Pagi yang sangat cerah. Matahari bersinar dengan indah. Pak Tani bersiap-siap pergi ke ladang dengan sangat gembira dengan memanggul pacul.
‘’Aku akan pergi ke ladang untuk memeriksa kebun timunku, mungkin saja besok sudah bisa dipanen.’’
Sesampainya di kebun timun Pak Tani sangat terkejut. Buah timun di kebunnya banyak yang rusak.
‘’Aduh siapa yang berani merusak buah timunku ini. Mengapa harus dirusak? Aku bukan petani yang pelit, jika ada orang yang mau timunku ambil saja. Tapi tidak untuk dirusak’’
Dengan hati muram Pak Tani pulang ke rumah. Ia menduga-duga hewan apakah yang suka makan mentimun.
‘’Pasti hewan yang merusak dan mencuri kebun mentimun ku adalah si Kancil’’. Gumam Pak Tani.
Pak Tani mencari akal untuk menjebak si Kancil. Pak Tani akhirnya berhasil mencari akal untuk menjebak si Kancil dengan membuat orang-orangan yang di beri pelekat sangat kuat. Menjelang sore orang-orangan itu sudah selesai dibuat dan di bawa ketengah kebun timun untuk di pasang.
‘’ Aku tahu kancil hewan yang sangat cerdik, dia bisa melakukan apa saja untuk mencuri timunku’’.
Ternyata dugaan Pak Petani benar, malam harinya Kancil datang untuk mengambil mentimun. Kancil tertawa melihat orang-orangan yang di buat Pak Tani.
‘’Haha.. hanya orang-orangan, siapa takut?’’
Kancil hanya melewati orang-orangan itu. Ia memakan timun yang muda-muda. Ternyata tak banyak yang di makan si Kancil. Hanya 3 buah timun ia sudah merasa kenyang. Ia juga tidak merusak timun yang lainnya.
Setelah makan timun. Kancil menghampiri orang-orangan yang dibuat Pak Tani, dan sifat jail si Kancil. Ia pukul orang-orangan itu dengan kaki depannya.
‘’Aduh… kenapa melekat seperti ini? Kaki ku tidak dapat di gerakkan!’’ Kancil sangat kaget.!
‘’Hei orang-orangan jelek. Lepaskan kakiku. Kalau tidak, akan kupukul lagi kau!’’
Kancil memukul orang-orangan itu dengan kaki yang satu lagi.
‘’Plak!’’ kini kedua kakinya menempel erat pada baju orang-orangan itu.
Pelekat yang di pasang Pak Petani di baju orang-orangan itu sangat kuat. Kancil tak bisa melepaskan diri. Sekuat tenaga ia berusaha tetapi tidak berhasil. Semalaman Kancil menangis.
Pagi harinya Pak Tani datang.
‘’Ku tangkap kau Kancil. Dasar biang kerok. Kau boleh mengambil makan timunku Cil. Tapi tidak untuk merusak buah yang lain.’’
‘’Ampun Pak Tani. Bukan aku yang merusak timunmu, aku hanya makan 2-3 buah timun. Dan perutku sudah merasa sangat kenyang.
Pak Tani tidak percaya dengan perkataan si Kancil. Leher si Kancil di ikat dan di seret Pak Tani ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Pak Tani, Kancil langsung diletakkan di dalam kurungan ayam.
‘’Kancil . Batu ini sangat kuat. Kau tak dapat meloloskan diri dari sini. Aku akan pergi sebentar ke pasar untuk membeli bumbu sate.’’
‘’Ampunilah aku Pak Tani, jangan sate aku. Dagingku pahit dan tidak enak.” Si Kancil merengek meminta ampun.
Pada saat Pak Tani pergi ke pasar untuk membeli bumbu sate, ada seekor anjing yang merupakan peliharaan Pak Tani datang menghampiri kurungan si Kancil. Anjing hitam itu bernama Ireng.
‘’Kenapa kau di kurung?’’ Tanya si Ireng.
