Banyak dongeng asli Indonesia sangat bagus untuk di ketahui. Semuanya mengandung pesan moral yang bisa disisipkan oleh orang tua ketika menceritakannya pada si kecil. Kali ini kakak akan bercerita salah satu dongeng asli dari Indonesia yang bercerita mengenai permusuhan rubah dan Kelinci. Kakak yakin kalian pasti suka.
Kumpulan Dongeng Asli Indonesia : Fabel Rubah dan Kelinci
Sudah lama Rubah ingin menangkap kelinci dan memangsanya. Namun, rubah selalu gagal. Kelinci selalu punya banyak akal untuk meloloskan diri dari ancaman rubah. Kenyataan itu membuat rubah merasa semakin kesal.
“Uh, benar-benar menjengkelkan!” seru rubah. “Masak aku kalah pintar dibanding hewan bertelinga panjang itu. Aku benar-benar tidak sudi!”
Rubah pun kemudian memikirkan strategi terbaik untuk menjebak kelinci. Setelah berpikir selama berhari-hari, akhirnya ia berhasil menemukan strategi tersebut. “Aku yakin, kali ini rencanaku pasti sukses,” batin rubah dengan semangat yang meluap-luap.
Tanpa menunggu lagi, rubah segera melaksanakan rencananya. Ia membuat boneka kelinci yang sangat bagus dari ter. Jika kalian belum tahu, ter adalah cairan kental hitam seperti cairan aspal, namun lengket.
Rubah mendudukkan boneka kelinci itu di bawah pohon di pinggir jalan yang biasa dilewati oleh kelinci. Selanjutnya rubah bersembunyi di tempat yang tidak jauh dari situ sambil terus mengamati boneka hasil karyanya. Ia berharap kelinci segera lewat.
Harapan si rubah terkabul. Tidak lama kemudian kelinci melintasi jalan tersebut. Ia melihat boneka kelinci di bawah pohon dan mengiranya sebagai kelinci betulan. Ia pun menghampiri boneka itu, lalu menyapanya, “Selamat siang! Hari ini benar-benar cerah, ya!”
Tidak ada sahutan.
Hal ini kontan membuat kelinci kesal. Ia jengkel karena merasa diabaikan. Meski demikian, ia tetap berusaha mengendalikan diri dan mencoba untuk tetap bersikap sopan
“Sedang apa kau di sini?” Tidak ada jawaban.
“Hei, kau tuli, ya”
Masih tidak ada jawaban.
Lama-kelamaan, kekesalan kelinci semakin memuncak. Ia menggoyang-goyang boneka dari ter itu dengan tangan kanannya sambil berseru keras, “Hei, kenapa kau tidak menjawabku? Kau benar- benar hewan yang sombong!”
Si kelinci kaget ketika menyadari bahwa tangan kanannya tidak bisa lepas dari badan (boneka) kelinci kecil itu. Si kelinci berusaha melepaskannya, namun gagal. Ia mendorong boneka itu sekuat tenaga dengan menggunakan tangan kirinya, tapi kemudian tangan kirinya itu juga menempel dengan erat pada tubuh boneka. Lantas ia menggunakan kedua kakinya untuk mendorong boneka itu, tapi kedua kakinya itu malah menempel juga.
“Tolooong… tolooong akuu!” teriak kelinci, panik.
Rubah segera keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mendekati kelinci yang sedang terjebak itu. “Hehe… akhirnya aku bisa menangkapmu juga,” kata si rubah sambil terkekeh. “Tenanglah, aku akan membantumu melepaskan diri dari boneka buatanku itu. Tapi setelah itu aku akan memangsamu, hahaha….”
Si kelinci sedang dalam bahaya. Keadaannya sangat genting. Nasibnya ibarat telur di ujung tanduk. Namun, ia tetap berusaha tenang sambil memikirkan cara untuk meloloskan diri dari bahaya itu. Akhirnya sebuah ide cemerlang pun melintas dalam otaknya.
“Oh tuan Rubah,” kata kelinci dengan wajah memelas, “kau boleh melakukan apa pun kepadaku, tapi tolong jangan lempar aku ke semak- semak berduri! Tolong jangan!”
“Aku berencana untuk memanggangmu. Dagingmu pasti sangat lezat! Hahaha….”
“Panggang aku! Bakar aku! Gantung aku! Asalkan jangan lempar aku ke semak-semak berduri!”
“Hmmm… sepertinya kau sangat takut dengan semak-semak berduri, ya?” kata Rubah sambil menimbang-nimbang.
“Oh, tidak… tolong tuan rubah, tolong jangan lakukan hal itu!” kelinci memasang wajah sepanik-paniknya.
“Hahaha… aku akan melemparmu ke sana! Aku senang melihatmu tersiksa! Tubuhmu pasti akan terkoyak-koyak! Hahaha…,” kata Rubah. Ia segera mengangkat kelinci, lalu tanpa pikir panjang langsung melemparnya ke semak-semak berduri sambil tertawa terbahak-bahak.
“Aaaaaak…,” kelinci menjerit keras. Tapi, setelah itu tidak terdengar apa-apa lagi. Suara mendadak hening. Si kelinci juga tidak kunjung muncul dari semak-semak berduri itu. Hal ini membuat rubah terheran-heran. Ia berusaha mencari kelinci di semak-semak tersebut, tapi kelinci sudah tidak ada di sana.
“Lho, ke mana kelinci itu?”
Pertanyaan si rubah segera terjawab. Tidak jauh dari sana, si kelinci sedang duduk bersantai sambil tersenyum lebar. “Hai rubah! Aku dilahirkan di semak-semak berduri, jadi tempat seperti itu tidak akan melukaiku. Aku berhasil meloloskan diri karena kebodohanmu, hahaha….”
Rubah merasa sangat kesal. Ia tidak menyangka bahwa lagi-lagi ia harus kehilangan mangsa yang sudah sangat lama diidam-idamkannya. Kemudian ia pun pulang dengan Iangkah gontai sambil menyesali kelengahan dan kebodohannya sendiri.
Hikmah dari Fabel Dongeng Asli Indonesia Rubah dan Kelinci adalah Saat berada dalam keadaan terdesak, kita harus berusaha bersikap tenang . Dengan begitu, kita bisa berpikir dengan jernih sehingga kemudian bisa mendapatkan ide untuk mengatasi kondisi yang genting itu.
Temukan dongeng anak indonesia terbaik lainnya pada posting kakak berikut ini cerita dongeng binatang