Cerita masyarakat yang diceritakan secara turun temurun dan berkembang dari masa yang lampau merupakan pengertian dari cerita rakyat. Kali ini kami memposting dua cerita masyarakat yang memiliki pesan moral didalamnya. Yuk kita ikuti bersama dua dongeng anak ini.
Dongeng Cerita Masyarakat : Pemuda yang Ingkar Janji
Dahulu kala, ada seorang pemuda yang memiliki sifat yang kurang baik.
Pemuda itu suka ingkar janji.
Semua janjinya tak pernah ia tepati.
“Bisakah kau menolongku, pemuda? Sawahku besok akan dipanen. Aku ingin kamu membantuku memanen,” pinta seorang petani padi kepada pemuda itu.
“Baiklah. Aku berjanji, besok akan datang ke sawahmu dan membantumu memanen padi,” janji si pemuda.
Esok harinya, si petani sudah berada di sawah.
Ia menunggu pemuda itu datang. Namun, hingga sore hari, pemuda itu tak kunjung datang.
Alhasil, si petani tak jadi memanen padi.
Berhari-hari berikutnya, hujan terus turun dengan deras.
Bahkan, diiringi badai yang sangat besar.
Padi milik si petani yang siap dipanen pun rusak.
Petani itu menjadi rugi karena ia gagal panen.
Ah, seharusnya si petani tak memercayai pemuda yang suka mengingkari janji.
Ada banyak janji lainnya yang tak ditepati oleh si pemuda.
Ia pernah berjanji akan menolong peternak mencari pakan ternaknya.
Namun, pemuda itu mengingkarinya. Akibatnya, ternak milik peternak kelaparan dan menjadi kurus.
Pemuda juga pernah berjanji akan pergi ke kota.
Semua penduduk desa menitip kepada si pemuda untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan. Namun, lagi-lagi pemuda itu mengingkari janji.
Ia tak pernah ke kota, dan hanya bermalas-malasan di rumah.
Alhasil, semua penduduk desa mengalami kelaparan.
Suatu hari, si pemuda jatuh sakit.
Ia hendak berobat ke tabib yang berada di kota. Namun, ia tidak mungkin ke sana sendirian.
Ia pun mencari orang yang bersedia mengantarnya ke sana.
“Pagi ini aku tidak bisa. Aku harus bekerja di sawah. Nanti sore akan kuantar kau ke tabib,” janji seorang petani kepada si pemuda.
Di rumah, si pemuda sudah tidak sabar menunggu si petani. Sudah lama menunggu namun tidak ada yang datang menjemputnya. Padahal sakit si pemuda semakin parah.
“Kemana petani itu? Mengapa sampai sore ini belum datang.” keluh si pemuda.
Hingga malam datang, si petani belum juga menjemputnya. Pemuda merasa sedih, karena si petani telah mengingkari janjinya.
Seketika, si pemuda teringat dengan perbuatan buruknya selama ini. Ternyata, sangat sakit jika seseorang tidak menepati janjinya
Sejak saat itu, si pemuda berjanji akan selalu menepati janjinya.
Ia ingin orang yang berjanji padanya pun menepati janjinya.
Pesan moral dari Dongeng Cerita Masyarakat adalah seseorang yang mengingkar janjinya pasti membuat kita kecewa. Jadi, jangan mengingkari janji dan mengecewakan orang lain, ya.
Cerita Rakyat Pendek : Terlalu banyak berpikir
Suatu ketika, seorang kakek tua sedang mencari kayu bakar di hutan.
Persediaan kayu bakar di rumahnya telah habis.
Jika ia tak mempunyai kayu bakar, ia tak dapat memasak.
Hutan sangat sepi kala itu.
Kakek tua pun bergegas mengumpulkan kayu bakar. Tiba-tiba, ia melihat sebuah kayu kering di atas pohon.
Ia ingin mengambil kayu itu, tapi ia bingung.
“Apakah aku harus mengambil kayu itu? Tapi, bagaimana caranya?” gumam kakek tua. Kakek tua itu terus berpikir.
“Tapi, pasti memerlukan waktu yang lama untuk naik ke atas pohon. Belum lagi kalau aku terpeleset dan jatuh,” lanjut kakek tua itu.
Kakek tua itu kembali berpikir keras.
“Tapi, kayu itu sangat lumayan untuk dijadikan kayu bakar, Aku bisa seminggu tak mencari kayu bakar, jika aku berhasil mendapatkannya,” gumam kakek itu.
Kakek itu berpikir cukup lama.
Akhirnya, kakek tua memutuskan untuk tidak mengambil kayu kering itu. Ia takut terjatuh.
Kakek tua pun melanjutkan perjalanannya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seekor burung di atas pohon.
Tampaknya burung itu sedang lemah.
Kakek tua itu bahkan bisa dengan mudah menangkapnya.
Sayangnya, si kakek tua masih saja berpikir.
“Apakah aku harus menangkap burung itu?” pikir si kakek tua.
Kakek tua kembali berpikir.
“Tapi, burung itu sangat tinggi. Tidak usah sajalah. Aku takut terjatuh,” lanjut kakek tua.
Saat kakek tua hendak melanjutkan perjalanan, ia berubah pikiran. Ia jadi ingin menangkap burung itu.
“Lebih baik aku menangkapnya saja. Aku bisa makan malam dengan daging burung itu,” pikir kakek tua.
Kakek tua berniat memanjat pohon. Baru menyentuh batang pohon, ia kembali berpikir.
“Ah, aku takut jatuh. Kalau aku jatuh, aku tak bisa makan daging burung. Bisa-bisa malah aku yang menjadi makanan burung,” pikir kakek tua.
Berbagai macam pikiran muncul.
Akhirnya, si kakek tua memutuskan untuk tidak menangkap burung itu.
Kakek tua lalu pulang ke rumah.
Ia pun pulang dengan tangan kosong. Sambil berjalan pulang, ia terus berpikir.
“Andai tadi aku mengambil kayu kering dan burung itu, pasti malam ini aku bisa memasak burung itu dengan kayu bakar.” sesal kakek tua.
Kakek tua pulang dengan perasaan menyesal. Seharusnya ia tidak usah banyak berpikir lakukan saja apa yang ingin dilakukan, pasti akan mendapatkan hasil.
Pesan moral dari cerita rakyat singkat ini adalah jangan terlalu banyak berpikir, ya. Lakukanlah apa yang ingin dilakukan, agar kau tidak menyesal nantinya.
Jangan lupa ikuti kami di facebook yah https://www.facebook.com/dongeng-cerita-rakyat/