Bercerita Kisah Nabi Adam As dan Siti Hawa kepada anak-anak kita tentu harus kita lakukan. Sudah menjadi kewajiban umat muslimin memberikan cerita anak muslim seperti kisah 25 nabi dan rasul kepada anak-anak kita. Cerita Nabi Adam As selain akan menambah keimanan anak kita, juga akan mengajarkan perilaku baik yang harus dicontoh dan perilaku tidak baik yang tidak boleh ditiru.
Kisah Nabi Adam As Dan Siti Hawa (Kisah 25 Nabi dan Rasul)
Karena melakukan perbuatan yang dilarang Allah, Nabi Adam diturunkan ke bumi, di daerah India. Nabi Adam bertobat kepada Allah karena melakukan kesalahan. Setelah tobatnya diterima Allah, ia dipindahkan ke Mekah oleh malaikat. Di Mekah, tepatnya di Arafah, Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa. Tempat pertemuan tersebut diberi nama Jabal Rahmah, artinya Bukit Kasih Sayang. Mereka memulai kehidupan di bumi, di daerah Mekah. Nabi Adam terus berdakwah kepada keturunannya hingga wafat. Beliau wafat di daerah Jabal Abi Qais, Mekah
Ketakutan dan Kekhawatiran Para Malaikat
(QS : Al Baqarah 2:30)
Allah bermaksud menciptakan manusia di muka bumi. Dia memberitahukan rencana itu kepada para malaikat. Rencana tersebut membuat para malaikat khawatir jika manusia yang akan diciptakan itu kelak membuat kerusakan di muka bumi.
Allah berfirman, “Sesungguhnya, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Malaikat berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Kemudian, Allah berfirman, “Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Penciptaan Adam
(QS Al Hijr 15:28-29)
Allah memerintahkan para malaikat untuk mengambil tanah dari bumi. Allah berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
Setelah disempurnakan bentuknya, ditiupkanlah roh ciptaan Allah ke dalamnya. Akhirnya, terciptalah sosok manusia bernama Adam. Allah berkata kepada malaikat- Nya, “Tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
Adam dikaruniai akal budi dan hati nurani agar bisa berpikir dan menjalani kehidupan secara baik dan bijaksana. Allah mengajari Adam tentang berbagai hal, terutama tentang benda- benda dan menjadikannya sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini.
Pembangkangan Iblis
(QS Al A’Raf 7:12-13))
Allah memerintahkan kepada para malaikat dan jin untuk bersujud kepada Adam. Hal itu sebagai tanda penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberikan amanat menguasai bumi dan isinya. Para malaikat dan jin memberi hormat kepada Adam dengan cara bersujud. Akan tetapi, di antara golongan jin, ada yang membangkang perintah Allah untuk bersujud kepada Adam. Golongan ini bernama iblis atau setan.
Iblis membangkang karena merasa dirinya lebih mulia dari Adam. lblis diciptakan dari unsur api. Sementara itu, Adam diciptakan dari tanah dan lumpur.
Allah bertanya kepada iblis, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?”
lblis menjawab, “Ya Allah, saya lebih balk daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah. Bagaimana mungkin saya harus bersujud kepadanya?”
Allah pun menghukum iblis, “Turunlah kamu dari surga itu karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk golongan yang hina.”
Iblis sakit hati. la bertekad dan bersumpah akan menggoda dan menjerumuskan manusia kepada perbuatan dosa.
Nabi Adam As Ditempatkan di Surga
(QS Al Baqarah 2:35)
Adam diberi tempat oleh Allah di surga. Surga adalah tempat yang sangat indah dan menyenangkan. Segala sesuatu tersedia di dalamnya. Adam sangat senang tinggal di dalamnya. Akan tetapi, Adam merasa kesepian karena sendiri di surga. Lalu, Allah menciptakan Hawa sebagai istrinya dan menjadi teman hidupnya.
Cerita Dosa Nabi Adam As
(QS Al A’raf 7:22-23)
lblis mengetahui larangan Allah yang ditujukan kepada Adam dan Hawa agar tidak mendekati salah satu pohon di surga. Iblis menyusun rencana untuk menggoda Adam. la mulai membujuk Adam dan Hawa agar memakan buah tersebut. la mengatakan kepada Adam dan Hawa bahwa jika keduanya memakan buah itu, mereka akan kekal di surga.
