Cerita rakyat Sumatera Utara yang paling popular adalah dongeng danau Toba. Sebenarnya kami sudah pernah memposting kisah danau toba di blog ini. Kali ini kami akan memposting versi cerita rakyat pendek dari legenda danau Toba.
Dongeng Danau Toba (Sumatera Utara)
Dahulu kala, ada seorang lelaki yang suka mencari ikan. Suatu hari, ia mendapatkan seekor ikan ajaib. Ya, ikan itu dapat berbicara.
“Jangan bunuh aku. Sebagai gantinya, aku mau menikah denganmu.” ucap ikan itu.
Tiba-tiba ikan itu berubah menjadi perempuan yang sangat cantik. Lelaki itu tertarik untuk menikah dengannya. Tetapi, putri ikan mengajukan sebuah syarat. Tak ada yang boleh mengetahui bahwa dirinya adalah jelmaan ikan.
Lelaki itu menyetujuinya. Mereka akhirnya menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki. Anak itu sangat suka makan, dan ia nakal. Sering kali ia menghabiskan makanan yang sebenarnya disiapkan untuk ayahnya.
Suatu hari, ibunya menyuruh anak itu untuk mengantar makanan kepada ayahnya. Namun, dalam perjalanan, anak itu memakan semua makanan yang ada di rantang. Ia pergi ke ladang tanpa membawa makanan.
Ayahnya sudah sangat lelah setelah seharian bekerja. Melihat anaknya datang, ia sangat senang. Namun ketika mengetahui makanan yang dibawa anaknya sudah habis, ia sungguh marah.
“Maafkan aku, Ayah.” ucap anaknya.
“Dasar kau anak ikan! Kau tahu, aku bekerja seharian untukmu.” seru ayahnya.
Anak itu kaget mendengar ucapan ayahnya. Ia pun berlari ke rumah untuk mengadu kepada ibunya. Saat ibunya tahu tentang hal itu, dia sangat marah. Ternyata suaminya telah melanggar janji.
Saat itu juga turun hujan yang sangat lebat disertai petir. Air sungai dengan cepat meluap. Sang suami segera berlari menuju rumah. Namun, apa yang terjadi. Ia malah melihat istri dan anaknya sudah lenyap dalam hujan yang meluap. Ia sungguh menyesal telah melanggar janjinya. Tetapi, tak ada lagi yang bisa dilakukan.
Kini, tempat tinggal mereka menjadi sebuah danau. Danau itu dinamakan dengan Danau Toba seperti nama anak si lelaki. Danau itu sangat terkenal di Indonesia.
Pesan moral dari Dongeng Danau Toba (Sumatera Utara) adalah jangan suka mengingkari janji. Yuk, jadi anak yang baik agar orangtuamu senang.
Contoh Cerita Rakyat : Kecantikan Dua Putri (Brunei Darussalam)
Istana diserang secara tiba-tiba. Hal itu membuat prajurit kewalahan. Akhirnya penjahat bisa masuk ke istana. Raja tak bisa menghalau semua penjahat itu. Para penghuni istana pun segera lari dari istana, termasuk sembilan anak raja.
Kesembilan anak raja berhasil menyelamatkan diri. Mereka tiba di bukit Santubong. Di sana terdapat sebuah desa yang asri.Tujuh pangeran dan dua putri itu pun masuk ke desa itu. Untunglah mereka disambut dengan baik oleh para penduduk. Bahkan, para penduduk mengagumi kecantikan dua putri itu, yakni Putri Zahra dan Putri Zahira.
Penduduk menyebut Putri Zahra dan Putri Zahira sebagai putri tercantik penguasa Bukit Santubong. Kedua putri itu sangat bangga dirinya dielu-elukan oleh masyarakat. Namun, hal itu membuat mereka jadi tak akur.
“Akulah yang paling cantik di bukit ini,” ujar Putri Zahra.
“Bukan kau, tapi aku yang paling cantik,” balas Putri Zahira.
Mereka berdua terus saja bertengkar, menganggap diri yang paling cantik.Tak ada yang mau mengalah. Setiap hari mereka hanya mempercantik diri. Membuat penduduk semakin mengagumi mereka.
Setiap hari Putri Zahra dan Putri Zahira bertengkar. Hingga mereka memutuskan untuk memisahkan diri.
“Kalau begitu lebih baik aku pergi dari bukit ini,” ujar Putri Zahira.
“Aku saja yang pergi,” balas Putri Zahra.
Begitulah mereka, tak pernah ada yang mau mengalah. Akhirnya salah satu dari mereka pun pergi. Mereka tak lagi tinggal bersama. Putri Zahra tetap menempati Bukit Santubong, sedangkan Putri Zahira pindah ke Bukit Sejenjang.
Pesan moral dari cerita dongeng pendek Kecantikan Dua Putri (Brunei Darussalam) adalah sesama saudara jangan saling iri. Tetaplah jalin persaudaraan, jangan sampai terjadi per pecahan.
Untuk mengetahui lebih jelas sejarah danau toba dapat membaca posting kami sebelumnya yaitu Cerita Rakyat Asal Usul Danau Toba