Cerita dongeng sering kali menjadi pengantar tidur yang baik untuk si kecil. Setiap cerita tidak disampaikan secara gamblang, banyak nilai kehidupan yang tersirat. Simak dongeng anak tentang Baba Yaga Sang Penyihir Jahat berikut ini.
Nessa, Gadis Cilik yang Malang
Alkisah, hiduplah seorang gadis kecil bernama Nessa. Ia tinggal bersama ayah kandung dan ibu tiri yang tidak menyukainya. Sang ibu tiri selalu memperlakukannya seperti pembantu rumah tangga. Bahkan Nessa tidak diperbolehkan minum teh dan makan roti selai. Namun saat di depan suaminya, ibu tiri Nessa akan berlaku seolah menyayangi Nessa.
Suatu hari, ayah Nessa harus pergi ke kota menemui temannya. Tinggallah gadis cilik ini bersama ibu tiri jahat. Sepeninggal ayahnya, tiba-tiba sang ibu tiri mengeluarkan sebuah karung kecil, beberapa potong roti dan keju basi, serta beberapa potong daging.
”Dengarkan aku, hari ini kau pergi ke hutan dan temuilah saudariku, dia adalah bibi tirimu. Mintalah padanya jarum dan benang. Jangan kau pulang sebelum membawanya!” kata sang ibu tiri.
Nessa yang takut kepada ibu tirinya hanya mengangguk. Ia tahu bahwa dia diminta pergi sejauh mungkin dari rumah. Dan Ia juga tahu tentang bibinya yang tinggal di hutan, tak lain adalah seorang penyihir jahat bernama Baba Yaga. Sungguh malang nasib Nessa.
Bertemu Baba Yaga
Nessa berjalan menyusuri hutan dengan hati yang sedih. Sepanjang perjalanan hanya menangis dan berharap semoga ayahnya segera mencari dirinya. Tibalah Ia di depan sebuah gerbang tua, di dalamnya berdiri gubuk milik Baba Yaga.
Ketika Nessa mendorong pintu gerbang itu untuk lewat, terdengar suara mendecit yang mengerikan. Ia melihat di tanah terdapat minyak yang sudah karatan. Gadis itu mengambilnya seraya berkata,”Beruntung masih ada minyak tersisa di tas.” Ia pun menuangkan beberapa tetes ke engsel gerbang. Dan gerbang terbuka tanpa berbunyi.
Saat mendekat ke rumah, Ia mendengar suara tangisan. Ternyata di halaman rumah ada seorang pelayan Baba Yaga. Pelayan tersebut menangis karena roti satu-satunya jatuh. Dengan baiknya, Nessa memberikan sapu tangannya ke pelayan itu. Kain itu untuk membersihkan roti dan menyeka air mata.
Di depan pintu, Nessa bertemu dengan anjing kurus yang kelaparan. Gadis cilik itu memberikan roti daging miliknya. Seketika mata sang anjing berbinar dan melahapnya.
Setelah sampai depan pintu rumah, dengan gugup Nessa mengetuknya. “Masuk,” cicit Baba Yaga. Sang penyihir itu sedang duduk sambil menenun. Seluruh rambutnya putih, hidung panjang dan lancip, saat tersenyum giginya penuh besi, dan tubuhnya sangat kurus.
“Duduklah di alat tenunku dan terus menenun,” perintah Baba Yaga. Saat Nessa mulai menenun, penyihir itu berbisik pada pelayan, “Pergilah ke pemandian dan nyalakan api hingga airnya mendidih.”
Saat si pelayan masuk ke kamar, Nessa berkata padanya, “Aku mohon, nyalakan api kecil untuk memanaskan air. Aku perlu waktu untuk membuat rencana!” Sang pelayan tak berkata apa-apa, Ia langsung menuju ke pemandian.
Lalu Nessa melihat seekor kucing hitam memerhatikan lubang tikus. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya pada kucing. “Menunggu tikus. Sudah 3 hari ini aku belum makan.” Kemudian Nessa memberikan sisa keju dari sakunya dan memberikan pada si kucing.
Setelah melahap keju, si kucing hitam bertanya pada Nessa,”Gadis kecil, kamu ingin keluar dari sini?” “Tentu saja. Aku takut Baba Yaga mencoba memakanku dengan gigi besinya!”
Si kucing hitam memberikan sisir dan handuk, lalu menyuruhnya lari ke arah pemandian. “Lempar handuk ini ke tanah, maka akan berubah menjadi sungai besar. Jika penyihir tua itu masih mengejarmu. Maka lempar sisir ini agar tumbuh hutan lebat.”
Nessa pun segera berlari keluar rumah. Ia berlari sekencang mungkin sambil sesekali menengok ke belakang. Benar saja, Baba Yaga mengejarnya sambil menggeram marah. Nessa teringat pesan si kucing hitam. Ia pun melemparkan handuk, seketika menjadi sungai dengan aliran deras.
Dengan kekuatan sihirnya, Baba Yaga berhasil menguras air sungai. Nessa mulai ketakutan ketika melihat sosok gelap di langit. Kemudian melemparkan sisir di belakangnya, seketika sisir itu berubah menjadi hutan lebat. Baba Yaga berteriak marah karena tak bisa melihat sosok Nessa di dalam hutan. Akhirnya penyihir tua itu kembali ke rumahnya.
Nessa pun bernafas lega. Gadis itu kembali ke rumahnya sendiri. Beruntung sang ayah sudah pulang. Ia pun mengadukan perlakuan buruk ibu tirinya dan menceritakan petualangan melawan Baba Yaga. Berakhir si ibu tiri diusir oleh ayah kandungnya.
Pesan yang Disampaikan
Berbuatlah baik kepada siapapun tanpa meminta balasan. Suatu hari kebaikanmu akan dibalas dengan cara terbaik yang tidak kamu duga. Selain itu jangan berbuat jahat ke orang lain jika tidak ingin mendapatkan balasan terburuk.
Itulah kisah Nessa yang dikhianati oleh ibu tirinya. Serta petualangan Nessa yang terjebak di dalam rumah si penyihir jahat, Baba Yaga. Anda juga bisa mengakses cerita Dongeng Thumbelina.html untuk mendapatkan alur cerita yang lebih seru dan pesan moral terbaik.