Asal Muasal Raja Negeri Jambi adalah salah satu Contoh Dongeng Legenda Indonesia. Konon pada jaman dahulu wilayah Jambi terbagi menjadi banyak kerajaan. Tentunya adik-adik jadi bertanya-tanya siapakah yang menyatukan kerajaan-kerajaan itu sehingga bisa menjadi sebuah kerejaan Jambi yang sangat besar. Siapa yang penasaran? Silahkan ikuti salah satu Contoh Dongeng Legenda Indonesia yang sangat terkenal di wilayah Jambi ini.
Contoh Dongeng Legenda Indonesia : Asal Muasal Raja Negeri Jambi
Dahulu kala, negeri Jambi terdiri dari lima buah desa yaitu desa Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, dan Batin Duo Belas. Kelima desa tersebut belum memiliki seorang Raja yang akan memimpin desa-desa tersebut.
Sementara itu semakin hari penduduk kelima desa tersebut semakin ramai dan berkembang. Melihat perkembangan itu, mereka membutuhkan seorang raja yang mampu memimpin dan mempersatukan mereka.
Akhirnya para sesepuh dari setiap desa berkumpul di Desa Batin Duo Belas yang terletak di kaki Bukit Siguntang untuk bermusyawarah. Mereka menentukan syarat raja yang akan dipilih nanti yakni harus memiliki kelebihan di antara mereka,”Bagaimana kita dapat mengetahui kelebihan masing-masing di antara kita?” tanya sesepuh dari Desa Sembilan Kato.
“Setiap calon pemimpin harus kita uji kemampuannya,” jawab sesepuh Desa Batin Duo Belas, “Yaitu melalui empat ujian diantaranya dibakar, direndam di dalam air mendidih, dijadikan peluru meriam dan ditembakkan, terakhir digiling dengan kilang besi. Siapa pun yang berhasil melalui ujian tersebut, maka dialah yang berhak menjadi raja,” tambah sesepuh Desa Batin Duo Belas.
Semua peserta rapat menyetujuinya, mereka bersepakat untuk melaksanakan ujian tersebut dalam tiga hari di Desa Batin Duo Belas. Mereka akan memilih warga yang dianggap paling sakti di antara mereka.
Waktu pelaksanaan ujian pun tiba. Semua warga dari kelima desa telah berkumpul di Desa Batin Duo Belas untuk menyaksikan lomba memperebutkan gelar Raja itu. Setiap desa telah mempersiapkan wakilnya masing-masing. Utusan dari Desa Sembilan Koto, mulai menampilkan kesaktiannya, ia dibakar dengan api yang menyala-nyala, tubuhnya tetap kebal. Kemudian ia direndam di dalam air mendidih, namun tubuhnya tidak melepuh sedikit pun.
Selanjutnya ia dimasukkan ke dalam mulut meriam lalu disulut dengan api dan ditembakkan dan tubuhnya tetap kebal. Ketika memasuki ujian terakhir, ujian yang paling berat yaitu digiling dengan kilang besi. Belum sempat penggilingan itu menggiling seturuh tubuhnya, utusan dari Desa Semblian Koto sudah meraung kesakitan, dan tulang-tulangnya hancur dan remuk. Utusan dari Desa Sembilan Koto itu dinyatakan tidak lulus ujian dan gagal menjadi raja Jambi.
Penampilan selanjutnya adalah utusan dari Desa Tujuh Koto. la pun diuji dan berhasil melalui ujian pertama hingga ujian ketiga. Namun, ia gagal pada ujian keempat. Penampilan berikutnya dihadapi oleh utusan dari Desa Batin Duo Belas, kemudian diikuti oteh Desa Petajin dan Muaro Sebo. Namun, wakil dari ketiga desa tersebut semuanya gagal melalui ujian keempat, yakni digiling dengan kilang besi.
