Kumpulan Cerita Pendek Anak Anak : Roti Manis Mia

Salah satu dongeng menarik dari Kumpulan Cerita Pendek Anak Anak adalah kisah mengenai roti manis buatan Mia. Pada dongeng ini ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Untuk lebih jelasnya adik-adik harus membaca dongeng pendek ini sampai selesai yah. Selamat membaca

Kumpulan Cerita Pendek Anak Anak : Roti Manis Buatan Mia

Di sebuah kota, ada sebuah toko roti yang amat terkenal. Namanya toko MAYMIA, singkatan dari nama Bu Maya dan putrinya, Mia.

Ya, toko itu memang milik Bu Maya. Setiap hari, ratusan roti manis dengan aneka isi menghiasi etalase tokonya. Sering kali, orang harus mengantre untuk mendapatkan roti yang mereka inginkan.

Roti-roti buatan Bu Maya memang enak. Itu karena Bu Maya selalu menggunakan bahan alami untuk roti-rotinya. Dia bahkan punya ladang gandum dan peternakan sapi untuk menyediakan tepung dan susu.

“Mia, ayo perah susunya,” teriak Bu Maya pada Mia yang masih bermalas-malasan.

“Masih mengantuk, Bu. Mengapa tidak minta tolong Pak Ujo saja?” jawab Mia.

Bu Maya menggeleng sambil menyerahkan ember kayu. “Pak Ujo ada pekerjaan lain,”

Mia lalu memerah sapi sambil cemberut. Mengapa Ibu selalu menyuruhku bekerja? gerutunya dalam hati. Memerah susu, menggiling gandum, menguleni adonan, memanggang roti, semua itu benar-benar melelahkan!

“Padahal, Ibu punya sepuluh pegawai. Seharusnya, aku nggak perlu ikut-ikutan seperti ini.” Mia terus menggerutu.

Dalam bayangan, Mia ingin sekali menjadi putri manja yang duduk manis di singgasana. Mia pikir, keinginannya itu wajar. Ibunya punya banyak uang, tentu bisa menggaji lebih banyak pegawai.

“Mengapa aku yang dikorbankan? Tangan-tanganku jadi kasar karena terlalu sering menguleni adonan roti,” keluh Mia.

Kumpulan Cerita Pendek Anak Anak
Kumpulan Cerita Pendek Anak Anak

Mia mengangkat ember yang penuh susu menuju dapur. Dia bertekad untuk protes keras kepada ibunya.

“Terima kasih, Sayang. Sekarang, antarlah sekeranjang roti ini ke rumah Nyonya Padma. Dia sudah memesan sejak pagi.”

“Ibu, mengapa harus aku yang mengantar pesanan ini? Kan, karyawan Ibu banyak?” Mia makin kesal. “Aku ini anak Ibu. Mengapa aku harus ikut bekerja keras? Bukankah Ibu . sudah punya banyak pegawai?” tambah Mia.

Bu Maya malah tersenyum, lalu menyerahkan kertas catatan. “Itu jumlah uang yang harus kamu tagih. Hati-hati, ya?” Bu Maya sama sekali tak memerhatikan keluhan Mia.

Dengan berat hati, Mia pun berangkat. Wajahnya terus bersungut-sungut sepanjang perjalanan. Hatinya sedikit terhibur ketika Nyonya Padma memberinya jus apel kesukaannya.

“Kamu anak hebat, mau membantu ibumu,” puji Nyonya Padma.

“Sebenarnya, aku tak suka seperti ini. Capai. Tapi, Ibu selalu menyuruhku,” sahut Mia.

Nyonya Padma tergelak. “Suatu saat, kamu akan menyadari bahwa semua ini ada manfaatnya!” Mia mengernyit, dia tak paham maksud Nyonya Padma.

***

Hari berganti hari, sekarang, Mia sudah besar. Selama itu, Bu Maya terus meminta Mia untuk melakukan banyak pekerjaan.

Tentu saja, Bu Maya memberi Mia waktu istirahat yang cukup. Akan tetapi, Mia tetap saja merasa keberatan.

Suatu hari, Bu Maya sakit. Sakitnya cukup parah sehingga dokter menyuruhnya beristirahat selama satu bulan.

“Mia, karena Mama masih sakit, kita harus menutup toko selama sebulan. Tolong, sampaikan permintaan maaf Ibu kepada semua karyawan,” kata Bu Maya lemah.

Mia terdiam. Jika mereka harus tutup selama satu bulan, bagaimana nasib karyawan Ibu? Terbayang di benaknya wajah para karyawan dan anak-anak mereka. Mia tak tega jika harus meliburkan mereka.

Mia lalu menjawab, “Aku akan tetap membuka toko, Bu. Lagipula, Ibu periu biaya untuk membeli obat, kan?”

“Ah, benarkah? Jika begitu, syukurlah. Ibu yakin, kamu pasti bisa,” jawab Bu Maya.

Keesokan hari, Mia memulai segalanya. Dibantu oleh para karyawannya, Mia bekerja sebaik mungkin. Dengan mudah, dia menakar bahan, menguleni adonan, dan membentuknya jadi roti-roti yang siap dipanggang.

Sesekali, Bu Maya mencicipi roti yang Mia hidangkan ke kamar. “Enak, Mia! Ibu tahu, kamu memang berbakat.”

Dengan roti-roti buatan Mia, toko MAYMIA tetap ramai. Para pembell pun memuji roti buatan Mia.

“Semoga ibumu cepat sembuh, ya?” kata mereka.

Para karyawan juga berterima kasih kepadanya. Berkat Mia, mereka tak harus kehilangan penghasilannya.

Diam-diam, Mia berbisik. “Semua berkat ibuku. Dia yang mengajariku bekerja keras sejak kecil.” Mia pun mendoakan ibunya agar bisa pulih seperti sedia kola.

Pesan Kasih Sayang dari Kumpulan Cerita Pendek Anak Anak : Roti Manis Mia adalah

Disuruh ini, disuruh ibu, aduh capainya!

Hmm, kira—kira mengapa Mama berus menyuruh kalian? Bukankah ada Bibi yang siap membantu? Mengapa Mama tak selalu membiarkan kalian untuk berleha—leha? Apa Mama tidak sayang pada kalian?

Bukan begitu, Teman. Sebiap orang tua ingin agar anaknya bisa mandiri. Kemandirian itu harus dilatih sejak dini. Orang tua tak akan selamanya mendampingi kalian. Suatu saat, Kalian pun akan hidup tanpa orang tua. Jika kalian hanya berleha—leha, apa yang berjadi nanti?

Jadi, tidak perlu kesal, ya, jika orang tua menyuruh ini dan itu. Itu tandanya mereka sayang pada kalian.

Baca juga dongeng pendek terbaik kami lainnya pada posting berikut ini cerita rakyat pendek