Contoh cerita fabel anak kali ini akan mengajarkan kita untuk tidak memiliki sifat yang sombong. Ceritakan dongeng ini sebelum dia tidur agar si kecil dapat menyerap pesan moral didalamnya.
Contoh Cerita Fabel Anak : Dongeng Belalang Yang Sombong
Di sebuah perkebunan yang luas dan ditanamai banyak tumbuhan disanalah para sebagian serangga bertempat tinggal diantaranya adalah kupu-kupu, semut, dan belalang. Belalang hewan serangga yang ukurannya besar dibandingkan semut. Selain itu, sang gajah dan singa binatang buas di perkebunan itu. Dan tak jauh dari perkebunan ada seekor kucing anggora peliharaan si pemilik perkebunan bebas itu. Semuanya tenang-tenang saja.
Di terik yang panas, semut-semut berbaris sangat rapih bagaikan menjahit dengan jarum. Di barisan itu dibagi dua yaitu semut-semut pekerja, dan semut-semut tentara. Mereka sedang bertugas mencari makan. Sang semut semut pekerja tugasnya adalah mengambil makanan untuk bersama.
Semut-semut tentara bertugas melindungi semut-semut pekerja agar terhindar dari ancaman mendadak. Sebuah buah berwarna merah berkilau telah di gotong oleh 5 semut yang berbaris pulang ke sarangnya.
“Bagaimana disana semut-semut pekerja? Makanannya sudah cukup?” teriak salah satu semut tentara menanyakan kehadiran di belakang.
“baik, pak! Sepertinya buah-buahan kita sudah cukup selama 2 minggu,” lapor salah satu semut pekerja yang agak dekat dengan penanya.
Belalang yang memiliki kaki besar dan melompat jauh ke arah pohon yang pendek. Selain bisa bermain musik, dia juga jago melompat jauh. Karena dia kuat dan jago melompat jauh dia menjadi sombong.
Belalang melihat barisan semut yang membawa buah-buahan, ada sebutir apel dengan merah yang menggoda, dan sebutir anggur dengan ungu bagaikan langit aurora. Belalang pun mendengar perutnya berbunyi. Dia menghampiri barisan si semut.
“Hai, para semut pekerja dan semut tentara!” sapa sang belalang sambil mengamati apel yang ternyata di bawa oleh semut semut kecil.
“Hai juga belalang yang besar!” balas salah satu kapten semut tentara memperhantikan jalanan, siapa tahu belalang akan menanya sesuatu.
“Apa kalian tidak kelelahan wahai semut, kalian mengangkat benda seperti itu padahal tak punya kekuatan seperti aku, kuat dan besar. Padahal kan kalian itu kecil?” tanya sang belalang.
“Tuan belalang, kami diciptakan untuk mengangkat beban yang berat, beratnya pun bisa dua kali lipat dari berat badan kami, dan kami pun bisa mengangkat bersama sama, dan karena itu kami bisa mengangkat benda ini.” sahut sang semut.
Belalang itu mulai berangan-angan, bahwa dia mampu mengangkat benda yang Iebih besar 10 kali lipat dari pada benda yang dibawa semut. Dia merasa Iebih hebat daripada segerombolan semut itu.
“Semut prajurit kau tahu aku ini memiliki tubuh kuat dan besar, lebih kuat dari para semut sekalipun, aku mampu mengangkat sesuatu yang lebih berat dari badanku ini seperti mengangkat seekor gajah, karena aku lebih hebat dari para semut”. Celoteh sang belalang kepada semut prajurit dengan sombong.
“Tuan belalang kau sombong sekali, kau tahu gajah itu sangat besar dan kuat, bahkan tidak ada satu hewan besar seperti badak pun mampu mengangkatnya, apa lagi kau tuan belalang”. tanggap prajurit semut kepada sang
belalang.
“Ya, ya. aku tahu itu, tapi aku akan membuktikannya!” celoteh sang belalang dengan sifat sombongnya yang semakin kambuh.
“Kami tak tertarik menontonnya. Lagi pula dari pada menonton atraksi belalang dan gajah, kami memanfaatkan untuk mencari makan. Lagi pula mana bisa bukan?”
