Contoh Dongeng Cerita Pendek Terpopuler : Tiga Anak Yang Beruntung

Pada posting kali ini kembali kami hadirkan salah satu karya terbaik dari HC Andersen. Cerita rakyat dunia kali ini berjudul Tiga Anak Yang Beruntung. Kami sangat berharap anak-anak Indonesia dapat mengambil pelajaran dari seluruh dongeng yang sudah terbit di blog ini. Selamat membaca.

Contoh Dongeng Cerita Pendek Hans Christain Anderson

Contoh Dongeng Cerita Pendek Karya HC Andersen : Tiga Anak Yang Beruntung

Seorang ayah merasa kematiannya makin dekat. Pada pagi hari yang cerah, sang ayah memanggil ketiga putranya. Putra pertama diberikan seekor ayam jantan, putra kedua diberikan sabit dan putra ketiga diberikan seekor kucing.

Ayah berpesan kepada mereka untuk tetap menjadi orang yang rendah hati dan jangan pernah sombong. Tak lama kemudian, sang ayah menutup mata untuk selamanya. Ketiga putra itu pun amat bersedih karena kepergian ayah mereka. Keesokan harinya, putra pertama memulai perjalanannya. Ia ingin menghasilkan uang dari ayam jantannya itu. Tempat pertama yang ia kunjungi ternyata sudah terdapat banyak ayam jantan. Dia lalu melanjutkan perjalanannya.

Tibalah ia di sebuah pulau. Di pulau tersebut kelihatannya belum ada ayam jantan.

“Ini kesempatanku untuk memberi tahu kepada orang-orang di pulau ini, bahwa ayam jantanku bisa membantu mereka.” ujarnya di dalam hati.

“Lihatlah! Binatang yang manis ini akan membantu kita menunjukkan waktu. Dia akan berkokok setiap pagi, siang, dan malam!” serunya kepada penduduk di pulau tersebut.

Penduduk yang mendengar hal itu menjadi amat senang. Ternyata seorang saudagar tertarik dan menginginkan ayam jantan itu.

“Saya akan membayar ayam jantan milikmu. Tuan,” tawar si saudagar.

“Engkau akan membeli ayam jantan ini dengan harga berapa?” tanya si putra pertama.

“Aku akan membayarnya berapa pun yang kau mau,” jawab si saudagar.

“Baiklah. aku minta engkau membayarnya dengan emas seberat keledai,” kata si putra pertama.

Disepakatilah harga untuk ayam jantan itu. Kini, putra pertama pulang dengan kekayaan yang telah dia dapatkan.

Saat dia pulang, saudara-saudaranya menjadi kagum. Putra kedua pun berusaha untuk mendapatkan uang melalui sabit yang dia miliki.

“Aku akan pergi mengelilingi negeri ini. Aku akan berusaha mendapatkan uang dari sabit peninggalan ayahku,” gumamnya di dalam hati.

Pagi harinya, putra kedua pergi ke sebuah pulau. Ternyata penduduk di pulau tersebut belum mengetahui kegunaan sabit. Sebagian besar penduduknya adalah petani. Sayangnya, mereka memanen jagung dengan cara yang kurang tepat, yaitu menembakkan meriam ke tangkai jagung. Padahal, cara itu dapat merusak tanaman lainnya.

Putra kedua pun menggunakan sabitnya di hadapan banyak petani. Dengan mudah, ia memanen jagung menggunakan sabitnya. Seketika, semua penduduk kagum dengan kecepatan sabit yang dimiliki putra kedua.

Salah seorang saudagar melihat panenan jagung yang begitu rapi dan tak ada satu pun jagung yang rusak. Saudagar segera menawar sabit yang dimiliki putra kedua.

“Aku ingin menawar sabit milikmu. Berapa yang engkau inginkan?” tawar saudagar itu.

“Engkau hanya perlu membayarnya dengan seekor kuda beserta emas,” ucap si putra kedua.

Putra kedua pun membawa kekayaannya pulang. Putra ketiga yang melihat saudara-saudaranya kaya raya. bertekad untuk melakukan hal yang sama. Dia pun pergi menyusuri negeri yang luas bersama kucing kesayangannya.

Di pulau sebelah barat, dia menernukan banyak sekali tikus yang berkeliaran dan mengganggu penduduk sekitar. Dia berpikir bahwa kucing pasti suka dengan tikus. Dia pun bergegas mengumumkan kepada seluruh penduduk, bahwa kucingnya akan siap membantu memakan tikus-tikus itu.

Setelah semua tikus mati, putra ketiga memohon kepada raja di pulau itu untuk membeli kucingnya tersebut. Raja pun bersedia membeli kucing tersebut dengan bayaran seekor keledai dan emas yang berlimpah.

Sementara itu, si kucing merasa senang, karena setiap hari ia mendapat banyak tikus yang bisa dia makan. Hingga suatu hari, dia merasakan kelelahan. Dia pun beranjak untuk beristirahat.

“Meong… Meong….” Suara si kucing rupanya membuat semua penghuni istana merasa ketakutan. Mereka memberi usul kepada sang Raja, bahwa lebih baik kucing itu dibawa ke hutan karena suaranya begitu menakutkan.

Akhirnya, sang Raja memerintahkan prajuritnya untuk segera membawa kucing itu keluar dari istana. Namun, saat akan dibawa ke hutan, ternyata kucing itu sudah pergi sendiri melalui jendela.

Pesan moral dari Contoh Dongeng Cerita Pendek Terpopuler HC Andersen adalah jadilah anak yang kreatif dan berusaha mencapai cita-cita. Jika kami rajin dan kreatif maka pasti kamu akan mendapatkan kesuksesan.

Baca posting dongeng terkait lainnya yaitu

  1. Kumpulan Cerita Dongeng Pendek Indonesia Asli Terbaik
  2. Kumpulan Cerpen Dongeng Anak Terbaik
  3. Kumpulan Cerita Dongeng Singkat Anak
  4. Cerita dongeng pendek untuk anak SD Dengan Pesan Moral
  5. Cerita Hewan Lucu : Fabel Monyet dan Kelinci
  6. Cerita Fabel Dongeng Persahabatan : Kenari, Gagak dan Merpati
  7. Cerpen Dongeng Anak Bergambar : Perempuan Penakluk Harimau
  8. Dongeng Cerita Pendek Anak Tentang Kejujuran
  9. Kumpulan Dongeng Pendek Fabel Terbaik Dunia
  10. Cerita Fabel Dongeng Pendek Kancil, Ulat dan Semut