Cerita tentang binatang kancil yang memiliki telinga berwarna biru tua akan menjadi teman kita di siang hari ini. Kakak yakin kalian akan suka dengan fabel yang satu ini. Selamat membaca.
Cerita Tentang Binatang Kelinci Bertelinga Biru Tua
Dahulu, katanya ada sebuah kelinci berwarna coklat muda, sayangnya telinga yang berwarna biru tua miliknya itu membuatnya tidak cantik dan malu. Dari ratusan hingga ribuan kelinci tidak ada yang sama warna telinganya dengan kelinci telinga biru tua itu. Dia sedih dan malu, karena teman-temannya tertawa meledek si telinga biru.
Akhirnya, si kelinci itu pergi dari tempat tinggalnya dia mencoba pergi keluar untuk mengetahui siapa dia?
“Pasti aku bukan kelinci liar, dan kuyakin pasti ada jawabannya.” Pikir si kelinci. Dia pun menemukan bulan yang malu-malu ingin berkenalan. Bulan itu mengikutinya sepanjang malam. Kelinci itu pun menganggap bulan sebagai temannya.
“Aku akan menjelajah dunia. Aku akan pergi ke tempat yang dimana tidak ada hewan pun yang mengenalku.”
Tapi sayangnya, kemana pun ia pergi selalu ditertawakan. Telinga birunya menarik perhatian. Ia merasa telinga itu membawa sial. Tetapi dia melihat sebuah kebun.
Dia pun meloncat pagar kebun itu dan melihat topi seorang pemotong rqmput. Dia pun memakainya. Dia memakai topi itu untuk menutupi telinganya. Ia juga belajar mencangkul tanah, menanam pohon dan memetik bunga-bunga.
“Sekarang aku cocok menjadi pemotong rumput.” Gumamnya.
Sayangnya, suatu hari angin bertiup kencang dan menerbangkan topi si kelinci itu. Pemotong rumput dan tukang kebun lainnya menatap telinga biru tuanya.
“Hahaha kau pasti pemotong rumput palsu.” Katanya sambil memegangi perutnya yang kesakitan karena tertawa.
Kelinci itu pun sedih dan malu. Dia berjalan dengan bulan yang menemani. Dia sampai disebuah dapur koki. Dia melihat sebuah topi koki yang ditinggalkan di meja dapurnya. Lagi-lagi dia memakainya untuk menutupi telinganya, dia belajar memasak mulai dari memasak sayur mayur dan membakar daging.
“Sekarang aku cocok menjadi koki.” Katanya dengan bangga.
Suatu hari topi kokinya terjatuh kedalam panci yang berisi sup. Semua koki menatapnya termasuk telinga biru tuanya.
“Hahaha pasti kau seorang koki palsu!” seru salah satu koki memancing tawa koki lainnya. si kelinci telinga biru tua itu malu dan pergi dari dapur itu. Hanya bulan yang menemaninya.
Dia pun sampai di sebuah rumah, di salah satu cerobng asap ada tukang pembersih cerobong asap yang sedang membersihkannya. Dia menemukan topi si tukang pembersih cerobong asap. Dia belajar memanjat cerobong asap. menggunakan sapu, dan membersihkan tungku pembakaran.
“Sekarang aku cocok menjadi tukang pembersih cerobong asap.” Katanya dengan bangga di dalam hati.
Ugh! Suatu hari topinya terjatuh didalam cerobong asap. Lagi-lagi tukan pembersih cerobong asap menertawakannya sambil menatap telinga biru tuanya,
“Kau pasti tukang pembersih cerobong asap yang palsu.” Ejek salah satu tukang pembersih cerobong asap dengan geli.
Kelinci pun malu dan pergi dari segerombolan tukang pembersih cerobong asap itu. Hanya bulan yang menemaninya selama perjalanan.
Sampai di sebuah sirkus, ada topi si badut. Dengan gesit kelinci itu memakainya. Dia belajar untuk tersandung di atas kakinya dan tersenyum menyeringai.
“Sekarang aku cocok jadi badut!” gumamnya dalam hati dengan sangat bangga, dia hampir menyerah karena semua tidak cocok dengannya.
Sial lagi! Topi badutnya diambil oleh seekor monyet saat pertunjukan. Kini ia sangat malu. Penonton sirkus dan sekitarya menatap aneh telinga biru tuanya, lalu secepat cahaya, tawa para penonton dan lainnya terdengar di telinga kelinci itu. Dia pun pergi keluar dengan malu. Lagi-lagi hanya bulan yang menemaninya.
Dia sampai di sebuah jembatan, si kelinci melompat ke arah sungai. Dia sana ada topi milik gelandangan. Tanpa ba-bi-bu dia langsung memakainya. Dia belajar untuk bermalas-malasan dan menghayal di bawah bayangan jembatan.
“Kini aku cocok menjadi gelandangan.” Pikirnya sambil menghayal.
Esoknya, topinya hanyut dibawa oleh arus sungai yang nakal. Para gelandangan lainnya menertawakan si kelinci itu.
Karena lelah melarikan diri. Dia pun menyerah untuk mengenakan banyak topi. Dengan kecewa sekaligus pasrah, dia duduk di pinggir kolam. Aku bukan tukang kebun, pemotong rumput, koki, tukang pembersih cerobong asap, badut dan juga gelandangan. Lalu apa aku ini?
Temannya, si bulan memancarkan sinarnya ke arah kolam. Di pancaran kolam itu ada seekor kelinci kecil menatap bayangan dirinya. Itulah dia, si kelinci dengan telinga biru tua. Semakin lama ditatapnya, semakin menjadi seekor kelinci manis.
Telinga biru pulang ke rumahnya. Anehnya sepanjang perjalanan, si kelinci itu menunjukkan telinganya dengan bangga. Tukang kebun, koki, badut, dan tukan pembersih cerobong asap pun tidak lagi mnertawakannya.
Di rumah dia menatap peristiwa malam yang panjang di dalam otaknya. Dia seekor kelinci. Tapi dia sudah belajar menanam pohon, membersihkan cerobong asap, memotong buah-buahan, bermain terompet, dan juga bermalas-malasan.
Pesan Moral dari Cerita Tentang Binatang Kancil Bertelinga Biru Tua adalah Jangan malu dengan kekurangan yang kita miliki, sebab kekurangan tersebut diberikan Tuhan untuk mengimbangi kelebihan kita.
Baca juga Cerita Fabel Binatang : Dongeng Kelinci Penolong dan Gajah serta fabel cerita tentang binatang lainnya Dua Cerita Binatang dari Buku Dongeng Anak Anak