Dongeng cerita anak untuk tidur Terbaik dari Cina

Banyak sekali dongeng cerita anak untuk tidur yang bisa diceritakan. Sebagian diantaranya berasal dari negeri tirai bambu atau Cina. Cerita rakyat dari Cina memang sangat banyak dan tersebar sampai ke seluruh penjuru dunia. Kali ini kakak akan menceritakan dua cerita rakyat Cina terbaik untuk kalian. Selamat membaca.

Dongeng cerita anak untuk tidur : Raja dan Pelukis Cerdas

Suatu hari, raja memanggil seorang pelukis ke istana. Ya! Ia ingin dilukis. Tak perlu waktu lama, pelukis itu berhasil melukis raja dengan sempurna. Raja pun menjadi heran.

“Lukisanmu sangat sempurna. Apakah kau tidak pernah menemui kesulitan dalam melukis?” tanya raja.

“Tentu hamba mengalami kesulitan dalam melukis,Tuan,” jawab pelukis itu.

“Kau begitu mahir melukis. Mana mungkin kau mengalami kesulitan,” ucap raja, tak percaya.

Pelukis itu pun menjelaskan bahwa melukis itu sangatlah sulit, membutuhkan ketelitian dan kesabaran.

Sebelum ia mahir, ia juga sering mengalami kegagalan.

Raja pun hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar jawaban si pelukis.

“Lalu, apa yang paling sulit untuk kau lukis?” Raja kembali bertanya.

Mendengar pertanyaan raja, pelukis itu berpikir sejenak.

“Tuan Raja, menurut hamba, yang sangat sulit untuk dilukis adalah binatang,” jawab pelukis.

Raja menjadi heran. Apa sulitnya melukis binatang? Setiap hari kita melihat binatang, apa yang membuat sulit?

“Menurutmu, apa yang paling mudah dilukis?” tanya raja lagi.

“Hamba paling mudah melukis hantu.” jawab pelukis.

“Mengapa hantu? Bukankah hantu tak bisa dilihat, dan akan lebih sulit melukis yang tidak terlihat?” tanya raja dengan wajah ingin tahu.

Dongeng cerita anak untuk tidur Terbaik
Dongeng cerita anak untuk tidur Terbaik

Pelukis pun menjelaskan. Tidak ada manusia yang bisa melihat hantu. Dengan demikian, ia bisa melukis hantu dengan sesuka hati, tanpa ketahuan kesalahannya. Sedangkan semua orang tahu seperti apa binatang. Akan sangat terlihat jelas, bila ia melakukan kesalahan dalam melukis binatang.

Raja pun mengangguk paham dengan penjelasan pelukis itu. Raja merasa sangat senang karena dilukis oleh pelukis yang sangat cerdas itu.

Raja pun memberikan hadiah kepada pelukis, sebagai ucapan terima kasih.

Pelukis pulang dengan hati yang bahagia. Ia tak menyangka, jika kecerdasan yang dimilikinya dapat mendatangkan berkah untuknya.

Pesan moral dari Dongeng cerita anak untuk tidur adalah kepandaian akan membuatmu bahagia dan menguntungkanmu. Jadi, ayo belajar dengan sungguh-sungguh.

Dongeng cerita anak untuk tidur : Harga Diri (Tiongkok)

Alkisah, sebuah desa tengah dilanda kemarau panjang. Hal itu membuat tanaman penduduk desa itu tak bisa tumbuh. Panen pun gagal, dan seluruh penduduk menjadi kelaparan.

Kabar desa yang dilanda kelaparan itu meluas. Orang-orang yang bukan penduduk desa itu pun merasa kasihan.

Setiap hari, ada orang dermawan yang datang ke desa itu. Ia menaruh makanan di tepi jalan, agar penduduk desa mengambilnya. Tentu saja penduduk desa sangat senang. Tak lupa, mereka mengucapkan terima kasih kepada dermawan itu.

Sayangnya, tidak semua penduduk desa mendapat makanan itu. Ada beberapa penduduk yang masih kelaparan. Salah satu penduduk yang kelaparan itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari desa.

Ia berjalan menyusuri jalanan desa. Ia berharap, ada seseorang yang mau memberinya makanan. Karena orang itu berjalan sangat jauh, ia pun kehilangan seluruh tenaganya. Mau tak mau, ia harus menggunakan tongkat untuk berjalan agar tidak terjatuh.

Setelah jauh berjalan, sampailah orang itu di sebuah perkampungan. Tanpa sengaja, seorang pemuda melihat orang itu. Dengan cepat, pemuda itu masuk ke dalam rumah. Ia mengambil makanan dan minuman untuk diberikan kepada orang tersebut.

Setelah mengambil makanan dan minuman, pemuda itu keluar. Namun, orang itu sudah jauh. Ia pun berteriak memanggil orang itu.

“Pengemis! Tunggu! Aku mempunyai banyak makanan untukmu, kemarilah!” teriak pemuda itu.

Tapi, orang yang dipanggil tak menoleh. Ia terus saja berjalan. Pemuda terpaksa berlari menghampiri orang itu.

“Pengemis, kenapa kau tak mendengar panggilanku? Aku mempunyai banyak makanan untukmu,” ucap pemuda itu begitu berhasil menyusul orang yang dipanggilnya pengemis.

Orang yang dianggap pengemis itu pun marah. Ia menolak pemberian si pemuda.

“Aku bukan pengemis. Meskipun aku kelaparan, aku tak akan mengemis. Lebih baik, kau simpan saja makananmu,” ucap orang itu dengan kesal.

Pemuda itu kaget. Ia telah melakukan kesalahan. Tak seharusnya ia menilai orang dari penampilan luarnya. Sekarang, orang yang hendak ditolongnya telah tersinggung dan marah.

“Maafkan aku, Tuan, Aku tak berniat menyinggungmu,” ucap pemuda itu, menyesal.

Tetapi, orang itu sudah telanjur marah. Ia tak mau menerima makanan dari pemuda itu. Orang itu tak mau, hanya karena makanan, ia dihina dan harga dirinya hancur. Lebih baik ia kelaparan, tapi harga dirinya masih utuh.

Pesan moral dari adalah jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya, ya. Berlaku sopanlah kepada siapa pun, apalagi kepada orang yang belum kita kenal.

Ikuti kami di facebook yah https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/