Akhirnya para sesepuh dari kelima desa itu kembali mengadakan musyawarah. “Bagaimana jika kita mencari calon raja Jambi dari negeri lain saja?” usul sesepuh dari Desa Batin Duo Belas. Mereka menyetujui usulan tersebut dan Iangsung mengutus dua wakil dari setiap desa untuk pergi mencari calon raja. Di setiap negeri yang disinggahi, mereka menanyakan siapa yang bersedia menjadi raja Jambi dan tidak lupa pula mereka menyebutkan persyaratannya, yaitu harus mengikuti keempat ujian tersebut. Namun mereka belum menemukan seorang pun yang bersedia menjadi raja Jambi.
Akhirnya, rombongan itu bertekad untuk mengarungi samudera di ujung Pulau Sumatera. Setelah berhari-hari diombang-ambing oleh gelombang laut di tengah samudera yang luas itu, mereka pun tiba di Negeri Keling di India.
Mereka berkeliling di Negeri Keling yang luas itu untuk mencari orang yang bersedia menjadi Raja Negeri Jambi dengan ujian yang telah mereka tentukan. Suatu hari, mereka mendengar kabar bahwa di sebuah kampung di Negeri Keling, ada seseorang yang terkenal memiliki kesaktian yang tinggi.
Akhirnya, mereka pun menemui orang sakti itu. “Kami adalah utusan dari Negeri Jambi. Negeri kami sedang mencari seorang raja tapi dengan syarat harus lulus ujian. Apakah Tuan bersedia?” tanya salah seorang dari rombongan itu kemudian menceritakan ujian yang harus dijalani calon raja itu.
“Saya sanggup menjalani ujian itu,” jawab orang Keling itu. Rombongan itu segera membawa calon raja itu pulang ke Negeri Jambi. Orang yang dianggap sakti itu disambut gembira oleh rakyat Jambi. Mereka berharap bahwa calon yang datang itu benar-benar orang yang sakti, sehingga lulus dalam ujian itu dan menjadi raja mereka. Keesokan harinya, seperti calon-calon raja sebelumnya, Orang Keling itu benar-benar sakti, tubuhnya tidak hangus, bahkan tidak satu pun bulu romanya yang terbakar. Setelah diuji dengan ujian kedua dan ketiga, orang itu tetap bertahan. Dan yang terakhir orang Keling itu akan menghadapi ujian yang paling berat, yaitu digiling dengan kilang besi yang besar. Penduduk yang menyaksikan menahan napas. lni adalah saat-saat yang mendebarkan. Pertama-tama, kedua ujung jari-jari kaki orang Keling itu dimasukkan ke dalam kilang besi. Kilang mulai diputar dan sedikit demi sedikit tubuh orang Keling itu bergerak maju tertarik kilang besi yang berputar.
Semua penduduk yang menyaksikannya menutup mata, mereka tidak sanggup melihat tubuh orang Keling itu remuk. Tetapi beberapa saat kemudian terdengar suara ledakan dahsyat, kilang besi yang besar itu hancur berkeping- keping, sedangkan orang Keling itu tetap kebal dan segar.
Penduduk sangat gembira, karena berhasil menemukan raja Jambi yang sakti, “Akhirnya kita mempunyai seorang Raja yang sakti dan mampu memimpin negeri ini!” ujar salah satu penduduk girang.
Kemudian seluruh penduduk dari Desa Tujuh Koto, Sembilan Koto, Muaro Sebo, Petajin, dan Batin Duo Belas segera membangun sebuah istana yang bagus dan mengadakan pesta yang meriah untuk meresmikan penobatan Raja Negeri Jambi. Beberapa bulan kemudian, berdirilah sebuah istana yang indah dan orang Keling itu pun dinobatkan menjadi Raja Jambi.
Pesan moral dari Contoh Dongeng Legenda Indonesia dari Jambi adalah Pentingnya menanamkan sifat suka bermusyawarah dan perlunya seorang pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat.
Kami memiliki cukup banyak contoh dongeng legenda nusantara beberapa diantaranya yang sudah kami posting adalah Dongeng Legenda Jawa Timur : Cerita Keong Mas dan Dongeng Legenda Jawa Tengah : Cerita Timun Mas.