Sore hari di sebuah desa seorang petani pulang berjalan ke rumahnya petani itu telah menggarap sebuah ladang di lahan pertaniannya ladang itu di tanami oleh petani dengan stek batang umbi merah. Beberapa minggu kemudian setelah terlihat beberapa pucuk baru dari tanaman umbi merah itu seekor burung puyuh membuat sarang di sekitar bedengan tanaman umbi merah itu tidak lama kemudian dia bertelur.
Beberapa minggu kemudian telur-telur itu kini telah menetas menjadi anak-anak burung puyuh yang sehat, ibu burung puyuh itu setiap hari meninggalkan sarangnya untuk mencari makan dan setiap sore ibu burung itu kembali ke sarangnya. Seiring berjalannya waktu tanaman umbi kini semakin merimbun menutupi sarang hingga tidak terlihat begitupun dengan anak-anak burung puyuh tumbuh dengan sehat dan baik mereka semakin besar dan bulunya semakin sempurna menutupi tubuhnya.
Ketika daun umbi merah semakin merimbung datanglah petani itu dengan anaknya mereka memperhatikan tanamannya itu dengan seksama “Anakku ayah rasa kita harus bersiap untuk melakukan pemanenan umbi merah ini” Kata petani kepada anaknya “Sebaiknya kita meminta bantuan kerabat kerabat kita untuk memanen umbi merah ini”. Kata sang petani. Anak-anak burung puyuh itu mendengar pembicaraan petani dengan anaknya itu untuk segera bersiap memanen umbi merahnya, mereka menjadi sangat ketakutan karena mereka merasa sangat terancam.
Ketika induk burung puyuh itu datang dan membawakan makanan untuk mereka, mereka langsung menceritakan apa yang telah dikatakan oleh petani kepada anaknya “Tenanglah anak-anakku ketika petani berkata bahwa dia akan bersiap untuk memanen umbi merah ini berarti umbi merah ini tidak akan dipanen dalam waktu yang sangat dekat”. Kata induk burung puyuh kepada anak-anaknya.
Beberapa minggu kemudian musim hujan telah datang kini sebagian ladang umbi merah terendam air hujan datang setiap hari hingga membuat ladang itu terendam air. Sore hari petani itu kembali dengan anaknya untuk melihat perkembangan umbi merahnya dan ternyata ladang umbi merah itu kini terendam air “Anakku jika melihat keadaan ini kita tidak bisa menunda-nunda lagi untuk memanen umbi merah ini” Kata sang petani “Anakku air yang menggenangi umbi-umbi di ladang ini selama beberapa minggu akan membuat umbi-umbi itu busuk, jadi aku putuskan besok pagi ketika matahari menampakan dirinya kita sudah memanen umbi ini meskipun tanpa bantuan kerabat-kerabat kita”. Tegas sang petani. Anak burung puyuh itu mendengar pembicaraan itu dan dia menceritakan kepada induknya.
“Jika mereka berkata bahwa besok mereka akan memanen umbi ini maka sebaiknya kita pergi dari tempat ini secepatnya, karena jika manusia telah mengambil keputusan untuk bekerja tanpa bantuan orang lain percayalah mereka akan segera melakukannya”. Tegas sang induk burung, lalu saat itu juga mereka berlari meninggalkan ladang umbi merah tersebut. Pagi hari saat petani dan anaknya mulai mencabuti umbi tersebut terlihat sebuah sarang burung puyuh yang telah ditinggalkan oleh penghuninya.
Pesan Moral dari Fabel Cerita Rakyat Burung Puyuh di Ladang Umbi Merah adalah Salah satu hal baik ialah bekerja sendiri tanpa bergantung kepada orang lain