gagak

Setelah selesai kerbau itu turun ke sawah dan petani segera menaiki alat pembajak itu sambil memegang pecut petani itu memberi tanda kepada kerbau untuk segera bergerak, mereka mulai membajak sawah itu dengan pelan. Hal tersebut ternyata diperhatikan oleh dua ekor burung gagak mereka bertengger di atas pohon sambil berbincang-bincang kedua burung gagak itu sangat kagum dengan kekuatan yang dimiliki oleh kedua kerbau tersebut mereka tidak terlihat lelah menarik alat pembajak yang di naiki oleh seorang petani. “Hei kau lihat itu, para kerbau dengan gagahnya menarik alat bajak itu tanpa merasa sedikit lelah”. Salah satu burung gagak berkata, “Ya aku lihat kedua kerbau melakukannya dengan sangat baik, tapi akupun memiliki kemampuan seperti mereka” kata burung gagak “Hahha, kau berpikir mampu menarik alat pembajak itu sendiri?”. Tanya salah satu burung gagak sambil tertawa “Jangan meledekku seperti itu akan aku buktikan bahwa akupun mampu melakukannya bukan hanya ke dua kerbau itu saja, tenaga ku cukup untuk melakukan apa yang dilakukan oleh kerbau itu” celoteh sang gagak “baiklah coba kau buktikan aku hanya bisa membawa satu buah jagung kesarang tidak pernah berpikir mampu melakukan apa yang dilakukan oleh ke dua kerbau itu sekarang”. kata sang gagak dengan penuh sadar.

Tidak lama kemudian ke dua kerbau dan petani itu melnyelesaikan pekerjaannya petani itu turun dari alat pembajaknya mulai melepaskan alat itu dari pundak ke dua kerbau itu, lalu dia meletakan alat pembajaknya di pinggir sawah. Lalu salah satu gagak itu terbang mendekati dan bertengger pada alat pembajak itu, dia mencengkram alat pembajak dengan sekuat tenaga dan mengibaskan sayapnya namun alat itu tidak bergerak sama sekali dia mencoba lagi namun hasilnya tetap sama alat itu sama sekali tidak bergerak. Lalu salah satu gagak lainnya mendekati gagak yang mencoba menggerakan alat pembajak “Aku perhatikan alat ini sama sekali tidak bergerak, kini kau melihat kesombongan membuatmu lupa diri”.

Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek Kerbau dan Burung Gagak adalah ukurlah kemampuan diri sebelum berbuat sesuatu. Sifat sombong dan takabur akan membuat orang lupa diri dan menyebabkan keburukan dimasa yang akan datang.

Baca dongeng lainnya yang cocok untuk anak usia dibawah 5 tahun seperti dongeng anak paud dan cerita rakyat fabel

1 komentar tentang “Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek (Fabel)”

  1. saya sangat suka dengan cerita tentang hewan, sehingga sangat menikmati artikel Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek (Fabel) ini

Komentar ditutup.