Kumpulan cerita rakyat bengkulu yang pendek yang kami posting kali ini menceritakan asal muasal nama suatu daerah di Bengkulu. Cerita rakyat ini sangat seru untuk diketahui, yuk kita baca bersama-sama.
Kumpulan cerita rakyat bengkulu yang pendek : Onak Berduri Sungsang
Pada zaman dahulu, hiduplah dua orang hulubalang yang bernama Serunting Sakti dan Rio Tabing. Keduanya mempunyai wilayah kekuasaan yang cukup luas. Namun sayang, mereka tidak bisa hidup rukun, sudah sekian lama mereka bermusuhan satu sama lain.
Suatu ketika, terjadilah pertempuran yang hebat antara Serunting Sakti dan Rio Tabing. Awalnya mereka bertempur dengan mengerahkan seluruh pasukan dan rakyatnya. Namun, meskipun sudah cukup lama bertempur, tidak ada tanda-tanda perang akan berakhir. Sementara itu, korban dari kedua pihak sudah berjatuhan. Akhirnya, mereka berdua mengadu kekuatan, tidak melibatkan rakyatnya. Perkelahian antara Serunting Sakti dan Rio Tabing sudah cukup lama berlangsung. Mereka berusaha mencari kelemahan masing-masing dan memohon kepada Dewa agar diberi kekuatan yang lebih hebat lagi. Pada saat jeda, mereka mundur untuk mempersiapkan diri dan memusatkan tenaga dan pikirannya. Kesaktian dikumpulkan dalam satu napas dan tiba-tiba mengentak ke angkasa, secara bersamaan bertemu dalam satu titik, sehingga terjadilah ledakan dahsyat. Kedua hulubalang pun terjengkang ke belakang berpuluh-puluh meter jauhnya.
Dalam keadaan tersebut, Rio Tabing mundur sejenak untuk memulihkan kekuatan dan mempertahankan diri. Ia memohon kepada Dewa untuk menambah kesaktiannya. Dengan dikawal oleh pengiringnya, yaitu seekor anjing dan seekor burung hijau, sambil mundur ia menerima ucapan sakti dari Dewa. Akibat tenaga yang luar biasa dari ucapan itu, tanah datar berubah menjadi berbukit-bukit. Segala sesuatu yang dilaluinya menjadi rusak binasa, bahkan duri dan onak pun menjadi sungsang karenanya. Ketika Serunting Sakti berada jauh di ujung batas wilayah, segera Rio Tabing membuat batas daerah kekuasaannya.
“Keturunan Serunting Sakti kalau melewati batas ini, pasti binasa!” Selesai Rio Tabing berkata demikian, tiba-tiba keadaan alam berubah menjadi tenang, tidak ada lagi suara gemuruh yang memecah langit. Peperangan antara dua raksasa itu terhenti di batas ini. Serunting sakti pun tidak bergerak, diam seolah terpaku. Dalam keadaan diam tersebut, ia berpikir keras, apa yang harus dilakukannya. Ia juga menyadari bahwa garis batas wilayah yang ditentukan oleh Rio Tabing telah mendapatkan kekuatan dari sang Dewa, sehingga ia akan celaka jika melewati batas itu.
Akhirnya, perkelahian pun usai. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Mereka samasama menanggung kerugian besar, kedua wilayah mereka hancur berkeping-keping. Batas wilayah kekuasaan yang dibuat Rio Tabing akhirnya disebut sebagai daerah Onak Berduri Sungsang.
Pesan moral dari Kumpulan cerita rakyat bengkulu yang pendek adalah Hidup berdampingan dengan damai akan membawa keselamatan dan kebahagiaan hidup