Sedang mencari bahan dongeng yang kaya pesan moral? Beruntungnya, Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya dengan cerita. Ada banyak cerita rakyat terpopuler untuk bahan dongeng dengan pesan moral yang sangat baik.
Apa sajakah cerita rakyat terpopuler yang bisa dijadikan sebagai bahan dongeng dan pastinya memiliki pesan moral yang baik dibaliknya? Pada kesempatan kali ini kami akan bagikan informasi lengkap dan menariknya untuk Anda.
Khususnya untuk orang tua yang sedang mencari cerita untuk bahan bacaan si kecil atau dibacakan untuk si kecil, berikut kami berikan daftar ceritanya. Simak ya!
Cerita Rakyat Terpopuler Untuk Bahan Dongeng dengan Pesan Moral
1. Cerita rakyat Danau Toba, Sumatera Utara
Cerita rakyat Danau Toba merupakan salah satu cerita rakyat terpopuler untuk bahan dongeng dengan cerita pesan moral baik yang sangat cocok diceritakan turun temurun kepada keluarga, sanak saudara dan pastinya anak.
Cerita ini mengisahkan tentang seorang petani bernama Toba yang memancing di sungai dan kemudian menemukan ikan mas besar sebesar paha manusia yang menggelepar – gelepar. Ikan mas tersebut dibawa pulang oleh Toba dan ketika hendak di masak, ikan mas tersebut meminta tolong agar dilepaskan.
“Tolong aku, jangan kau bunuh aku. Aku masih ingin hidup. Jika kau mau melepaskan aku, aku bersedia untuk memenuhi semua keinginanmu”.
Toba kaget melihat ikan tersebut bisa bicara dan ikan tersebut membuktikan keseriusannya. Setelah toba tak lagi memeganginya, ikan tersebut menjelma menjadi manusia cantik yang kemudian menghidangkan banyak makanan di rumah Toba.
Sejak saat itu, keduanya berkenalan dan lama kelamaan Toba jatuh cinta hingga memberanikan diri melamar sang putri. Kehidupan mereka bahagia hingga dikaruniai seorang anak laki – laki yang diberi nama Samosir.
Ketika anak itu lahir, putri ikan mas yang dinikahi Toba meminta Toba untuk berjanji, “Berjanjilah kamu jika suatu hari nanti anak kita membuat kesalahan dan kamu marah kepadanya, jangan sekali – kali kamu menyebutkan bahwa dia adalah anak ikan mas”.
Toba berjanji akan menepati janjinya. Namun suatu hari ketika Samosir membuat kesalahan, Toba ynag tersulut amarah luar biasa mengabaikan janjinya. Ia mengatakan kepada Samosir, “Dasar anak ikan mas!”
Seketika langit menjadi gelap dan kampung itu pun diterpa banjir bandang. Banjir bandang yang besar membentuk sebuah danau yang kita kenal sebagai Danau Toba dengan pulai di tengahnya yang bernama Samosir.
Pesan moral
Pesan moral dari cerita rakyat terpopuler untuk bahan dongeng dengan pesan moral di atas adalah :
Berusahalah untuk menahan amarah dan mengatasinya karena amarah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan akhir yang buruk. Demikian dengan janji.
Jangan sekali – kali berbuat janji dan mengingkarinya karena janji yang tidak ditepati bukan hanya mengecewakan manusia, melainkan juga dapat menimbulkan sebab yang buruk. Jadi berjanjilah dan tepatilah janji tersebut.
Selain Danau Toba, masih banyak cerita rakyat lain dari Sumatera Utara. Baca : Cerita Rakyat Sumatera Utara Terpopuler
2. Cerita rakyat Malin Kundang, Sumatera Barat
Cerita rakyat ini menceritakan kehidupan seorang janda bernama Mande Rubayah dan anaknya, Malin Kundang. Malin Kundang sejak kecil hanya tinggal bersama ibunya. Suatu hari, ketika beranjak dewasa ia ingin merantau.
Ia sampaikan keinginan tersebut kepada ibunya. Tentu sang ibu awalnya menolak karena jika anaknya pergi merantau, itu artinya ia akan tinggal sendiri.
Namun Malin Kundang dengan keinginan yang kuat untuk merantau berusaha meyakinkan ibunya bahwa ia akan kembali dan menjadi anak sukses yang membahagiakan orang tuanya kelak. Namun apakah janji tersebut terjadi?
Ketika Malin Kundang sukses dan menikahi seorang putri bangsawan, ia kembali ke kampung halamannya. Hanya saja ketika ibunya menyapa sang anak, Malin Kundang yang berdiri berdampingan dengan sang istri justru malu dan tidak mengakui bahwa Mande Rubayah adalah ibunya.
