Cerita anak Nusantara yang ada di blog ini berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Kali ini kami memposting dua cerita rakyat Papua. Kami yakin cerita ini akan menarik untuk disimak. Selamat membaca.
Cerita Anak Nusantara : Asal Mula Desa Randuayaivi
Kepulauan Yapen terdapat suatu gunung yang bernama Kamboi Rama. Di sana ada dua dusun, Kamboi Rama dan Aroempi. Dusun Kamboi Rama dihuni oleh manusia, sedangkan Dusun Aroempi dipenuhi tanaman sagu yang dimiliki Dewa Iriwonawani.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat Dusun Kamboi Rama yang perempuan mencari sagu di Dusun Aroempi. Adapun yang kaum laki-laki berburu.
Lama-kelamaan, pohon sagu di Dusun Aroempi berkurang banyak. Mengetahui hal ini, Dewa Iriwonawani marah. Ia memindahkan tanaman sagunya ke daerah lain.
“Marilah kita pindah. Aku takut jika sang Dewa akan marah kepada kita karena pohon sagunya habis!” imbau sang Kepala Suku Kamboi Rama.
“Iya, Kepala Suku benar. Kita harus bergegas pergi,” kata warga yang lain.
Alhasil, seluruh penduduk pergi dari desa asalnya dan mendirikan perkampungan di pinggir pantai yang diberi nama Randuayaivi.
Kucing Hutan dan Burung Puyuh
Di suatu gurun gersang, hewan-hewan harus berjuang keras untuk mencari makan dan minum. Di sana, hanya ada satu sumber air. Suatu hari, seekor kucing hutan sedang mencari makanan. Sudah dua minggu ia belum makan. Ia pun berjalan menuju sumber air dan berharap ada makanan di sana.
Ketika si Kucing hutan sampai di sumber air, ia segera mencari tempat untuk mengamati sekitar. Tempat itu akan digunakan untuk bersembunyi sambil menunggu mangsa lewat. Saat itu, ada seekor rusa sedang minum di sumber air. Ia pun mengendap-endap mendekat. Ketika posisinya sudah dekat, ia menerkam. Namun saat itu, ada seekor burung bangkai tanpa sengaja menjatuhkan buruannya dari udara. Buruan itu mengenai kaki belakang si Kucing hutan. Kaki belakangnya pun terluka. Begitu mengetahui si Kucing hutan terluka, sang Rusa melarikan diri.
Tidak jauh dari sumber air, seekor burung puyuh mendengar jeritan si Kucing hutan. Ia memutuskan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
“Kucing hutan, apa yang terjadi padamu?” tanya si Burung puyuh. Kucing hutan pun menjelaskan permasalahannya.
Si Burung puyuh merasa kasihan dengan keadaan si Kucing hutan. Awalnya, ia tidak mau membantu karena selama ini kucing hutan dan burung puyuh bermusuhan. Namun setelah mengetahui kondisi luka si Kucing hutan, ia memberikan bantuan.
“Aku ini seekor kucing hutan, bisa saja aku menangkapmu setelah sehat nanti,” kata si Kucing hutan disela-sela pengobatan.
“Hal itu tidak mengurungkan niatku untuk membantumu.” jelas sang Burung puyuh. Ia mengobati luka kaki si Kucing hutan hingga sembuh. Kini, si Kucing hutan sudah sembuh dan mampu melompat serta berlari seperti biasa
“Lukaku telah sembuh. Walaupun aku tidak suka akan dirimu, aku akan mengingat segala kebaikanmu. Aku akan menunggu saat untuk bisa membalas kebaikanmu,” kata sang Kucing hutan, lalu meninggalkan si Burung puyuh.
Jangan lewatkan dongeng cerita anak nusantara terbaik kami lainnya pada posting berikut iniĀ Kumpulan Cerita Anak Nusantara : Fabel Singa dan Beruang