La Dana yang Cerdik menjadi Dongeng Anak Anak Bergambar dari Kakak kali ini. Sayangnya kecerdikan La Dana kadang dia gunakan untuk kepentingan nya sendiri, sehingga dapat menimbulkan kemarahan orang lain. Apa saja yang dilakukan La Dana dengan akalnya yang banyak? Ini dia salah satu kisah yang paling populer.
Dongeng Anak Anak Bergambar : La Dana Yang Cerdik
la Dana, pergilah ke desa tetangga. “Aku diundang untuk menghadiri acara kematian di sana, tapi aku tak bisa. Pergilah sebagai perwakilanku,” kata seorang ayah pada anaknya.
“Baik, Ayah,” jawab La Dana.
La Dana segera mengganti baju dan bergegas pergi ke desa sebelah.
La Dana dan ayahnya tinggal di sebuah desa di tanah Toroja. Di sana, sudah menjadi kebiasaan, tamu-tamu yang datang ke acara kematian, akan diberi daging kerbau oleh tuan rumah. Begitu juga yang dialami La Dana saat ini. Setelah acara kematian itu, ia mendapat jatah bagian kaki belakang kerbau.
La Dana merasa aneh, mengapa ia hanya mendapat bagian kaki belakang. Sahabatnya yang ikut serta dengannya, mendapat hampir seluruh bagian kerbau, kecuali kaki belakangnya.
La Dana berpikir keras. Ia ingin mendapat bagian yang Iebih banyak, tapi sepertinya tak mungkin memintanya pada tuan rumah. Kemudian la berunding dengan sahabatnya, “Lebih baik kita tukarkan saja jatah daging ini dengan seekor kerbau utuh Kalau kita mendapot kerbau yang masih hidup, kita bisa memeliharanya sampai gemuk. Dengan begitu, jatah daging kita akan Iebih besar,” usul La Dana.
Sahabatnya berpikir sejenak, “Kau benar juga La Dana. Meskipun daging yang aku dapat ini hampir seluruh bagian kerbau, tapi sepertinya ini adalah kerbau yang kurus,” jawabnya.
Bersama, mereka mengusulkan pada tuan rumah untuk menukar daging jatah mereka dengan seekor kerbau yang masih hidup. Tak disangka, tuan rumah itu setuju. Maka La Dana clan sahabatnya membawa pulang seekor kerbau.
“Kerbau itu kau pelihara saja. Nanti kalau sudah gemuk baru disembelih. Lalu berikan padaku kaki belakangnya,” kata La Dana.
“Tenang saja, kerbau ini akan kuberi makan yang banyak. Sebentar saja ia pasti akan gemuk,” jawab sahabatnya.
Seminggu telah berlalu. La Dana mendatangi rumah sahabatnya. “Bagaimana kerbau kita? Aku sudah tak sabar untuk makan dagingnya,” katanya.
“Sabarlah, ia belum cukup gemuk,” jawab temannya.
“Tapi aku ingin memakannya sekarang,” La Dana terus menggerutu.
“Jadi, apa maumu?” tanya sahabatnya mulai kesal.
“Begini, aku potong saja bagianku, yaitu kaki belakangnya. Setelah itu kau bisa terus memelihara kerbau itu sampai gemuk. Adil bukan?” kata La Dana sambil menyeringai.
Sahabatnya memandangnya dengan heron. Jika kakinya dipotong, tentu kerbau itu akan mati. Jika sudah mati, bagaimana memeliharanya?
“Begini saja, bagaimana kalau kita menunggu dengan sabar sampai kerbau itu gemuk. Nanti kau akan kuberi tambahan kaki depannya,” jawab sahabatnya.
La Dana mengangguk setuju. Setelah itu ia pulang ke rumahnya.
Seminggu kemudian, La Dana kembali mendatangi rumah sahabatnya. Seperti minggu lalu, La Dana meminta agar kerbau itu dipotong.
“Jika kau tak mau, berikan saja jatahku. Aku akan memotong kaki belakang dan kaki depannya, lalu kau bisa terus memeliharanya,” kata La Dana.
Kali ini sahabatnya mulai kesal, “Kau ini bercanda, ya? Kau tahu kan, kerbau itu akan mati jika kakinya dipotong?” teriak temannya.
La Dana hanya mengangkat bahu, “Pokoknya aku ingin mengambil jatahku hari ini,” jawabnya tegas.
Sahabatnya kembali mernutar otak. la mencari cara agar La Dana mengurungkan niatnya. Sambil menghela napas ia berkata, “Sudahlah La Dana. Kerbau ini masih kurus. Jika kau mau menunggu, aku akan memberikan kepala kerbau itu padamu.”
La Dana tersenyum, “Benarkah? Berarti dua kaki depan, dua kaki belakang, dan kepala kerbau jadi jatahku,” katanya senang.
Sahabatnya hanya mendengus dan menyuruhnya pulang.
Tak sampai seminggu, La Dana kembali mendatangi sahabatnya.
“Sekarang, saatnya memotong kerbau. Aku sudah tak sabar untuk memakan daging kerbau ini. Jika kau tak mau, aku akan memotong bagianku. Kaki depan, kaki belakang, dan kepala. Sisanya bisa kau pelihara sampai gemuk.”
Kali ini sahabatnya benar-benar marah. “Kau benar-benar membuatku pusing La Dana! Bagaimana mungkin aku bisa memelihara kerbau ini jika kau memotong kepala dan kakinya? Sudah, aku tak tahan lagi! Ambil dan bawalah kerbau ini bersamamu,” kata sahabatnya sambil menyerahkan kerbau itu pada La Dana.
La Dana tersenyum gembira. “Benarkah? Wah, terima kasih sekali. Kalau begitu, aku akan memelihara kerbau ini sampai gemuk dan besar,” jawabnya.
Sahabatnya hanya bisa melotot don menahan amarah mendengar jawaban La Dana itu. Demikianlah La Dona, seorang gadis yang cerdik. Meskipun terkadang kecerdikannya itu membuat orang lain marah.
Pesan moral dari Dongeng Anak Anak Bergambar : Si Cerdik La Dana untukmu adalah Gunakan akal dan pikiran untuk mencapai cita-citamu, tapi jangan sampai merugikan orang lain.
Jika kalian suka dengan cerita rakyat Sulawesi Selatan La Dana yang cerdik kalian juga pasti suka dengan cerita rakyat dari kami sebelumnya yaitu Cerita Dongeng Anak Anak : Panglima To Dilaling dan Dongeng Anak Anak Indonesia : Kisah I Tui Ting