Dongeng Putri Bungsu – Cerita Rakyat Dunia Terbaik

Dongeng putri Bungsu memiliki banyak sekali versi yang berbeda. Cerita rakyat dunia putri bungsu yang kakak ceritakan pagi ini adalah salah satu versi dari beberapa koleksi yang Kakak miliki. Jika kalian sudah membacanya sampai selesai, Kakak akan menceritakan dongeng putri bungsu yang lain untuk kalian. Selamat membaca.

Dongeng Putri Bungsu dari Koleksi Cerita Kerajaan Terbaik

Pada zaman dahulu, di sebuah Kerajaan. Hiduplah seorang Raja yang sangat adil dan bijaksana, yang bernama Aji Diangkat. Raja dan Ratu, sangat di cintai oleh rakyatnya karena budi pekertinya yang baik dan terpuji.

Raja dan Ratu hidup sangat bahagia, mereka mempunyai tujuh orang Putri yang sangat cantik. Dari ke tujuh putrinya, Putri bungsulah yang memiliki paras tercantik. Selain cantik budi pekertinya pun sangat baik. Ia sangat berbeda dengan keenam kakaknya. Keenam kakaknya memiliki sifat yang angkuh, sombong dan perkataan mereka pun sangat kasar sehingga menyakiti banyak orang.

Putri Bungsu adalah anak kesayangan Raja dan Ratu, bahkan menjadi pujaan seluruh rakyat. Pada suatu hari, kepala pisau kesayangan Putri Bungsu pecah. Ia sangat sedih dan memohon kepada ayahnya untuk di buatkan kepala pisau yang baru. Raja pun langsung menuruti keinginan putri kesayangannya tersebut. raja pun memanggil semua ahli pahat dan ahli ukir untuk membuat kepala pisau tersebut. Namun, tidak satupun yang membuat hati Putri Bungsu senang.

Di ujung kampung kerajaan. Hiduplah seorang Pemuda yang sangat miskin yang bernama Miniki. Ia bekerja sebagai menjual kayu bakar, dan mengambil upah menumbuk padi. Ia hidup sebatang kara. Penduduk mengenalnya sebagai pemuda yang sangat baik, jujur dan rendah hati.

Suatu hari, ia berjalan meliwati istana. Namun, pada saat ia melewati gerbang istana. Raja melihatnya. Raja segera memerintahkan para Pengawalnya agar menyuruh Maniki untuk singgah. Maniki pun menghentikan perjalanannya dan mengahadap sang Raja.

‘’ Hai, anak Muda? Siapa namamu dan hendak kemana kau pergi?’’ Tanya sang Raja.

‘’ Hamba Maniki, hamba akan pergi ke ujung kampung untuk mengambil upah menumpuk padi.’’ Ujar Maniki dengan penuh rasa hormat.

Setelah mendengar jawaban yang diberikan oleh Maniki. Raja pun memerintahkan agar Maniki bersedia membuatkan kepala pisau untuk Putri Bungsu. Ia pun menyanggupi perintah sang Raja. Ia membuat kepala pisau dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh, setelah kepala pisau itu selesai. Ia memperlihatkan kepada sang Putri, ketika Putri Bungsu melihatnya. Hatinya sangat gembira dengan kepala pisau barunya. Kepala pisau tersebut sangat sederhana. Namun, dapat membuat hati sang Putri senang.

Si Maniki pun mendapatkan hadiah besar dari Raja. Ia pun menerima hadiah tersebut dengan suka cita. Putri Bungsu sangat suka dengan kepala pisau buatan Maniki. Ia selalu membawa benda itu kemana saja. Sampai, ia tidur pun selalu membawa benda tersebut.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Setelah beberapa bulan. Terjadilah sebuah keajaiban pada Putri Bungsu. Putri Bungsu hamil tanpa menikah. Raja sangat marah dan malu. Putri kesayangannya sudah membuatnya malu.

Raja dan permaisuri bertanya kepada Putri Bungsu, siapa Laki-laki yang sudah berani berbuat itu kepadanya. Namun, Putri Bungsu hanya diam. Karena, ia tidak pernah melakukan hubungan dengan Laki-laki. Ia terus saja di desak. Namun, ia tetap tidak dapat memberikan jawaban dan keterangan lain. Ia hanya menangis.

Keenam saudaranya, sejak dulu sudah membencinya dan mengatakan bahwa Putri Bungsu sudah membuat cemar nama Raja. Putri Bungsu hanya bisa menangis dan berdoa agar dapat pertolongan Tuhan.

Hari yang ditunggu pun tiba. Genap Sembilan bulan Putri Bungsu pun melahirkan seorang Putra yang sehat dan tampan. Raja pun menerima kenyataan tersebut dengan tabah dan ia pun mencari tahu siapa yang sudah berbuat hal itu kepada Putri kesayangannya. Atas saran dari Penasehat kepercayaan Raja. Semua Laki-laki di kumpulkan. Setelah mereka berkumpul, mereka diberikan satu biji buah Pisang matang, menurut penasehat istana. Jika, salah satu diantara mereka, terdapat ayah dari Bayi Putri Bungsu, bayi itu akan merangkak menghampirinya.

Tidak ada satu orang pun yang di datangi oleh Bayi tersebut. Raja memerintahkan para Pengawal untuk menyelidiki, apakah ada Laki-laki yang belum di undang ke istana. Setelah diteliti, ternyata semua Laki-laki sudah dipanggil. Kecuali seorang Pemuda miskin yang diujung kampung. Yaitu Maniki. Raja pun memerintahkan para pengawal untuk membawa Maniki menghadapnya.

‘’ Ada apa Raja memanggil saya untuk datang ke Istana?’’ Tanya Maniki.

‘’ Kau akan tahu sendiri nanti.’’ Jawab salah satu pengawal.

‘’ Saya hanya seorang Lak-laki miskin, Raja tidak mungkin mempunya kepentingan dengan saya!’’ ujar Maniki.

‘’ Ini adalah perintah Raja, kau tidak boleh membantahnya.’’ Ujar pengawal membawanya ke istana.

Maniki pun menghadap sang Raja. Ia pun di berikan satu biji buah Pisang. Begitu buah Pisang di pegangnya, si Bayi pun merangkak menghampirinya. Para hadirin terkejut dan tidak mengerti. Mereka sama sekali tidak percaya, bahwa Manikilah ayah dari bayi tersebut. tidak ada pilihan lain, Raja pun menyerahkan Putri Bungsu dan bayinya tersebut dan meninggalkan istana.

Dongeng Putri Bungsu Cerita Rakyat Dunia Terbaik

Maniki selalu bekerja dengan giat dan jujur. Sampai pada akhirnya, ia pun berhasil menjadi orang yang sangat terpandang.mengetahui hal tersebut. raja memanggil Maniki dan Putri Bungsu bersama putranya untuk datang ke Istana. Karena Raja sudah tua. Maka, diangkatlah Maniki sebagai Raja.

Raja Maniki memerintah dengan sangat adil dan bijaksana sehingga seluruh rakyat sangat menyayanginya dan menghormatinya.

Pesan moral dari Dongeng Putri Bungsu – Cerita Rakyat Dunia Terbaik adalah selalu berbuat baik dan kerjakan tugasmu dengan sabik-baiknya. Dimasa depan perbuatan baikmu akan membuahkan hasil yang membuatmu bahagia.

Baca cerita putri lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Putri Bambu Dari Jepang dan Cerita Dongeng Putri Duyung Menjadi Manusia