Ia bahkan mengolok – olok sang ibu dan mengatakan bahwa ibunya adalah orang terpelajar bukan wanita miskin seperti orang yang saat ini sedang ada di hadapannya. Tentu Mande Rubayah sangat malu dan memutuskan untuk pulang.
Namun di rumah, ia berdoa kepada Tuhan.
“Ya Tuhan, jika dia memang bukan anakku aku ikhlas dimaki – maki seperti itu. Tapi jika dia adalah anakku Malin Kundang, tolong tunjukkan kuasamu”.
Tak butuh waktu lama, langit berubah menjadi gelap, petir menyambar, badai pun datang. Kondisi tersebut membuat kapal yang ditumpangi Malin Kundang, istri dan crewnya oleng hingga karam.
Esok harinya, warga desa di pesisir pantai itu digemparkan sebuah kapal yang karam dengan batu besar berwujud manusia yang mereka percaya bahwa itu adalah Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu akibat kedurhakaannya.
Pesan moral
Dari cerita rakyat terpopuler untuk bahan dongeng dengan pesan moral baik ini kita belajar bahwa : Sesukses apapun seorang anak, ia tidak boleh lupa darimana ia berasal. Dan seburuk apapun seorang ibu ia tetaplah ibu yang membesarkan anaknya dan tidak boleh seorang anak mendurhakai ibunya.
Atau ingin membaca Legenda Malin Kundang versi bahasa Inggrisnya? Baca : Legenda Malin Kundang dalam Bahasa Inggris – Belajar Bahasa Inggris Lewat Cerita
Cerita rakyat dari Sumatra Barat lainnya, baca : Cerita Rakyat Dari Sumatra Barat : Legenda Danau Maninjau
3. Cerita rakyat Sangkuriang, Jawa Barat
Cerita rakyat ini berasal dari Jawa Barat dan mengisahkan tentang seorang anak yang suka atau cinta terhadap ibu kandungnya sendiri. Seperti apa kisahnya?
Hidup seorang wanita cantik jelita bernama Dayang Sumbi. Ia menikah dengan anjing yang sebenarnya merupakan jelmaan raja. Anjing tersebut diberi nama Tumang.
Mereka memiliki seorang anak yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang sangat tidak suka dengan Tumang. Namun Dayang Sumbi selalu menyuruh Tumang ikut kemanapun Sangkuriang pergi, termasuk ketika Sangkuriang pergi ke hutan.
Karena memang Sangkuriang merasa tidak suka dengan Tumang, ketika ada kesempatan ia malah membunuh Tumang. Sangkuriang yang pulang kerumah dengan berlumuran darah tentu ditanya Dayang Sumbi apa yang terjadi.
Ketika Sangkuriang sudah menjelaskan semua yang terjadi, Dayang Sumbi tentu sangat marah. Dayang Sumbi menggetok kepala Sangkuriang dengan entong nasi dan mengusir Sangkuriang. Sangkuriang pun pergi. Namun sebenarnya jauh di lubuk hati Dayang Sumbi, ia sangat menyesal dengan apa yang terjadi saat ini apalagi sampai membuatnya mengusir sang putra.
Waktu pun berlalu. Bertahun – tahun kemudian, Sangkuriang pergi kembali ke desa. Sangkuriang berharap bisa bertemu sang ibu. Namun di desa, ia malah bertemu seorang wanita cantik yang parasnya mirip ibunya namun ia berpikir bahwa itu bukan ibunya karena menurut perkiraan Sangkuriang harusnya sekarang ibunya sudah tua.
Terus menerus bertemu, Sangkuriang menyukai Dayang Sumbi. Ia pun melamar Dayang Sumbi. Namun ketika Sangkuriang melamar Dayang Sumbi, saat itu juga ia sadar bahwa pria yang ada di hadapannya itu adalah sang putra. Ia menyadari karena saat itu pria di hadapannya tersebut melepas ikat kepalanya dan di sana tampak jelas ada bekas getokan entong yang dulu pernah ia lakukan.
Dayang Sumbi pun berusaha mencari alasan dan cara agar Sangkuriang mengurungkan niat menikahinya. Dayang Sumbi pun mengajukan sebuah syarat.
Sangkuriang harus mampu membuat bendungan dan sekaligus perahunya dalam satu malam. Sangkuriang yang sakti dan memang mencintai Dayang Sumbi menyanggupi permintaan tersebut.
Hari dimana Sangkuriang harus memenuhi syarat yang diajukan Dayang Sumbi tiba. Ia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Ketika pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota.
