Ada banyak cerita fabel yang terkenal di tengah – tengah kita. Salah satunya adalah dongeng semut dan belalang. Cerita ini termasuk salah satu fabel yang punya banyak makna di dalamnya. Kisah moral yang sangat baik juga tertuang.
Seperti apa kisah dongeng semut dan belalang? Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan informasi menarik dan lengkapnya terkait cerita fabel yang satu ini. Yuk simak!
Dongeng Semut dan Belalang
Di sebuah ladang yang subur, tinggal keluarga semut yang sangat rajin. Sementara di sisi lain ada juga seekor belalang yang memiliki jiwa pemalas. Meski berbeda karakter, namun keluarga semut dan belalang bersahabat baik. Ketika berjumpa, mereka selalu saling menyapa satu sama lain.
Pekerjaan mereka juga sama – sama di ladang. Dalam bekerja, si belalang dikenal sebagai hewan yang malas. Ia senang sekali menghabiskan waktunya untuk bersantai, berbicara atau sekedar berbaring di rumput hijau.
Hal tersebut juga tak terlepas kaitannya dengan prinsip hidup belalang yang ingin menjalani semuanya seperti air yang mengalir. Jadi ia pun tak punya rencana yang bagus untuk masa depannya.
Berbeda dengan belalang, keluarga semut sangat rajin. Mereka bekerja keras mencari dan mengumpulkan makanan setiap harinya. Mereka melakukan semua itu tanpa merasa lelah sedikitpun. Hal tersebut juga dilakukan karena mereka sudah punya gambaran dan tujuan untuk masa depan.
Di suatu siang, ketika belalang sedang asyik bernyanyi tiba – tiba rombongan keluarga semut datang melewati tempatnya beristirahat. Merasa semut bekerja lebih rajin membuat belalang sangat heran. Ia pun bertanya kepada keluarga semut, “Hai semut, mengapa kau selalu terlihat bekerja keras tanpa kenal lelah?”
Semut pun menjawab “Kami bekerja keras menyiapkan makanan untuk musim dingin nanti. Ketika musim dingin tiba, tak ada tanaman yang bisa tumbuh dan kita akan mati kelaparan dibuatnya jika tidak menyiapkan semuanya sedari sekarang”.
Mendengar jawaban semut, belalang tertawa terbahak – bahak. “Wahai temanku, musim dingin masih lama. Mengapa kalian terlalu khawatir?” ucap belalang.
“Aku rasa, kau juga perlu mulai bekerja bersama kami. Ada baiknya kamu mulai menyiapkan makanan sedari sekarang karena musim dingin nanti akan sangat panjang” ucap semut kemudian.
Percakapan tersebut terjadi di musim semi. Setelah percakapan tersebut, tak ada yang berubah dari diri belalang. Ia tetap melanjutkan hidupnya untuk bermalas – malasan. Musim seminya dihabiskan belalang untuk makan, tidur dan bermain. Sementara semut masih terus menerus bekerja.
Musim semi pun berlalu dan digantikan dengan musim gugur. Namun belalang masih juga bermalas – malasan hingga tak terasa musim dingin tiba. Angin berhembus sangat kencang, salju pun mulai menyelimuti ladang sampai semuanya terlihat serba putih.
Semut sudah memprediksi bahwa musim dingin akan berlangsung sangat panjang. Di musim tersebut, semut masih bisa makan. Sementara belalang dirinya mulai kelaparan. Ia berusaha mencari makanan di sarangnya namun tidak menemukan apapun.
Sambil menahan rasa laparnya, belalang berjalan dengan tertatih dan meminta sedikit makanan ketika bertemu hewan lain. Namun hewan lain tak membantunya karena mereka menyimpan makanan untuk diri mereka sendiri di musim dingin yang sangat panjang itu.
Di sisi lain, belalang teringat semut. Ia tahu semut punya banyak stok makanan. Melihat belalang yang tertatih, salah seekor semut pun menghampiri “Kenapa dengan kau belalang?”, tanya semut.
“Aku hampir mati kelaparan. Bolehkah aku meminta sebutir gandum, sedikit jelai atau apapun itu. Tolong aku sangat kelaparan” ungkap belalang pada semut dengan sedikit memohon.
“Hmm, apa yang kamu lakukan kemarin di musim semi ketika kami sibuk bekerja?” semut yang lain mulai menginterogasi.
Belalang pun mulai menyadari kesalahannya. Kelaparan yang ia rasakan ini adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Hari – hari di musim semi yang cerah, ia habiskan untuk hal – hal yang tidak berguna.
Awalnya semut berniat tidak peduli dengan belalang. Namun lama kelamaan ia kasihan. Akhirnya semut pun berunding dan bersepakat membagikan sedikit makanan kepada belalang.
“Ingat ya belalang, kali ini kau kami beri makanan. Tapi ingat, lain kali kamu harus bekerja agar tidak kelaparan kalau musim dingin tiba” semut pun menasehati belalang dengan tegas.
“Iya semut, aku berjanji. Aku akan berusaha untuk tidak bermalas – malasan kembali” ungkapnya kepada semut.
Sejak itu, belalang mendapatkan banyak pelajaran berharga dari hidup semut. Ia pun merasa sangat berterima kasih karena tidak membiarkan dirinya mati kelaparan di musim dingin. Musim semi berikutnya, belalang bekerja keras dengan keluarga semut karena tidak ingin mendapati hal yang sama di musim dingin selanjutnya.
Pesan moral dongeng semut dan belalang
Dongeng semut dan belalang merupakan sebuah cerita fabel yang mengajarkan kepada anak tentang bagaimana cara memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dimiliki sebaik mungkin. Anak tidak boleh memiliki kebiasaan menunda waktu seperti belalang agar tidak menyesal di kemudian hari.
Anak juga harus rajin dan memiliki semangat kerja yang tinggi seperti semut agar dapat memiliki masa depan yang cerah karena tentu prinsip masa depan yang cerah harus diusahakan menjadi suatu hal atau aspek yang penting dimiliki.
Adapun terkait semua hal tersebut, perlu dibiasakan kepada anak sejak dini dengan cara mendidik yang tepat. Cara mendidik anak yang tepat seperti apa?
Pada dasarnya setiap orang tua punya cara sendiri untuk mendidik anak. Beberapa cara yang bisa dilakukan, baca : Cara Mendidik Anak Balita yang Tepat
Baca juga : Cara Mendidik Anak Agar Miliki Karakter Kuat Melalui Kebiasaan Baik
Demikian sedikit informasi yang kami dapat sampaikan terkait dongeng semut dan belalang beserta semua pesan moral dibaliknya. Semoga menjadi cerita yang membawa manfaat.