Banyak cerita rakyat Bangka Belitung yang dibuat menjadi dongeng anak bergambar agar lebih menarik minat anak dalam membacanya. Kali ini kami menyajikan kisah Si Penyumpit dalam bentuk Dongeng Anak Anak Bergambar. Mudah-mudahan dengan menampilkan gambar paca dongeng anak ini membuat minat baca si kecil semakin bertambah.
Dongeng Anak Bergambar : Kisah Si Penyumpit
Cerita Rakyat dari Bangka Belitung
Dahulu kala ada sebuah kisah dari daerah di Pulau Bangka. Hidup seorang pemuda yang sangat pandai menyumpit binatang buruan dan mengobati berbagai macam penyakit. Masyarakat di daerah itu memanggilnya Si Penyumpit. Bakatnya menyumpit dan mengobati penyakit tersebut ia dapat dari ayahnya dulu sewaktu masih hidup.
Suatu hari, Kepala Desa di kampung itu, bernama Pak Raje, menyuruh Si Penyumpit untuk mengusir kawanan babi hutan yang telah merusak tanaman padinya, dengan alasan bahwa orang tua Si Penyumpit sewaktu masih hidup pernah berhutang kepadanya. Akhirnya, Si Penyumpit bersedia bekerja pada Pak Raje demi membayar hutang orang tuanya.
Berangkatlah Si Penyumpit ke ladang Pak Raje untuk melaksanakan tugas. la melakukan ronda dengan memantau seluruh sudut ladang hingga larut malam.
Ketika memasuki malam ketujuh, dari kejauhan tampak oleh Si Penyumpit tujuh kawanan babi hutan sedang beriring-iringan hendak memasuki ladang.
Satu per satu babi hutan itu melompati pagar batu yang telah dibuat Pak Raje. Mengetahui hal itu, si Penyumpit segera bersembunyi di balik sebuah pohon besar dengan sumpit di tangan telah siap digunakan. Ketika kawanan babi tersebut mulai mengobrak-abrik tanaman padi itu, dengan hati-hati Si Penyumpit mengangkat sumpitnya, lalu disumpitkannya ke arah babi yang paling dekat dengannya. Sumpitannya tepat melesat tertancap ke sisi sebelah kiri perut babi itu. Sesaat kemudian, kawanan babi itu tiba-tiba menghilang bersama dengan anak sumpitnya.
Keesokan harinya, Si Penyumpit menyusuri ceceran darah babi yang disumpitnya kemarin itu hingga ke tengah hutan. Sesampainya di tengah hutan, ia menemukan sebuah gua yang di sekelilingnya ditumbuhi semak-belukar. Kemudian Si Penyumpit memasuki gua tersebut, ia sangat terkejut karena melihat seorang putri yang tergeletak di atas pembaringan yang dikelilingi oleh wanita-wanita cantik.
“Hei siapakah engkau?” tanya ibu sang putri menyelidik, “Ada perlu apa kau kemari?” tanyanya lagi.
“Aku Si Penyumpit,” jawab Si Penyumpit tenang, “Aku sedang mencari anak sumpitku yang hilang bersama dengan seekor babi hutan,” jelasnya.
Ibu sang putri itu terkejut, “Benda yang engkau cari itu ada pada putriku!” kata ibu sang putri, “Ketahuilah, anak muda! Babi yang engkau sumpit kemarin itu adalah jelmaan dari putriku,” jelas ibu sang putri.
Si Penyumpit sangat kaget mendengar penjelasan ibu sang putri, “Sungguh aku tidak mengetahuinya, kalau begitu, maafkanlah aku yang telah menyumpit anakmu,” kata si Penyumpit dengan rasa menyesal.
Ibu sang putri itu tersenyum, “Sudahlah, anak muda. Kami sudah memaafkannya, yang penting sekarang adalah bagaimana melepaskan benda ini dari perut putriku,” kata ibu sang putri bingung.
“Tenanglah, aku akan melepaskan anak sumpit itu dan mengobati luka putrimu. Sekarang tolong carikan beberapa helai daun keremunting dan tumbuklah hingga halus,” pinta Si Penyumpit. Tak berapa lama, dayang-dayang datang membawa daun keremunting yang telah ditumbuk halus.
Kemudian Si Penyumpit mendekati gadis cantik yang sedang terbaring Iemah itu, lalu membuka selimut yang menutupi tubuhnya, tampaklah sebuah benda runcing yang menancap di perut sang putri, Si Penyumpit mulai mengobatinya.
Beberapa saat kemudian, luka sang putri sembuh dan tidak meninggalkan bekas luka sedikit pun. Lalu Si Penyumpit mohon diri untuk kembali ke rumahnya, sebelum Si Penumpit itu pulang, ibu sang putri itu memberikan hadiah kepadanya sebagai tanda terima kasih yaitu sebuah bungkusan yang berisi kunyit, buah nyatoh, daun simpur, dan buah jering. Ibu sang putri itu juga berpesan agar bungkusan itu jangan dibuka sebelum Si Penyumpit sampai ke rumah.
Si Penyumpit pun menurutinya. Setibanya di rumah, ia segera membuka bungkusan tersebut. Alangkah terkejutnya ia, karena isi bungkusan itu ternyata berisi perhiasan berupa emas, berlian, dan intan permata.
Keesokan harinya, si Penyumpit pergi menjual seluruh benda berharga itu kepada seorang saudagar kaya di kampung itu. Hasil penjualannya ia gunakan untuk membeli ladang yang luas, rumah mewah, dan melunasi seluruh hutang ayahnya kepada Pak Raje. Sejak itu, si Penyumpit telah menjadi seorang yang kaya-raya.
Berita itu juga didengar oleh Pak Raje. la pun berniat untuk mengikuti jejak Si Penyumpit yaitu menyumpit seekor babi di Iadangnya kemudian mengikuti jejak darah babi itu dan menemukannya, yang ternyata penjelmaan sang putri. Pak Raje berusaha menyembuhkan luka yang diderita oleh sang Putri, namun tidak berhasil karena ia tidak memiliki keahlian mengobati penyakit. Akhirnya, ia diserang berpuluh-puluh babi hutan. Dengan tubuh yang penuh luka, ia kembali pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Pak Raje Iangsung tergeletak tidak sadarkan diri. Putri sulung Pak Raje segera menemui Si Penyumpit dan menceritakan nasib malang yang dialami ayahnya. Mendengar kabar itu, si Penyumpit segera ke rumah Pak Raje untuk mengobatinya.
Akhirnya, Pak Raje sadarkan diri dan sembuh dari penyakitnya. Setelah itu Pak Raje menyadari dan mengakui semua kesalahannya kepada si Penyumpit. Kemudian Pak Raje meminta Si Penyumpit untuk menikah dengan putri bungsunya yang paling cantik dan baik.
Seminggu kemudian, pernikahan si Penyumpit dengan putri bungsu Pak Raje dilangsungkan dengan meriah. Di akhir acara, Pak Raje menyerahkan jabatannya sebagai Kepala Desa kepada menantunya, Si Penyumpit yang baik hati itu.
Pesan moral dari Dongeng Anak Bergambar : Kisah Si Penyumpit adalah Kita harus saling tolong-menolong antar sesama dan hilangkanlah sifat iri hati yang akan menyengsarakan hidup kita
Baca cerita menarik lainnya pada dongeng kami sebelumnya yaitu Kumpulan Dongeng Anak Bergambar dan Cerita Dongeng Indonesia Bergambar