Kali ini kembali kami memposting satu dongeng tidur anak yang berasal dari Brothers Grimm. Seperti kita ketahui banyak sekali dongeng rakyat dunia yang diambil dari buku karya Brothers Grimm. Salah satu dongeng yang mengandung pesan moral terbaik adalah kisah mengenai Kakek Tua dan Cucunya.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Yuk kita baca hingga selesai dan ambil hikmahnya.
Dongeng Tidur Anak Brothers Grimm : Kakek Tua dan Cucunya
Seorang kakek tua selalu diperlakukan kurang baik oleh anak perempuannya. Meski begitu, ia selalu bersabar.
Usia kakek itu sudah mencapai seratus tahun. Matanya pun sudah rabun. Bahkan terkadang saat makan, dia tidak bisa memegang sendok dengan benar.
Hingga suatu hari, saat mereka makan bersama, sang kakek tak sengaja menumpahkan sayuran di taplak meja. Hal itu membuat anak perempuannya marah.
“Ayah! Mengapa Ayah menumpahkan sayuran itu.” bentak sang anak.
Si kakek pun hanya terdiam. Dia hanya bisa menangis di dalam hati.
Esoknya, sang kakek dibiarkan makan sendirian di sudut dapur. Saat sedang makan, sang kakek tiba-tiba mengeluarkan air matanya. Dia merasa bahwa dirinya sudah tidak dihargai lagi oleh anak perempuannya.
“Mengapa anakku setega itu kepadaku? Aku tahu aku sudah tua dan seluruh tubuhku tidak berfungsi dengan baik,” batin sang kakek sembari sesekali mengusap air matanya.
Setiap makan, si kakek hanya diberikan sayur yang disediakan di dalam mangkuk. Tangan si kakek gemetaran. Tak sengaja, mangkuk itu meleset dari tangannya dan pecah.
Keesokan harinya, anak perempuannya membelikan mangkuk yang murah dan terbuat dari kayu. Dengan begitu, saat si kakek makan dan tumpah mangkuk itu tidak akan pecah.
Rupanya cucu sang kakek yang masih kecil sering melihat bagaimana ibunya memperlakukan kakek. Dia lalu mengumpulkan beberapa potongan kayu.
“Sayang, apa yang kamu lakukan?” tanya sang ibu, heran melihat kelakuan anaknya.
“Aku akan membuat mangkuk kayu yang kecil. Akan aku berikan mangkuk ini kepada Ibu nanti saat Ibu sudah tua,” jawab si cucu dengan lugu.
Seketika, tersentaklah hati sang ibu. Ia langsung meneteskan air matanya. Dia tersadar, bahwa selama ini apa yang dia lakukan kepada ayahnya sangatlah buruk.
Si ibu pun menyesali perbuatannya, dan segera meminta maaf kepada ayahnya.
Sejak saat itu, keluarga tersebut menjadi amat bahagia. Mereka selalu makan bersama di meja makan yang sama. Si anak perempuan pun memperlakukan ayahnya dengan baik. Ia sadar bahwa saat ini, ayahnya yang makin menua itu membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Pesan moral dari Dongeng Tidur Anak Brothers Grimm adalah apa yang kita tanam, itulah yang akan kita petik. Jika kamu menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang kamu dapat. Sebaliknya, jika kamu menanam keburukan, maka keburukan pula yang kamu dapatkan.
Baca juga Dongeng Pengantar Tidur Anak lainnya pada posting berikut ini
- Dongeng Anak Islami Ramadhan Ali Baba dan 40 Pencuri
- Dua Fabel Dunia – Dongeng Sebelum Tidur Anak
- Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur Terpopuler
- Legenda 1001 dongeng Cerita Rakyat Dari Irak
- Kumpulan Cerita Dongeng si Kancil (Fabel Terbaru)
- Cerita Dongeng Kancil dan Buaya (Fabel Terpopuler)
- Dongeng Cerita Anak Durhaka Dampu Awang dan Kisah Si Penyumpit