Pada awalnya, Adam dan Hawa tidak tergoda. lblis kecewa, tetapi tidak putus asa. Beberapa hari kemudian, iblis kembali membujuk Adam dan Hawa agar mau memakan buah tersebut. Bujukan tersebut dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang. Akhirnya, Adam dan Hawa termakan bujukan iblis. Mereka memakan buah terlarang itu. Allah sangat marah kepada Adam dan berkata, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan telah Kukatakan pula bahwa sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
Adam dan Hawa merasa bersalah dan berdosa karena telah termakan bujukan iblis dan melanggar perintah-Nya. Keduanya menangis dan bertobat memohon ampunan, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”
Kisah Nabi Adam As Diturunkan ke Bumi
(QS Al A’Raf 7:24)
Allah mengampuni dosa Adam dan Hawa. Akan tetapi, Allah memberikan hukuman. Mereka diturunkan ke bumi dalam tempat yang berbeda. Allah berfirman, “Turunlah kamu sekalian. Sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.”
Keduanya hidup terpisah. Mereka saling mencari dan merindukan hingga waktu yang telah ditentukan oleh Allah.
Setelah beberapa waktu, mereka dipertemukan kembali oleh Allah di Padang Arafah, Arab Saudi. Tempat pertemuan antara Adam dan Hawa dinamakan Jabal Rahmah, artinya “Bukit Kasih Sayang”.
Kemudian, keduanya membina kehidupan bersama-sama. Mereka memanfaatkan segala sesuatu di bumi. Keduanya bertani dan berkebun untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Kehidupan yang dialami oleh Adam dan Hawa di dunia sangat berbeda dengan kehidupan di surga. Di surga, mereka bisa mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Sementara itu, di dunia, untuk mendapatkan sesuatu harus dengan usaha dan perjuangan yang tidak mudah. Walaupun demikian. Adam dan Hawa hidup bahagia. Mereka hidup dalam cinta dan kasih sayang.
Semakin hari, cinta mereka semakin kuat hingga akhirnya Hawa mengandung. Beberapa lama kemudian, Hawa melahirkan sepasang bayi kembar laki-laki dan perempuan yang diberi nama Qabil dan Iglima. Keduanya memiliki wajah yang tampan dan cantik jelita.
Kisah Anak Nabi Adam As dan Siti Hawa
Tak lama setelah itu, Hawa kembali mengandung dan melahirkan sepasang bayi kembar laki-laki dan perempuan yang diberi nama Habil dan Liyudza. Keduanya tidak setampan dan secantik Qabil dan lqlima. Walaupun demikian, keduanya memiliki pribadi baik hati.
Ketika telah beranjak dewasa, Habil tumbuh menjadi seorang penggembala yang ulet dan telaten merawat ternaknya. Sementara itu, Qabil bekerja sebagai petani. Akan tetapi, Qabil pemalas dan selalu mengeluh dalam bekerja.
Suatu ketika, Adam mendapatkan perintah dari Allah untuk menikahkan anak-anaknya. Allah memerintahkan agar tidak menikahkan anaknya dengan saudara kembarnya.
Adam menyampaikan perintah kepada anak-anaknya. Pada saat itu, iblis datang dan menghasut pikiran Qabil. Hasutan Iblis tersebut berhasil. Qabil menolak mentah-mentah keputusan ayahnya. Alasannya, ayahnya telah berlaku tidak adil kepada Qabil karena menjodohkan dengan Liyudza yang tidak secantik Iglima.
Penolakan ini membuat Adam dan Hawa bingung. Keduanya memohon petunjuk Allah. Lalu, Allah memerintahkan Adam agar menyuruh anaknya berkurban kepada Allah. Jika kurbannya diterima, dia yang berhak menikah dengan Iglima.
Lalu, Adam menyampaikan petunjuk Allah kepada Qabil dan Habil. Pada waktu yang telah ditentukan, Qabil dan Habil berangkat ke puncak gunung untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Habil memilih domba yang terbaik untuk kurbannya. Sementara itu, Qabil memilih gandum yang jelek sebagai persembahan. Kedua kurban itu lalu diletakkan di puncak gunung.
Keesokan harinya, keduanya melihat persembahan mereka. Ternyata, kurban Habil yang diterima oleh Allah.
Sementara itu, kurban milik Qabil masih berada di tempatnya. Dengan demikian, Habil berhak menikah dengan lqlima.