Hal tersebut membuat Sangkuriang mengira hari sudah pagi. Namun karena hal tersebut, Sangkuriang mengira bahwa ia sudah gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi. Ia pun menendang perahu dengan kekuatannya dan perahu tersebut terbalik hingga kemudian membentuk sebuah gunung besar yang terkenal dengan nama Tangkuban Perahu.
Versi cerita
Ada sumber yang mengatakan perahu terbalik tersebut menjadi gunung karena kekuatan Sangkuriang dibantu para jin. Namun ada sumber lain yang mengatakan perahu terbalik tersebut menjadi gunung karena peristiwa endapan. Perahu yang terbalik tersebut dibiarkan lama dan akhirnya dipenuhi tanah, pasir, lumpur dan juga lumut hingga membentuk gunung besar beberapa ratus tahun setelahnya.
Bagaimana? Percaya versi yang mana?
Pesan moral
Dari cerita di atas kita belajar bahwa tidak ada seorang ibu yang menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya. Seorang ibu pasti berusaha mendidik anaknya dengan baik. Seorang anak juga harus memperlakukan orang tuanya dengan baik.
Kisah cinta ibu dan anak merupakan cinta yang di dalamnya ada tali kasih untuk saling menyayangi bukan untuk saling memiliki.
Cerita rakyat lain dari Jawa Barat, baca : Cerita Rakyat dari Jawa Barat Wajib Dilestarikan Agar Tidak Punah
4. Cerita rakyat Keong Mas, Jawa Timur
Dahulu Kala terdapat sebuah kerajaan bernama Daha yang memiliki seorang raja bernama Kertamarta. Raja tersebut memiliki dua putri cantik bernama Dewi Galuh dan Candra Kirana.
Kerajaan Daha pada suatu hari kedatangan pangeran tampan. Ia berasal dari Kerajaan Kahuripan dan bernama Raden Inu Kertapati. Dari kedua putri Raja Kertamarta, Putri Candra Kirana yang dipilih menjadi istrinya.
Karenanya Dewi Galuh iri dengan adiknya. Karena merasa iri, Dewi Galuh memiliki sebuah rencana. Ia berniat menyingkirkan Putri Candra Kirana meski Candra Kirana adalah adiknya sendiri. Dewi Galuh mendatangi penyihir dan memintanya untuk menyihir adiknya menjadi sesuatu yang menjijikkan.
Dewi Galuh pun menyusun rencana agar Candra Kirana bertemu penyihir jahat itu. Ia memfitnah adiknya sendiri hingga Putri Candra Kirana diusir dari istana. Ketika berjalan menyusuri pantai, Candra Kirana bertemu penyihir dan sang penyihir pun langsung mengutuknya menjadi Keong Mas.
Penyihir jahat pun melempar Keong Mas ke laut, sementara Keong Mas tak diberi tahu bahwa kutukan tersebut hanya sementara. Jika ada pria sejati yang mencintainya tanpa sebab dan alasan maka kutukan ini akan hilang.
Suatu hari ada seorang nenek pergi ke laut untuk mencari ikan. Jala yang digunakan menangkap ikan menangkap sesuatu, namun yang ditangkap adalah Keong Mas. Nenek pun membawa hasil tangkapannya tersebut ke gubuk tempatnya tinggal.
Nenek tidak tahu bahwa Keong Mas yang dibawa adalah jelmaan seorang putri yang dikutuk penyihir jahat. Keesokan harinya ketika nenek pergi ke laut, Keong Mas berubah menjadi manusia dan mulai memasak untuk nenek. Ketika nenek pulang, nenek sudah melihat banyak makanan di hadapannya.
Hanya saja nenek tidak tahu siapa yang memasak semua itu. Waktu pun berlalu, keajaiban – keajaiban seperti itu sering terjadi. Hingga esok harinya, nenek pura – pura pergi ke laut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata Keong yang dibawa pulang nenek dulu adalah jawabannya.
Ketika nenek pergi, keong tersebut berubah menjadi wanita cantik yang kemudian memasak untuk nenek. Nenek yang tahu hal itu bertanya, “Siapa engkau Putri?”
Putri Candra Kirana pun memberi jawaban tentang siapa dirinya dan mengapa dirinya bisa seperti ini.
Di sisi lain, pangeran berusaha dengan gencar mencari Putri Candra Kirana. Bahkan sang pangeran sampai menyamar menjadi rakyat biasa untuk mencari keberadaan sang putri. Ia berjalan dari desa ke desa namun nenek sihir selalu menghalanginya.
