Kali ini kami akan memposting Kumpulan Cerita Rakyat Beserta Gambarnya yang berasal dari Tibet dan Aljazair. Kami yakin ada hal yang bermanfaat dari membacakan dongeng dunia ini untuk si kecil. Selamat mendongeng.
Kumpulan Cerita Rakyat Beserta Gambarnya : Monyet Dan Bulan (Tibet)
Ada sekelompok monyet yang hidup di dalam hutan. Monyet-monyet itu dipimpin oleh seekor monyet yang bodoh. Mereka mau melakukan apa saja yang diperintahkan oleh pimpinannya.
Di dekat tempat tinggal mereka terdapat sebuah sumur. Mereka selalu mengambil air dari dalam sumur itu. Suatu malam, saat terang bulan, pimpinan monyet hendak mencari angin segar. Ia pun pergi berjalan-jalan dengan melewati sumur itu.
“Indah sekali malam ini. Bulan bersinar terang dan bintang bertaburan di langit,” gumam pemimpin monyet.
Mata si Pemimpin Monyet sudah terasa berat. Ia mulai mengantuk. Tetapi ia masih ingin menikmati pemandangan malam itu. Ia lalu pergi ke sumur untuk mengambil air. Ia ingin mencuci wajahnya biar rasa kantuknya hilang. Tetapi saat ia melongok ke dasar sumur, ia melihat bayangan bulan. Ia mengira itu adalah bulan yang jatuh ke dalam sumur.
Pemimpin Monyet sungguh panik. Kalau bulan tenggelam di sumur, maka malam pasti akan selalu gelap, begitu pikirnya. Kemudian ia pun mernanggil seluruh monyet.
“Aku melihat bulan jatuh ke dalam sumur. Ayo kita selamatkan bulan!” seru Pemimpin Monyet.
Monyet-monyet lain tak menolak. Mereka mengikuti perintah pemimpinnya. Pemimpin Monyet masuk ke dalam sumur terlebih dahulu. Mereka menggunakan tangan mereka untuk saling berpegangan. Monyet yang ada di atas sumur berpegangan pada dahan pohon agar bisa menahan semua monyet yang masuk ke dalam sumur.
Satu per satu monyet-monyet itu masuk ke dalam sumur. Mereka lalu berpegangan pada tangan temannya yang berada di atas mereka, sambung-menyambung. Mereka tak menyadari bahwa pohon yang digunakan untuk pegangan oleh monyet di luar sumur sudah melengkung. Pohon itu tak kuat menahan beban seluruh monyet.
Kreek! Brug! Pohon itu patah. Semua monyet masuk ke dalam sumur yang sangat dalam. Beberapa monyet mati dan terluka.
“Ini karena kebodohanku, sebagian rakyatku jadi mati sia-sia,” ujar Pemimpin Monyet.
Beberapa monyet menyadari bahwa rupanya bulan masih menggantung di langit. Bulan tak perlu mereka tolong. Mereka lalu melihat permukaan air sumur. Bayangan bulan masih terlihat di sana.
“Rupanya itu hanya bayangan bulan,” ucap salah satu monyet yang terluka.
Pemimpin monyet sangat malu. Seharusnya ia berpikir dahulu sebelum memutuskan sesuatu, apalagi jika sampai membahayakan kaumnya.
Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Beserta Gambarnya : Monyet Dan Bulan (Tibet) adalah untuk menjadi seorang pemimpin dibutuhkan kecerdasan. Kecerdasan hanya bisa diperoleh dengan rajin belajar.
Kumpulan Cerita Rakyat Pendek : Dua Wanita Yang Kehilangan Anaknya (Aljazair)
Suatu hari, Pangeran ingin pergi jalan-jalan ke suatu desa. Ia ingin melihat kehidupan rakyatnya. Ia juga ingin mengetahui apakah selama ini rakyatnya senang dipimpin olehnya.
Pangeran berjalan kaki menuju desa tersebut. Ia tak ditemani oleh satu pun prajurit. Pangeran terlihat sama seperti orang-orang desa di sana. Pangeran juga ramah. Ia selalu menyapa orang-orang yang ditemuinya.
Saat sedang berjalan, ia melihat seorang perempuan tua yang sedang menangis. Perempuan tua itu terlihat sangat sedih. Pangeran pun segera menghampirinya.
“Boleh saya tahu, apa yang membuatmu bersedih?” tanya Pangeran.
Wanita tua itu menoleh pada Pangeran. Kemudian ia bercerita bahwa beberapa hari yang lalu anaknya meninggal. Ia sangat menyayangi anaknya. Kematian buah hatinya itu membuat dirinya menangis sepanjang hari.
“Apa yang biasa anakmu lakukan selama hidupnya?” Pangeran bertanya kembali.
“Aku seorang janda tua, tak ada yang menghidupiku selama ini. Anakku yang bekerja keras mencari uang untuk menghidupiku. Aku tak tahu lagi harus bagaimana agar aku bisa hidup,” isak perempuan itu.
“Sungguh, anakmu adalah anak yang sangat baik,” ucap Pangeran.
Pangeran lalu pergi membelikan seekor keledai untuk wanita tua itu. Si Wanita Tua sangat bingung saat menerima keledai tersebut.
“Keledai ini bisa membantumu bekerja. Dengan keledai ini, semua pekerjaanmu akan terasa ringan. Ini adalah pengganti anakmu. Jadi, janganlah bersedih lagi,” pinta Pangeran.
Wanita tua itu mengusap air matanya. Ia sangat berterima kasih kepada Pangeran. Ia berjanji tidak akan sedih lagi. Pangeran sangat bahagia mendengarnya. Pangeran lalu melanjutkan perjalanannya.
Pangeran kembali berjalan. Kehidupan rakyatnya terlihat sangat makmur. Hanya beberapa saja yang masih terlihat kekurangan. Ia akan memperbaikinya. Pangeran melewati sebuah pemakaman umum. Ia melihat seorang perempuan yang sedang menangis di salah satu makam. Pangeran pun mendekatinya.
“Makam siapa yang sedang kau tangisi?” tanya Pangeran.
“Ini adalah makam anakku. Ia meninggal beberapa hari yang lalu karena kecelakaan.” Jawab perempuan itu.
“Apa yang sering dia lakukan selama hidupnya?” Pangeran kembali bertanya.
“Anakku suka sekali bergaul dengan kaum bangsawan. Ia sama sekali tak mau bergaul dengan orang miskin. Ia selalu mengikuti ke mana pun kaum bangsawan pergi,” balas perempuan itu.
“Kalau begitu teruslah menangis. Tak ada yang bisa kulakukan untuk anak yang semasa hidupnya sombong,” ujar Pangeran.
Pangeran sebenarnya sangat sedih melihat perempuan itu.Tapi, dia memang tak bisa melakukan apa pun untuk ibu dari si anak yang sombong itu.
Pesan moral dari kumpulan cerita legenda ini adalah hanya amal yang dibawa saat kita mati. Jadi, berbuat baiklah agar dikenang sebagai orang yang baik pula.
Ikuti kami di facebook dan youtube berikut ini