Perisitiwa Pembunuhan Pertama Anak Nabi Adam As
(QS Al Maidah 5:30)
Qabil tidak mau menerima kenyataan ini. la marah dan iri kepada Habil. Qabil pun berkata dengan penuh ancaman, “Aku pasti membunuhmu.”
Habil menjawab dengan penuh kepasrahan, “Sesungguhnya, Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.”
Qabil kembali berkata,”Aku akan membunuhmu.”
Habil menjawab sambil berbalik untuk kembali ke gubuknya, “Sungguh, kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya, aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya, aku ingin agar kamu kembali dengan dosaku dan dosamu sendiri maka kamu akan menjadi penghuni neraka dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”
Qabil tetap belum bisa menerima kekalahannya. la terus dalam kondisi marah dan gelisah.
Pada kondisi seperti itulah, iblis datang menghasut Qobil agar menyingkirkan Habil. Awalnya, Qabil ragu-ragu. Akan tetapi, iblis terus membujuk.
Pada suatu ketika, Habil sedang berbaring di atas tanah setelah lelah bekerja. Qabil yang masih dikuasai hawa nafsu menganggap kondisi tersebut sebagai cara yang mudah membunuh untuk saudaranya. Lalu, ia menghampiri dan membunuhnya.
Oleh karena itu, Allah menggolongkan Qabil sebagai orang di antara orang-orang yang merugi.
lnilah peristiwa pembunuhan pertama kali yang terjadi di muka burnt. Melihat Habil terkapar di tanah, kemarahan Qabil hilang, berganti penyesalan, bingung, takut, dan rasa berdosa. la tidak tahu harus melakukan tindakan apa terhadap mayat adiknya tersebut.
Burung Gajak Penuntun (Cerita Nabi Adam As)
Qabil terus dalam kondisi kebingungan. Lalu, Allah memberikan petunjuk melalui dua ekor burung gagak yang berkelahi hingga salahsatunya mati. Allah menyuruh burung gagak yang masih hidup tersebut untuk menggali bumi. Hal tersebut untuk memperlihatkan kepada Qabil bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Melihat hal itu, Qabil berkata. “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Sejak peristiwa itu, Qabil pergi meninggalkan keluarganya.
Peristiwa menyedihkan tersebut membuat Adam dan Hawa sangat berduka. Akan tetapi,keduanya tetap tabah dan bertawakal kepada Allah, serta berusaha mengambil hikmah di balik peristiwa itu.
Sepeninggal Qabil dan Habil, Adam dan Hawa tidak memiliki anak laki-laki lagi. Keduanya terus berdoa memohon kepada Allah agar diberikan keturunan laki-laki lagi. Tidak lama kemudian, Hawa mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang bernama Syits. Kelak, Syits akan melanjutkan keturunan Nabi Adam.
Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka mengamalkan ajaran Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik kepada sesama, jujur, dan saling menolong.
Dalam usia seribu tahun, Nabi Adam mendapat wahyu dari Allah bahwa ajalnya telah tiba. Lalu, Adam bertafakur dan berdoa kepada Allah. Tidak lama kemudian, Nabi Adam wafat. Setahun kemudian, Hawa wafat menyusul Adam. Jenazahnya dimakamkan di Kota Jedah, Arab Saudi.
Pesan moral dari kisah Nabi Adam AS Dan Siti Hawa adalah
-
Meskipun diciptakan secara sempurna dan memiliki banyak kelebihan, manusia tidak luput dari sifat lupa, lalai, dan khilaf yang dapat rnenyebabkannya melanggar perintah Allah. Untuk itu, sebaiknya kita selalu berlati-hati dan meningkatkan iman kita agar dapat mengatasi sifat lalai, lupa, dan khilaf tersebut.
-
Kita harus waspada dengan bujuk rayu setan yang akan terus menggoda dan menjerumusan kita dalam dosa yang merugikan.
-
Jangan pernah berputus asa ketika “terlanjur” melakukan dosa. Segeralah bertobat karena pintu ampunan Allah selalu terbuka.
-
Sifat sombong dan congkak menyebabkan iblis diusir Allah dari surga dan dilaknat sebagai penghuni neraka.
-
Sifat iri hati dan dengki rnenyebabkan manusia mampu berbuat kejam yang mengakibatkan kehilangan segalanya (keluarga, saudara, kasih sayangdan lainnya).
/]