Di sebuah tebing teras yang tidak terlalu tinggi tinggalah seekor burung raja udang dalam lubang yang dia gali dengan paruhnya burung raja udang adalah burung paling lihai dan paling anggun diantara burung penangkap ikan lainnya dia mampu menangkap ikan dengan cepatnya dan jarang sekali meleset tubuhnya yang berwarna biru merah membuatnya terlihat sangat indah dan gagah.
Suatu pagi burung raja udang keluar dari lubangnya terbang rendah menyusuri sungai mencari tempat pas untuk menemukan mangsa yaitu ikan atau udang dia menemukan tempat pas untuk berburu yaitu tempat di hulu sungai yang tersinari oleh matahari sehingga hulu sungai itu terasa hangat dan banyak ikan yang berenang disana mencari makanan seperti lumut. Burung raja udang itu mencari tempat untuk bertengger dimana tempat bertengger itu tidak terhalang apapun ketika dia meluncur dan mampu melihat semua tempat ikan berenang serta mampu meloloskan diri dari bahaya yang mengancam. Akhirnya dia menemukan tempat itu dan dia bertengger disana, ketika dia bertengger di tempat itu dia berpikir sejenak “Aku terlihat anggun hari ini bulu-buluku berwarna cerah dan aku mampu menangkap ikan-ikan kecil dengan sangat cepat tanpa meleset, namun hari ini aku tidak mau memakan ikan kecil aku hanya kan menangkap ikan besar karena aku adalah burung anggun dan ikan-ikan kecil tidak layak aku makan”. celoteh burung raja udang.
Burung raja udang itu bertengger sambil mengamati ikan kecil di bawahnya, namun dia melewatkan ikan kecil itu, dari arah hilir terlihat ada segerombolan ikan lebih besar pergi ke hulu sungai tapi burung itu tetap tidak mau menangkapnya karena ukurannya belum cukup besar. “Aku tidak mau menggunakan paruhku hanya untuk ikan sebesar itu” celoteh sang burung. Siang pun berlalu matahari mulai bergeser ke arah barat kini masih ada segerombolan ikan kecil berenang di bawah burung itu. Tidak lama datanglah gerombolan ikan yang besarnya 2 kali lipat lebih besar dari burung raja udang itu namun burung itu tetap tidak mau memakannya “Ah kenapa hanya ikan-ikan sebesar itu yang datang aku mau ikan yang lebih besar dari ikan-ikan itu aku tidak mau menggunakan tenagaku hanya untuk ikan sebesar itu”. Kata burung raja udang denga sombongnya.
Matahari terlihat sudah mulai tenggelam namun burung itu masih bertengger menunggu ikan besar melintas dan akhirnya dari arah hilir terlihat ikan besar-besar menuju hulu ukuran tubuhnya 5 kali lebih besar dari burung raja udang itu, “Nah inilah kesempatanku kini aku bisa menangkap ikan besar dengan sekali meluncur”. Kata sang burung dengan penuh keangkuhan. Ketika ikan-ikan itu berenang burung raja udang itu bersiap lalu dia meluncur dengan cepat ke dalam air bukannya ikan yang dia tangkap malah tubuhnya tertabrak ikan yang melaju cepat di air tubunya berputar-putar di dalam air dia sadar dan tergesa gesa untuk kembali terbang dan akhirnya dia mampu keluar dari air.
Kini burung itu tidak mendapatkan sama sekali makanan sejak pagi sampai siang hari dia hanya melewatkan makanannya karena rasa angkuhnya kini burung itu harus puas dengan perut kosongnya dan kembali kesarangnya.