Hingga suatu hari, pangeran yang kelelahan mencari putri berhasil menemukan gubuk tua yang di dalamnya ada Putri Candra Kirana sedang memasak. Setelah bertemu sang pangeran, Putri Candra Kirana berubah menjadi manusia normal dan tidak kembali menjadi Keong Mas.
Tentu Putri Candra Kirana sangat senang. Ia pun memperkenalkan pangeran kepada sang nenek. Putri Candra Kirana yang baik akan pergi ke kerajaan bersama sang pangeran dan turut serta mengajak sang nenek.
Pesan moral
Cinta sejati akan menemukan siapa dan dimana cinta sejatinya sejauh apapun manusia memisahkan. Sementara iri dengki tidak akan menghalangi takdir sebenarnya yang sudah disusun oleh Tuhan, sang Maha pengatur kehidupan.
Baca juga : Cerita Rakyat Jawa Timur Paling Terkenal dan Punya Pesan Moral Bagus
Atau ingin tahu asal usul Banyuwangi? Baca : Cerita Rakyat Asal Usul Banyuwangi dan Pesan Moralnya
5. Cerita rakyat Timun Mas, Jawa Tengah
Cerita rakyat Timun Mas bermula ketika seorang janda yang sangat menginginkan anak tiba – tiba mendapat kebahagiaannya.
Suatu hari seorang janda bernama Mbok Srini meminta agar dikaruniai seorang anak. Raksasa yang mendengar bahwa Mbok Srini ingin seorang anak mendatangi Mbok Srini. Raksasa berkata, “Mbok Srini, aku akan membantu kamu untuk memiliki anak. Kamu harus tanam biji timun ini dan nantinya kau akan menemukan timun berukuran tak biasa yang di dalamnya berisi bayi. Tapi ingat, kalau bayi tersebut sudah dewasa kau harus menyerahkan kembali ke aku untuk kujadikan santapan.”
Mbok Srini yang mendengar hal tersebut bingung. Ragu, tak percaya, tapi ingin membuktikan ucapan raksasa menyelimuti perasaannya. Mbok Srini pun memilih menanam biji timun tersebut dan membuktikan ucapan raksasa.
Suatu hari, ia melihat pohon timunnya sudah besar dan ia juga melihat memang ada satu timun berukuran raksasa di sana. Ia mengambilnya dan membelahnya. Benar, di dalamnya berisi anak manusia dan Mbok Srini pun menggendongnya.
Anak tersebut dirawat dengan sangat baik dan ia beri nama Timun Mas. Suatu hari, sang anak sudah menginjak dewasa. Mbok Srini yang takut anaknya akan diambil kembali oleh raksasa mendatangi seorang tabib dan meminta kepada Timun Mas melakukan apa yang disampaikan tabib tersebut jika suatu hari raksasa mendatanginya.
Benar saja, raksasa tersebut datang dan mengejar Timun Mas. Timun Mas yang menggenggam bungkusan ingat apa yang disampaikan tabib dan ibunya. Ia pun menggunakan bungkusan tersebut dengan baik.
Bungkusan pertama yang Timun Mas keluarkan adalah biji timun. Setelah biji timun ditebar, seketika biji tersebut tumbuh dan berubah menjadi sebuah ladang timun dan jalan raksasa pun terhalang. Namun raksasa tidak menyerah dan masih mengejar Timun Mas.
Bungkusan kedua pun dikeluarkan berisi jarum. Jarum ditebarkan dan berubah menjadi pohon bambu runcing. Namun raksasa masih bisa melewatinya dan mengejar kembali Timun Mas.
Bungkusan ketiga pun dibuka dan berisi garam. Ia tebarkan garam tersebut dan berubah menjadi lautan luas dan dalam. Hanya saja lagi – lagi raksasa masih mengikutinya. Bungkusan terakhir berisi terasi pun ditebarnya dan berubah menjadi lautan lumpur yang panas dan dalam. Akhirnya raksasa tenggelam di dalamnya dan Timun Mas bebas.
Pesan moral
Setiap manusia akan diuji dengan berbagai masalah di kehidupan. Tugas manusia bukan menyerah namun berdoa dan berusaha karena dengan berdoa dan berusaha masalah yang dihadapi akan selesai.
Ingin membaca cerita rakyat lainnya dari Jawa Tengah? Baca : Daftar Cerita Rakyat dari Jawa Tengah
Demikian sedikit informasi yang kami dapat bagikan untuk Anda terkait cerita rakyat terpopuler untuk bahan dongeng dengan pesan moral baik. Ceritakan untuk si kecil dan berikan insight positif untuk anak sejak dini. Cerita rakyat lainnya bisa dicek di sini ya!