Contoh Cerpen Pendek si Cantik dan si Buruk Rupa

Contoh cerpen pendek yang ada di blog ini sebenarnya sangat banyak, namun kami masukan ke dalam kategori cerita pendek. Kedepannya kumpulan cerpen singkat akan kami masukan kedalam kategori sendiri yaitu cerpen. Kali ini kami memposting satu cerita singkat yang sangat menarik untuk diketahui. Kami yakin adik-adik akan suka dengan dongeng anak yang satu ini. Selamat membaca.

Contoh Cerpen Pendek : Kisah Si Cantik dan Si buruk Rupa

Dahulu kala, ada dua putri kakak beradik.

Mereka mempunyai wajah yang sangat berbeda.

Sang kakak berwajah buruk dan adik berwajah sangat cantik.

Begitu pun dengan sikap mereka, sangat berbeda. Sang kakak berhati sangat baik, dan sang adik berhati kurang baik.

Suatu hari, kakak beradik itu pergi ke desa.

Mereka ingin menikmati pemandangan desa. Namun, sang adik tak mau berdekatan dengan sang kakak.

Ia malu dengan kakaknya yang buruk rupa. Padahal. semua orang sudah tahu bahwa mereka adalah kakak beradik.

Contoh Cerpen Pendek Si Cantik dan Si buruk Rupa
Contoh Cerpen Pendek Si Cantik dan Si buruk Rupa

Tak sengaja, kakak beradik itu bertemu dengan seorang anak kecil. Olala, anak kecil itu menangis.

“Kenapa kamu menangis, gadis kecil?” tanya sang kakak.

“Aku ingin bunga itu, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.” jawab gadis kecil itu.

Karena merasa kasihan, sang kakak mengambil uang di sakunya, kemudian memberikannya kepada gadis kecil.

Dengan begitu, gadis kecil itu bisa membeli bunga.

“Terima kasih, Kak,” ucap gadis kecil itu dengan riang.

Namun, sang adik tak suka melihat perbuatan kakaknya. Ia mendekati sang kakak.

“Kenapa kau buang-buang uangmu untuk membantu gadis itu? Lebih baik untuk aku jajan,” gerutu sang adik.

Tapi, sang kakak hanya tersenyum mendengar keluhan adiknya.

Mereka melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, mereka bertemu dengan kakek tua pengemis.

Sang kakak langsung mengambil uangnya, untuk diberikan kepada pengemis itu.

Lagi-lagi, sang adik merasa jengkel. Ia tak suka jika kakaknya terus melakukan hal itu.

“Untuk apa memberi uang kepada kakek tua itu? Buang-buang uang saja,” ucap sang adik dengan sangat ketus.

“Kasihan kakek tua itu. Lagi pula, kita memiliki uang lebih,” balas sang kakak.

Sang adik kemudian berjalan mendahului sang kakak. Ia benar-benar marah kepada kakaknya.

Setelah puas berjalan-jalan dan membeli makanan, mereka pun pulang ke istana.

Di tengah perjalanan pulang. mereka bertemu dengan seekor kucing. Kucing itu sangat kurus, dan berjalan sangat lamban. Sepertinya kucing itu kelaparan.

“Apakah kamu sedang sakit, kucing? Mengapa kau pergi keluar rumah?” tanya sang kakak.

“Benar, Putri. Aku sedang sakit. Tapi, jika aku tak mencari makan, anak-anakku mau makan apa? Aku tak mau anak-anakku kurus sepertiku,” jawab kucing itu.

Ah, kasihan sekali kucing itu. Sang kakak pun memberikan semua makanan yang baru dibelinya.

“Ini untukmu dan keluargamu. Sekarang, lekaslah pulang ke rumah,” kata sang kakak.

“Terima kasih, Putri,” ucap kucing itu dengan amat bahagia.

Sayangnya, kebahagiaan itu tak tampak pada diri sang adik. Namun, sang kakak tak menghiraukan kekesalan adiknya.

Ia hanya ingin berbuat baik kepada siapa pun.

Sang kakak tak pernah lelah berbuat baik.

Semua orang selalu ditolongnya, begitu pula kepada binatang.

Ia pernah menolong semut yang hanyut di sungai, lebah yang terjebak di jaring laba-laba, tikus yang hendak dimangsa kucing, dan masih banyak lagi.

Sang kakak memang tak pernah membeda-bedakan. Baginya, semua sama-sama ciptaan Tuhan.

Sebenarnya banyak yang meminta tolong kepada sang adik.

Tapi, sang adik tak pernah mau menolong mereka.

Ia membiarkan orang-orang itu dalam kesusahan.

Sang kakak berteman dengan siapa pun, sedangkan sang adik selalu memilih-milih.

Sang adik hanya mau berteman dengan putri dan pangeran kerajaan, serta keluarga bangsawan.

Suatu hari, kedua kakak beradik itu jatuh sakit.

Mereka pun hanya bisa berbaring di kamar.

“Ke mana teman-temanku? Mengapa mereka tak menjengukku?” tanya sang adik.

Sang adik sangat mengharapkan teman-temannya yang bangsawan datang menjenguk.

Ia ingin menunjukkan kepada kakaknya, bahwa berteman harus dengan orang yang tepat.

“Kau akan tahu bahwa teman-temankulah yang layak dijadikan teman. Tidak seperti teman-temanmu. Jangankan datang menjenguk, untuk makan sehari-hari saja mereka kesusahan,” hardik sang adik kepada sang kakak.

Namun, sang kakak tak peduli.

Ia hanya ingin beristirahat, dan tak mau bertengkar dengan adiknya.

Tak lama setelah itu, seorang pelayan datang ke kamar mereka.

“Tuan Putri, ada tamu yang ingin menjenguk,” ucap pelayan.

Sang adik merasa senang, karena penantiannya tak sia-sia. Ia berpikir bahwa yang datang adalah teman-temannya.

Seketika, kebahagiaan sang adik sirna saat melihat tamu itu. Olala, rupanya orang-orang yang datang menjenguk adalah orang-orang yang pernah ditolong oleh sang kakak.

Mereka membawa banyak hasil panen ladang. Tak ketinggalan pula para binatang beserta keluarganya.

Ada lebah yang membawa madu, dan masih banyak binatang lain yang membawa hadiah.

“Terima kasih, kalian telah datang menjenguk. Seharusnya tak perlu repot-repot seperti ini. Kedatangan kalian saja sudah membuatku bahagia,” ucap sang kakak sambil tersenyum.

Di ranjangnya, sang adik merasa iri. Rupanya, teman-temannya tak seperti yang ia harapkan.

Saat ia sedang bersedih, teman-temannya justru menjauh. Ah, teman-temannya sungguh tidak tulus, berbeda jauh dengan teman-ternan kakaknya.

Pesan moral dari Contoh Cerpen Pendek adalah ayo berbuat baik kepada siapa pun, selagi kita masih bisa membantu. Jangan pernah memilih-milih teman, ya. jika kita tulus dalam berteman, pasti akan mendapatkan teman yang tulus pula.

Ikuti kami di facebook https://www.facebook.com/dongeng-cerita-rakyat/ yaitu dan jangan lupa baca cerita rakyat pendek dan cerita bergambar untuk anak yang ada di blog ini.