Contoh Cerpen Fabel yang paling disukai oleh anak Indonesia adalah dongeng kancil dan buaya. Di blog ini sudah puluhan cerita kancil yang pernah kami posting. Untuk membaca cerita pendek fabel terbaik temukan di kategori fabel. Selamat membaca.
Contoh Cerpen Fabel : Kisah Dongeng Kancil dan Buaya
Kancil, adalah binatang paling cerdik di hutan raya. Kancil selalu selamat dari pemburu, atau makanan singa dan harimau. Terlebihnya harimau. Kancil merasa dirinya biasa-biasa saja, tapi dia juga sadar bahwa dia mudah untuk menipu orang dan binatang. Hewan-hewan di hutan raya juga senang meminta pertolongan pada kancil.
Kancil sampai kelelahan untuk dimangsa harimau, dia pun pernah sampai ketiduran hingga matahari telah diatas kepalanya. Gajah, monyet, kelinci, dan tikus adalah sahabat akrab dan jail si kancil. Tapi jika laporan dan masalah dari hewan lainnya rumit, mereka juga membantu.
“Kancil! Bangun!” kata monyet menguncangkan tubuh kancil yang masih terlelap. Kancil yang sedang berada di alam mimpi terbangun dengan kaget.
“Ooh, monyet… ada apa?” tanya si kancil menguap lebar.
“Ish, kancil. Kita kan harus melayani hewan-hewan!” monyet mengingatkan. Kancil pun terbangun, dan mereka berdua pergi ke tempat melayani hewan. Rupanya Gajah, Kelinci, dan tikus telah menunggu sambil melipat tangan di dada.
Kancil masih mengantuk, karena semalam harimau mengejar untuk memangsanya. Untung ada si beruang yang takut dengan kancil. Dia selalu mengingatkan harimau dengan ucapan seperti ini : jangan ganggu kanciil…
Seekor kambing dan beberapa keluarganya datang ke batu yang besar, tempat kancil membantu mereka. Sebenarnya kancil niat-niat saja untuk membantu, tapi kenapa harus hari ini?
“Selamat pagi kancil, gajah, kelinci, tikus, dan monyet.” Sapa kambing paling jantan dan paling tua. Suaranya serak, seperti belum mencicipi air.
“Selamat pagi juga kambing, ada apa kamu membawa keluargamu?” tanya kancil sambil mengucek matanya yang gatal.
“Begini, kancil dan semuanya. Kami keluarga kambing telah kekurangan makanan, apakah kau mau membantu kami mencarikan beberapa buah-buahan?” mohon sang kambing mewakili keluarganya.
Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan.
Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil menemukan aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.
Kancil berjalan mencari buah yang sudah masak dengan pohon yang dapat diambil dengan mudah. Karena monyet, gajah, kelinci, dan tikus juga ikut mencarikan makanan untuk keluarga kambing, pekerjaan kancil tak begitu rumit.
Sesekali jika merasa capai, kancil beristirahat di bawah pohon yang sejuk atau sesekali di pinggir sungai. Dan jika dia masih haus dia bisa mencicipi lagi air dingin dan segar di sungai itu.
“Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya.
Karena ini pekerjaan siang, sahabat-sahabat kancil juga sesekali beristirahat. Dan mencari makanan untuk persediaan warga lainnya. kancil mendapati buah belimbing berjatuhan yang sepertiga sudah busuk dengan gesit kancil mengambil keranjang yang mudah dibawa dan memasukkan belimbing itu kedalam keranjang.
Saat dia mendapati buah duet yang ranum si kancil mendapat perhatian pada sebuah pohon di pinggir sungai yang berbuah merah berkilauan sepertinya lezat.Tapi kancil tak mungkin mendapati buah itu tanpa jembatan di sungai ini.
Lagi pula tak mungkin kancil harus berenang melawan arus yang deras ini.
“Hmm pasti lezat jika aku telah menikmatinya, tapi bagaimana ya caranya?” tanya si Kancil dalam hati sambil berpikir.
Kancil berpikir mencari akal untuk mendapatkan buah itu. Rasanya tak sabar sekali, dia selalu berpikir keras jika itu keinginan yang dia pendam. Dia mendapati seekor buaya sedang berjemur di tebing sungai.
Ya, itu kebiasannya. Memejamkan mata sambil menikmati sinar matahari yang menerpa tubuhnya. Ada satu buaya di tebing sungai itu. Kancil memiliki ide.
“Aku akan menipu sang buaya bahwa raja Sulaiman akan mengundang untuk makan bersama dan memberi hadiah, tapi jika hanya satu buaya, mana mungkin! Apa aku suruh dia memanggil teman-temannya? Tapi aku takut jika nanti aku di makan” pikir sang kancil.
Dia pun menghampiri buaya yang enak-enak dan rasanya mantap di bawah sinar matahari itu. Kancil jadi tidak enak untuk membangunkannya.
“Buaya, oh buaya disini ada kancil, disana ada buaya maukah kamu bangun dan berbicara padaku?” sapa kancil sambil bernanyi riang.
“Eh?” buaya kaget dan membuka mata satunya. “Kancil, ada apa?” tanya buaya hijau kecokiatan itu.
“Begini buaya, raja Sulaiman menyuruhku untuk membagi undangan bahwa ada pesta makanan yang disajikan kerbau, kambing, rusa dan semuanya. Raja Sulaiman juga akan memberi hadiah, tapi masa kamu doang yang diundang yang lain dimana?” tanya kancil mencuri perhatian si buaya.
“kupanggilkan dulu, sebentar.” kata Buayaa lalu masuk kedalam sungai memanggilkan teman-temannya, dan menjelaskan bahwa raja Sulaiman mengundang mereka ke istananya seperti yang dikatakan kancil tadi.
“Hmmm … sudah semua?” tanya kancil kurang yakin.
“Sudah, kancil cepat hitunglah tak sabar nih,” ungkap Buaya coklat yang berada di tengah-tengah.
“Baiklah, tapi acaranya satu minggu lagi” kancil mengambil batok kelapa dan menghitung buaya dengan bernyanyi.
“Satu, dua, tiga, jantan betina aku ketuk. Empat, lima, enam, buaya betina aku ketuk.”
Semuanya pun ada enam dan si kancil akhirnya bisa memakan buah merah itu. Lezat bagaikan disurga.
“Hei, tupai kau tak diundang?” tanya buaya pada tupai yang membawa buah ceri.
“Acara sulaiman itu? Itu minggu lalu!” kata tupai jujur.
Kancil pun tertawa : “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman:’
Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah buahan yang sedang masak ranum itu.
Pesan Moral dari Contoh Cerpen Fabel : Dongeng Kancil dan Buaya adalah gunakan akal pikiranmu, jangan mudah putus asa. Di saat paling sulit sekahpun, dan masalah sesulit apapun pasti ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha.
Temukan Dongeng Fabel Anak Kisah Kancil Kecil terbaik lainnya pada posting Cerita Kancil Nyolong Timun