Dongeng anak rambut Putri Naya memang jarang diceritakan di Nusantara. Namun demikian dongeng yang diambil dari kumpulan cerita nusantara ini mengandung pesan moral yang sangat baik. Kami sering menceritakan dongeng ini untuk anak kami. Bagi yang penasaran ini dia kisah lengkapnya.
Kumpulan Cerita Nusantara : Dongeng Rambut Putri Naya
Putri Naya memiliki rambut yang amat panjang. Dia sangat bangga dengan rambutnya itu.Tak heran, dia selalu menggerai rambutnya di setiap kesempatan.
Rambut Putri Naya berwarna kuning bersemu jingga. Jika terkena sinar matahari, rambutnya berkilau cantik. Jika disentuh, rambut itu terasa licin dan halus. Semua orang mengagumi rambut Putri Naya. Karena amat menyayangi rambutnya, Putri Naya bertekad untuk tidak memotong rambutnya sampai kapan pun.
“Boleh saja tidak dipotong, tapi gelunglah rambutmu itu! Rambutmu sudah lebih panjang dari mata kakimu. Bagaimana jika rambutmu terinjak kakimu sendiri?” nasihat Ibu Ratu.
Namun, Putri Naya acuh. Dia pikir, tak mungkin dia menginjak rambutnya sendiri. Bukankah aku sudah terbiasa begini? Begitu pikirnya. “Tidak, Bu. Jika digelung, keindahan rambutku akan jauh berkurang,” tolak Putri Naya tegas.
Rambut Putri Naya makin panjang. Akan tetapi, dia masih tak mau menggelungnya, padahal Ibu Ratu sudah merayunya dengan memberi aneka tusuk gelung yang cantik. Namun, Putri Naya bersikeras. Dia tak mau rambutnya digelung.
“Sekali tidak tetap tidak,” kata Putri Naya ketus, saat Ibu Ratu menyodorinya tusuk gelung berbahan batu giok. Ratu menasihatinya untuk memakai tusuk gelung itu saat acara ulang tahun kerajaan.
Akhirnya, Ratu menyerah. Putri Naya tetap menggerai rambutnya di acara itu. Memang, dia tampak anggun dan cantik. Rambutnya seperti hamparan permadani saat berjalan menuju singgasana. Semua orang memandangnya sambil berdecak kagum. Namun, tidak dengan Ratu. Beliau justru cemas melihat rambut putrinya itu.
“Lihat. Aku baik-baik saja, kan?” bisik Putri Naya saat melewati ibunya. Ibu Ratu hanya bisa menggeleng-geleng melihat sikap putrinya.
Tiba-tiba, saat acara ulang tahun hendak dimulai, sesuatu terjadi. Terdengar suara bergemuruh. Langit dan tembok pun bergoyang. Istana serasa mau runtuh. Para tamu pun berteriak riuh.
“GEMPA!”
Semua orang melarikan diri. Mereka berebut keluar ke halaman istana. Malang bagi Putri Naya, rambutnya terinjak-injak oleh para tamu yang histeris. Berulang kali dia nyaris terjengkang karena rambutnya tertarik ke sana sini.
“Toloooong!” teriak Putri Naya sambil berusaha menyelamatkan diri. Ups, dia terjatuh. Kakinya terbelit rambutnya sendiri. Putri Naya menangis, dia takut sekali, apalagi beberapa perabotan istana mulai bergelimpangan. Lampu kristal besar di atasnya seperti mau roboh menimpanya.
Jantung Putri Naya berdegup kencang. Kakinya masih saja terbelit. Untunglah, tak berapa lama kemudian, gempa reda.
“Anakku! Aku cemas memikirkanmu.” Ibu Ratu menyeruak masuk.
“Maafkan aku, Bu. Ternyata nasihat Ibu benar. Andai saja aku menggelung rambutku, tentu keadaanku tak separah ini.” Putri Naya meringis melihat kakinya yang lebam.
Ibu Ratu tersenyum, “Ingatlah, Nak. Seorang ibu tahu apa yang terbaik untuk anaknya.” Putri Naya mengangguk. Sejak saat itu, Putri Naya selalu menaati nasihat ibunya.
Pesan kasih sayang dari Kumpulan Cerita Nusantara : Rambut Putri Naya adalah
Pernahkah kalian merasa jengkel saat Mama menyuruh untuk Melakukan hal yang tidak kalian sukai? Misalnya, Mama menasihati, lebih baik menggunakan tas dorong daripada tas ransel. Akan tetapi, kalian tidak menurutinya, sebab tas ransel yang kalian punya bergambar tokoh kartun idola, sedangkan tas dorong yang dibelikan Mama tidak bermotif dan bergambar.
Sssstt … di balik semuo permintaannya, ternyata Mama adalah orang yang paling menyayangi kita, lho. Mama tentu tak ingin anaknya terluka. Tas ransel yang berlalu berat dapat membuat punggung kalian cedera.
Jadi, tidak perlu cepat—cepat kesal, ya, saab Mama menyuruh kalian melakukan hal yang tak sesuai kehendak. Tak ada orang lain yang menyayangi kalian selain kedua orang tua, terutama mama.
Temukan cerita rakyat terbaik lainnya pada artikel berikut ini cerpen rakyat nusantara