Dongeng Untuk Anak Anak : Matahari, Bulan, dan Angin

Dongeng untuk anak anak seharusnya mengajarkan tentang kebaikan didalamnya. Semua dongeng anak pendek yang ada di blog ini pasti memiliki pesan moral yang dapat dipetik. Contohnya dongeng anak bergambar yang sedang kami terbitkan saat ini.

Dongeng Untuk Anak Anak Pendek : Matahari, Bulan, dan Angin

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Petir dan Kilat. Rupanya, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Meskipun mereka belum memiliki anak, namun mereka tetap gembira. Mereka pun memutuskan untuk mengadakan pesta makan malam. Mereka lalu mengundang tiga bersaudara yaitu Matahari, Bulan, dan Angin.

Dongeng Untuk Anak Anak : Matahari, Bulan, dan Angin
Dongeng Untuk Anak Anak : Matahari, Bulan, dan Angin

Saat malam hari tiba, Matahari, Bulan, dan Angin pergi ke sebuah sudut alam semesta yang sangat indah. Di situlah rumah Petir dan Kilat berada.

“Selamat datang di pesta kami. Semoga kalian bisa bersenang-senang, ya,” ujar Petir dan Kilat, memberi salam kepada Matahari, Bulan, dan Angin.

Matahari, Bulan, dan Angin merasa sangat senang. Petir dan Kilat sangatlah ramah. Tak hanya itu, mereka juga menyuguhkan berbagai makanan yang sangat mewah dan lezat. Mereka semua pun menghabiskan malam tersebut dengan sangat bahagia.

Tiba-tiba, saat sedang makan, Bulan teringat akan ibunya. Ia lalu mengambil seporsi kecil makanan untuk ia berikan kepada ibunya.

Namun, Matahari dan Angin tidak memikirkan ibu mereka sama sekali. Mereka sibuk makan, tertawa, dan bersenang-senang.

Saat pesta makan malam berakhir, mereka pun pulang.

Setibanya di rumah, ibu mereka menyambut dengan senyuman yang hangat. Ibu pun bertanya kepada mereka, apakah mereka membawakan sesuatu untuknya.

“Kami pergi untuk bersenang-senang. Mengapa harus repot-repot membawa sesuatu untuk Ibu?” jawab Matahari dengan culasnya.

“Ibu kan tidak lapar. Lagi Pula, bagaimana mungkin kami bisa membawa sesuatu dari pesta makan malam tadi?” sahut Angin.

Betapa sedihnya sang ibu saat mendengar perkataan kedua anaknya itu. Olala, tiba-tiba Bulan memberikan makanan yang ia bawa kepada ibunya. Tentu saja sang ibu menerima makanan tersebut dengan senang hati.

Tapi, ia masih marah kepada kedua anaknya yang lain,

“Karena kamu sudah sangat egois dan kasar, kapan pun kamu menunjukkan wajahmu, kehadiranmu tidak akan diinginkan. Kamu akan mmengubah daratan menjadi gurun pasir. Dan manusia akan mengutukmu karena tubuhmu yang panas, menyilaukan, dan terlalu menyengat,” kata sang ibu kepada Matahari.

“Kehadiranmu tidak akan pernah diinginkan. Embusanmu terlalu dingin, atau mungkin terlalu lembap. Kau akan membuat manusia menggigil, dan tanaman akan sakit karenamu. Para binatang juga akan menjauh darimu dan mencari perlindungan,” ujar sang ibu kepada Angin.

Namun, dengan penuh kasih sayang, sang ibu berkata kepada Bulan yang baik hati.

“Anakku sayang, kamulah satu-satunya yang ingat kepada ibu. Kamu akan selalu menjadi dirimu yang sekarang. Suci dan damai, itulah dirimu. Sinarmu akan memancar dengan lembut. Manusia akan selalu menyambut kehadiranmu kapan pun mereka melihatmu.”

Matahari dan Angin merasa sangat menyesal. Apa yang dikatakan oleh sang ibu rupanya benar-benar terjadi kepada mereka hingga sekarang, Sementara Bulan merasa bahagia, karena dirinya tetap menjadi anak yang baik.

Pesan moral dari Dongeng Untuk Anak Anak : Matahari, Bulan, dan Angin ini adalah jadilah anak yang berbakti dan menyayangi orang tua. Buatlah orang tuamu bangga akan dirimu. Baca dongeng rakyat terbaik kami lainya seperti dongeng Indonesia . Selain itu ikuti kami di facebook yaitu https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/