“Kalau gitu akan kubuktikan setelah kudapatkan gajah, dan kubuat iri padaku,” tawa kecil dari omongan belalang.
“Hm, lagi pula itu berbahaya, belalang” sang semut sudah kelelahan melerai omongan sombong si belalang.
Si semut dan gerombolannya melanjutkan perjalanan. Sebagian semut menjulurkan lidahnya dan mengejek si belalang. Belalang pun melompat jauh ka atas rerumputan yang paling tinggi.
Esoknya, belalang bangun pagi sekitar sebelum matahari menghampirinya. Setelah selesai bersiap-siap matahari baru selesai menyapanya. Di hari yang cerah ini si belalang berniat untuk mencari gajah yang besar dan membuktikannya pada keluarga semut.
Si belalang membawa buah kurma dan menggigit sepotong buah itu. Dia memegang kurma kencang-kencang dan melompat tinggi seperti di trampolin. Karena perkebunan bebas, perkebunan ini sangat luas.
Dulunya akan dibeli seharga 50 juta untuk di bangun sebuah Hornestay dan Seafood Court, tapi setelah hewan langka bertempat tinggal disitu. Para pembeli jadi kasihan dengan hewan langka yang akan diusir jika mereka membelinya.
Gajah-gajah suka bergerombolan. Jadi mudah di cari, tapi dia tak menangkap gajah itu dan membawa kesarang semut. Jika iya, pasti dengan brutal di gajah lalu berlari karena takut digigit semut hidungnya.
“Mari kita bekerja, teman-temanr perintah sang ratu semut membangunkan semangat kerja semut-semut pekerja dan semut-semut tentara. Mereka pun keluar dari sarang dan bernyanyi riang.”
“Kerja! Kerja! Kerja! Kerjaaa!” itulah lagu favorit penyemangat semut. Ya setiap perjalanan selalu bernanyi. Seperti vitamin stamina.
“Pak, pak! Ada buah ceri berjatuhan!” lapor semut-semut pekerja meminta pemberhentian jalan.
“Bagus! Ambilah secukupnya,” sahut sang kapten sambil melihat beberapa banyaknya buah ceri yang berjatuhan.
Setelah di kumpulkannya makanan dan dan penyimpan air, mereka pulang melewati segerombolan gajah-gajah.
“Kapten, apakah nanti belalang akan membuktikannya?” bisik semut tentara yang berjaga di samping kapten semut.
“Entahlah, tapi kurasa dia akan membuktikannya.” Balas kapten semut. Benar saja, si belalang menghalangi jalan mereka dengan mendadak.
“Hai semut!” sapa belalang sambil tersenyum penuh misteri.
“Ada apa belalang?” tanya kapten semut, yang sekarang dikenal juru bicara.
“Aku akan membuktikannya sekarang, lihat gajah itu!”
Para semut pun berhenti sejenak mereka menaiki rumput dan berdiri di ujungnya, mereka melihat belalang itu terbang mendekati salah satu gajah besar. belum sampai belalang itu mendekati seekor gajah besar, tubuhnya terpental sangat jauh kembali ketempat para semut bekerja, salah satu kaki besarnya patah dan tubuhnya terluka, ternyata salah satu dari belalai gajah menghempas belalang itu tanpa disengaja.
Sang belalang pun kini tidak mampu bergerak dia menyesal telah melakukan hal itu. Kemudian prajurit semut itu berkata kepada sang belalang.
“Tuan belalang, sekarang tontonan apa lagi yang akan kau tunjukan kepada kami, sekarang kau akan sadar dengan kemampuanmu, apapun yang tuan belalang lakukan tadi adalah perbuatan ceroboh”.
Kemudian para semut itu kembali ke tempat mereka masing-masing, namun salah satu prajurit semut memerintahkan kepada beberapa semut untuk segera memindahkan sang belalang dan mengobatinya.
Pesan Moral dari Contoh Cerita Fabel Anak : Dongeng Belalang Yang Sombong adalah kesombongan akan membuatmu lupa diri sehingga pada akhirnya merugikan diri sendiri