‘’Apa kau tak tau Reng?’’ Kancil membalas pertanyaan Si Ireng Anjing milik Pak Tani.
‘’Katakan ada apa sebenernya Cil?’’
‘’Begini Reng, aku ini akan di jadikan menantu oleh Pak Tani. Mangkannya Pak Tani pergi ke pasar untuk membeli makanan yang lezat-lezat untukku calon menantunya.’’
‘’Hah..? Kamu itu tidak pantas Cil, badan mu kecil. Lebih baik aku saja yang menjadi menantu Pak Tani. Aku sudah bertahun-tahun menjadi peliharaannya’’
‘’Tapi Pak Tani sudah memilih aku Reng. Sudah sana pergilah kau Ireng!’’
Si Ireng tiba-tiba menggerang marah, ‘’Cil, kalau kau tidak mau aku gantikan sekarang juga batu yang ada di atas kurangan itu akan aku dorong dan lehermu akan ku gigit sampai putus.’’
‘’Wah.. Jangan gitu dong !’’
‘’Mau apa tidak?’’
‘’Baik-baik aku turuti keinginanmu.’’
Si Ireng mendorong batu hingga terjatuh, kurungan itu terbuka dan Kancil keluar dari kurungannya. Sedangkan Ireng menggantikkan Kancil masuk ke dalam kurungan.
‘’Selamat Ireng, sebentar lagi kau akan menjadi menantu Pak Tani.’’ Kata Kancil sambil berlari kencang.
Sesaat kemudian Pak Tani datang. Ia sangat kaget melihat Kancil yang berada di kurungan berubah menjadi Ireng anjing peliharannya.
‘’Hormat saya calon mertua.’’ Kata anjing dengan gembira.
‘Calon Mertua katamu? Hey kamu kemanakan si Kancil.’’ Pak Tani bertanya dengan nada gusar.
‘’Sudah pergi ke hutan Pak Tani !’’
‘’Kau sungguh-sungguh mau menjadi menantuku?’’
‘’Benar sekali tuan.’’ jawab Si Ireng dengan gembira.
‘’Sekarang keluarlah dari kurungan itu, lau duduklah yang manis dan pejamkan mata. Aku akan segera memanggil putriku didalam rumah.’’
Ireng segera menuruti permintaan dari Pak Tani. Dia sangat gembira karena akhirnya dia bisa menjadi keluarga dari Pak Tani.
‘’Ini hadiah untukmu !’’ teriak Pak Tani memukul kepala dan punggung si Anjing.
‘’Tungguuuuuu…! Bleg ! bleg !. ampuuuunnn..!’’
Si Ireng menjerit dan melarikkan diri. Dia baru sadar bahwa telah terjebak dalam tipu muslihat si Kancil. Ia sangat marah karena ditipu si Kancil. ‘’ Awas kau Kancil jika nanti ketemu akan ku gigit kau!’’ Ireng yang sangat marah karena di tipu si Kancil. Seluruh badannya masih terasa sakit setelah di pukul Pak Tani. Anjing berlari sangat kencang mengejar si Kancil.
Kancil sudah mencoba berlari sekencang yang dia bisa. Namun kecepatan si Kancil memang belum bisa dibandingkan dengan Ireng yang merupakan anjing pemburu, maka dalam beberapa saat Si Ireng sudah bisa berada di belakang.
‘’Wah gawat. Ireng sudah berada dibelakangku,’’ kata Kancil dalam hati. ’’Aku harus segera bersembunyi.’’
Pesan Moral dari Fabel cerita rakyat Kisah si Kancil Mencuri Mentimun adalah :
-
Janganlah kita melakukan kejahatan seperti mencuri karena sepandai-pandainya kita menyembunyikan kejahatan pasti suatu saat akan ketahuan juga.
-
Sebelum bertindak berpikirlah yang matang, jangan sampai menyesal dikemudian hari seperti si Ireng anjing milik Pak Tani.