Kalau bicara tentang dongeng kecerdikan membawa kebaikan, kita akan terarahkan untuk membaca dongeng Tikus dan Ular. Ya, pesan moral dibalik dongeng Tikus dan Ular memang merupakan sebuah pesan yang memberikan petuah tentang kecerdikan yang perlu dimanfaatkan dengan baik agar mendatangkan kebaikan.
Seperti apa kisah dongeng Tikus dan Ular atau yang terkenal dengan “Dongeng Kecerdikan Membawa Kebaikan” tersebut? Di sini kita akan membagikan informasi menariknya untuk Anda. Let’s check these out!
Dongeng Kecerdikan Membawa Kebaikan : Dongeng Tikus dan Ular
Pada sebuah gurun pasir, hidup seekor ular dan tikus pasir. Ular yang memang suka memakan tikus, sebenarnya sangat ingin memangsa tikus yang hidup di wilayahnya tersebut. Hanya saja, tikus itu tak semudah itu dimakan.
Terlebih karena tikus selalu berusaha mencari cara agar ular tak lagi berniat memangsanya. Suatu hari, ular merasa sangat lapar sementara ia tak punya makanan sedikitpun. Sementara Tikus berada tak jauh dari ular terlihat sedang asyik menyantap makanan di depannya.
Ular pun merasa iri dan tak senang dengan apa yang didapatkan Tikus tersebut. Ular pun memberi peringatan kepada tikus.
“Hai, Tikus angkuh! Aku akan mendapatkan tubuhmu yang mungil dan lezat itu. Tunggu saja!”
Tikus pun menjawab tanpa rasa takut, “Hei ular! Berusaha dan bekerjalah! Jangan hanya beraninya mengancam kau itu! Kalau hanya mengancam, semut pun bisa melakukannya”.
Mendengar apa yang dikatakan Tikus, Ular pun semakin marah.
Waktu terus berjalan, namun ular tak kunjung menemukan makanan. Ia juga enggan keluar dari sarangnya. Sementara Tikus sudah terlelap di sarangnya. Ular yang masih lapar tersebut mengendap – endap mendekati sarang Tikus meski ia sangat kesal terhadap tikus.
Ular pun sampai di sarang tikus dan menyaksikan Tikus yang sedang tertidur pulas. Ular pun berkata. “Hei, Tikus! Aku sudah berada di sebelahmu dan siap untuk menyantapmu sekarang!”
Mendengar itu, Tikus pun buru – buru bangun dari tidurnya. Namun ia berpura – pura menguap sembari memutar otak agar bisa lolos dari cengkraman si Ular.
“Tunggu dong Ular! Dengarkan aku sebentar. Kalau kau ingin memangsaku, kau harus berpikir dulu. Kita itu hanya berdua tinggal di sini, tak ada hewan lain. Jika kau memangsaku, maka kau akan tinggal sendiri. Kau bahkan tak akan punya teman yang bisa kau ajak mencari makan. Kalau kau tidak makan dalam waktu lama, kau akan mengikutiku juga untuk mati”.
Mendengar hal itu, Ular terdiam. Ia mencoba merenungkan nasihat Tikus. Ular pun bertanya, “Jadi Tikus, apakah kita tidak bisa hidup sendirian?”
Tikus menjawab, “Tentu saja. Bayangkan kalau aku masih hidup. Kamu bisa berteman denganku dan kitab isa mencari makan bersama – sama. Bukankah itu jauh lebih menyenangkan daripada kamu memakanku dan setelah itu kau hidup sendiri tanpa ada orang yang bisa kamu ajak mencari makan?, coba deh pikir!”
Ular pun mengangguk tanda mengerti apa yang diutarakan oleh si Tikus.
“Oke deh kalau begitu. Maafkan aku ya. Besok kita cari makan sama – sama ya!”
Tikus pun memaafkan ular dan sejak saat itu mereka selalu pergi mencari makan bersama – sama.
Pesan moral
Sejatinya setiap makhluk hidup tak dapat hidup sendirian. Mereka saling membutuhkan satu sama lain, oleh karena itu daripada saling memangsa atau saling menjatuhkan lebih baik jika saling bekerjasama.
Selain tentang dongeng Tikus dan Ular, masih banyak dongeng fabel lainnya yang kaya pesan moral. Salah satunya adalah dongeng Gajah dan Semut. Bagaimana ceritanya dan apa pesan moral dibaliknya? Baca : Dongeng Gajah dan Semut, Cerita Fabel Sebelum Tidur dan Pesan Moralnya
Demikian isi dongeng Tikus dan Ular atau yang lebih dikenal sebagai Dongeng Kecerdikan Membawa Kebaikan yang kami dapat sampaikan kepada Anda. Semoga menjadi informasi yang membawa inspirasi dan manfaat.