Cerita Rakyat Jawa Tengah Terpopuler Selain Timun Mas

Kalau bicara tentang cerita rakyat Jawa Tengah banyak orang akan langsung berpikir tentang cerita Timun Mas. Padahal sebenarnya cukup banyak cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah tidak hanya Timun Mas.

Nah, untuk Anda yang ingin mengenal cerita rakyat Jawa Tengah lainnya selain Timun Mas, Anda bisa baca cerita rakyat di bawah ini!

Cerita Rakyat Jawa Tengah Terpopuler

Yaps, kali ini kita akan coba membahas tentang cerita rakyat Jawa Tengah terpopuler lainnya selain Timun Mas. Untuk kisah tentang Timun Mas bagi Anda yang belum mengetahuinya atau sudah lupa jalan ceritanya, baca : Dongeng Cerita Rakyat Jawa Tengah : Timun Mas

Untuk dongeng cerita rakyat Jawa Tengah lainnya selain Timun Mas yang juga populer di antaranya :

Cerita rakyat Rawa Pening

Cerita rakyat Rawa Pening

Rawa Pening sendiri merupakan salah satu destinasi wisata di Semarang, Jawa Tengah yang cukup terkenal. Wisata ini merupakan rawa atau danau dengan luas 2.670 hektar yang mencakup empat wilayah kecamatan yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang dan juga Banyubiru.

Selain menyajikan keindahan alam yang memanjakan mata, Rawa Pening juga menyimpan cerita rakyat Jawa Tengah yang sangat familiar di tengah – tengah masyarakat. Berikut cerita rakyat Rawa Pening :

Suatu hari hidup seorang pemuda berwujud naga yang bernama Baru Klinting. Ibunya bernama Endang Sawitri, sementara ayahnya bernama Ki Hajar Salokantara yang merupakan seorang petapa di lereng Gunung Telemoyo.

Baru Klinting diperintah oleh ayahnya untuk bertapa di Bukit Tugur. Ayahnya berkata, “Dengan bertapa di Bukit Tugur, suatu hari nanti tubuhmu akan berubah menjadi manusia seutuhnya”.

Baru Klinting pun menurut. Dalam perjalanan menuju pertapaan, Baru Klinting menemukan sebuah desa yang makmur namun penduduknya sangat angkuh dan membenci orang miskin. Desa tersebut bernama Desa Pathok.

Baru Klinting pun mulai bertapa dan setelah wujudnya berubah menjadi manusia, suatu hari Baru Klinting datang memberikan pelajaran kepada penduduk desa yang angkuh tersebut. Baru Klinting menantang mereka mencabut lidi yang ia tancapkan ke tanah.

Mulai dari anak – anak, wanita, sampai para lelaki perkasa semuanya mencoba mencabut lidi yang ditancapkan ke tanah namun tidak ada satu pun orang yang berhasil mencabutnya. Mereka pun kemudian menantang balik Baru Klinting mencabutnya.

Berkat kesaktiannya tersebut, Baru Klinting kemudian berhasil mencabut lidi dari tanah. Di area bekas lidi ditancapkan air pun memancar sangat deras secara ajaib. Karena hal itu warga desa yang angkuh dan benci orang miskin tersebut tenggelam dan tak ada satupun yang menyelamatkan diri. Di sanalah rawa yang terbentuk disebut sebagai Rawa Pening.

Cerita rakyat Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari

Cerita rakyat Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari

Kisah Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari bahkan sudah diabadikan dalam sebuah sastra populer Jawa Baru yaitu Babad Tanah Jawi. Jadi, Babad Tanah Jawi ini merupakan naskah sejarah Kesultanan Mataram.

Sebagian cerita yang ditulis di sana mendekati fakta sejarah namun sebagian lain dianggap hanya khayalan saja seperti cerita rakyat Jawa Tengah Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari ini.

Suatu hari hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Ketika mandi di sungai ia melihat ada 7 bidadari yang mandi di sungai tersebut juga. Kemudian Jaka Tarub mencuri salah satu selendang dari ketujuh bidadari yang sedang mandi tersebut.

Ketika sore hari tiba, sang bidadari harus kembali ke kahyangan. Namun ada satu bidadari yang kehilangan selendangnya. Bidadari tersebut bernama Nawangwulan. Karena selendangnya tak bisa ditemukan, ia pun tak dapat kembali ke kahyangan dan harus tertinggal di bumi.

Nawangwulan pun bersedih dan menangis karena ditinggal saudara – saudaranya dan ia harus tinggal sendiri di bumi. Jaka Tarub yang melihatnya mendekati Nawangwulan. Kemudian ia mengajak Nawang Wulan kerumahnya dan memperistri Nawang Wulan.

Beberapa bulan kemudian, Nawangwulan dikaruniai seorang anak yang diberi nama Nawangsih. Setelah sekian tahun membina rumah tangga bersama Jaka Tarub, akhirnya Nawangwulan menemukan selendangnya yang hilang di lumbung padi belakang rumah Jaka Tarub.

Merasa ditipu oleh Jaka Tarub, Nawangwulan pun marah dan kembali ke kahyangan meninggalkan Jaka Tarub. Sementara Jaka Tarub harus menanggung akibatnya merawat anaknya sendirian karena Nawangwulan sudah marah besar dan memutuskan tidak akan kembali lagi ke bumi.

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di pulau Jawa yang masyarakatnya banyak menggunakan bahasa Jawa. Jika Anda juga ingin belajar tentang cerita rakyat berbahasa Jawa, baca : Cerita Rakyat Bahasa Jawa yang Paling Melegenda

Itulah sedikit informasi terkait cerita rakyat Jawa Tengah terpopuler selain Timun Mas. Semoga dapat menjadi informasi yang menambah wawasan Anda.