Dongeng Cerita Rakyat : Meri Itik Belajar Berenang

Bu Bebek membawa anak-anaknya keluar dari sarang, mengajak mereka untuk pertama kalinya

memperhatikan dunia. Ia menggiring anak-anaknya ke tepi kolam. Hari ini adalah waktunya bagi anak-anak bebek untuk belajar berenang. Mereka semua berjumlah tujuh ekor. Salah satu di antara mereka bernama Meri.

Bu Bebek mulai memanggil anaknya satu per satu untuk berenang. Kakak-kakak Meri dengan mudah belajar berenang, dan bahkan langsung mahir saat itu juga. Tibalah saatnya bagi Meri untuk berenang.

Angin bertiup lembut di permukaan air. Meri ragu untuk melangkah ke kolam.

“Apa kamu takut?” tanya Bu Bebek.

Meri mengangguk lemah. Dia sedih melihat kakak-kakakanya sudah sangat menikmati berenang.

Bu Bebek tersenyum. Dia meminta Meri untuk melihat ke atas. Ternyata di sana ada matahari yang bersinar terang karena cuaca yang cerah hari ini. Bu Bebek meminta Meri mengambilkan matahari untuknya. Meri bingung, tidak tahu bagaimana cara melakukannya.

Meri menunduk, melihat ke permukaan kolam. Matahari tampak mengambang di permukaan air. Meri terkejut. Matahari ada dua? Ia mendongak untuk memastikan matahari yang di langit masih ada. Matahari masih tampak di sana.

“Aku akan mengambilkan matahari yang ada di air.” cetus Meri. Ia lalu melompat ke dalam kolam.

Byur! Byur!

Meri jatuh ke dalam kolam. Dia kaget sekali. Tapi tidak lama kemudian kaki-kaki kecilnya segera bergerak lincah, mengayuh seperti dayung. Dengan riang gembira Meri berenang ke arah matahari kedua. Tetapi, berkali-kali mencoba, dia tetap tidak bisa mengambilnya. Akhirnya Meri pun berenang menuju tepi kolam.

Meri sangat sedih karena tidak bisa mengambilkan matahari untuk Bu Bebek.

“Tidak apa-apa. Memang kita tidak bisa mengambilnya, Meri. Karena matahari hanya bisa kita pandang saja. Tapi lihatlah, karena ingin mengambil matahari, kamu jadi bisa berenang,” ucap Bu Bebek.

Waah… benar juga. Meri sekarang sudah bisa berenang! Oh, senangnya.

Pesan moral dari Dongeng Cerita Rakyat : Meri Itik Belajar Berenang adalah kalau keraguan dan ketakutan sirna, maka pekerjaan seberat apa pun akan terasa mudah dilakukan.