Salah satu Cerita Rakyat Indonesia yang paling banyak dicari adalah dongeng danau Toba. Apakah adik-adik tahu dimana letak danau Toba? Benar. Danau Toba terletak di Sumatera Utara. Danau toba merupakan danau terbesar di Negera kita tercinta Indonesia. Di tengah-tengah danau Toba terdapat Pulau yang sangat besar yang diberi nama Pulau Samosir. Dongeng yang akan kakak ceritakan malam hari ini adalah Cerita Rakyat Indonesia Danau Toba yang merupakan cerita legenda asal muasal terjadinya Danau toba dan Pulau Samosir.
Cerita Rakyat Indonesia : Legenda Dongeng Danau Toba
Di sebuah kampung di Sumatera Utara hiduplah petani yang bernama Toba yang hidup sebatang kara. Setiap hari ia bekerja di ladang dan mencari ikan di sungai. Toba adalah seorang petani yang sangat rajin.
Suatu sore setelah pulang dari ladang, seperti biasanya ia pergi ke sungai untuk mencari ikan narnun tak seekor pun ikan didapatnya padahal biasanya ia selalu mendapatkan ikan dengan mudah. Karena kesal terlalu lama menunggu, akhirnya ia memutuskan untuk menarik pancingannya, namun saat akan ditarik, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang sangat besar.
Toba sangat senang melihatnya, dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat lalu Toba melepas mata pancing dari mulut ikan itu. Namun saat ia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya penuh arti.
Kemudian Toba pulang ke rumahnya dan langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu ke dapur. la mengambil kayu bakar di luar rumah. Namun saat Toba kembali ke dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi.
“Kemana ikanku?! Apa ada yang mencurinya! Tapi….,” ucapan Toba terpotong ketika melihat beberap keping uang emas di tempat ikan tadi.
la kemudian bergegas memeriksa seluruh sudut rumah termasuk kamarnya, ketika lelaki itu membuka pintu kamar, ia sangat terkejut karena di dalam kamarnya berdiri seorang perempuan yang sangat cantik dengan rambut yang panjang terurai. Toba terpesona melihat wajah perempuan cantik di depannya itu.
“Siapa? Siapa kau? Mengapa kau ada di rumahku?” tanya Toba bingung sekaligus senang.
Perempuan itu tidak menjawab, ia malah pergi ke dapur untuk memasak dan Toba mengikutinya. Saat sedang memasak barulah perempuan itu menjawab pertanyaan Toba tadi.
“Aku adalah penjelmaan ikan besar yang tadi kau dapat di sungai dan beberapa keping emas itu adalah penjelmaan sisikku,” kata perempuan itu, “Aku mohon, jangan makan aku,” pinta perempuan itu dengan suara memelas.
Toba tersenyum dan menjawab, “Tentu saja aku tidak akan memakan ikan besar tadi, karena dihadapanku sudah ada perempuan yang sangat cantik.”
Toba jatuh cinta pada perempuan penjelmaan ikan itu. la ingin menikahinya.
“Maukah kau menjadi istriku?” tanya Toba.
Perempuan itu tersenyum, “Baiklah, tapi dengan satu syarat,” jawab perempuan itu, “Kau harus bersumpah bahwa seumur hidupmu tidak akan pernah menceritakan asal usulku bahwa aku adalah penjelmaan dari ikan, kalau kau melanggar sumpahmu ini maka akan terjadi malapetaka,” jelas perempuan itu.
Toba menyanggupinya, ia kemudian bersumpah dan setelah itu mereka menikah. Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir. Samosir sangat dimanjakan ibunya, akibatnya anak itu memiliki sifat pemalas dan kurang baik. Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang.
Suatu hari, Samosir disuruh ibunya mengantarkan nasi ke ladang untuk Ayahnya.
“Antarkan nasi ini untuk Ayahmu di ladang, Nak,” perintah ibunya. Samosir menolaknya, “Tidak mau! Aku ingin bermain,” jawabnya ketus.
Namun karena terus dipaksa ibunya, akhirnya dengan kesal pergilah Samosir mengantarkan nasi itu untuk Ayahnya di ladang. Karena Samosir memiliki sifat yang kurang baik, di tengah perjaianannya, sebagian besar nasi dan lauk pauknya itu ia makan. Sedangkan sisa nasi yang hanya tinggal sedikit itu, ia bawa untuk diberikan kepada Ayahnya.
“Kemana saja kau Samosir?! Ayahmu sudah sangat kelaparan!” kata Ayahnya kesal namun kemarahannya semakin memuncak ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa.
“Siapa yang memakan makananku, Samosir?!” tanya sang Ayah geram. Samosir dengan santainya menjawab, “Aku yang memakannya.”
Kesabaran sang Ayah sudah habis, lalu ia memukul anaknya sambil berteriak, “Dasar anak tak tahu diri! Dasar kau anak ikan!!” teriak Ayahnya tanpa menyadari bahwa kata-katanya telah melanggar sumpahnya pada istrinya.
Samosir menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Sang Ayah mengejarnya, “Samosir… Nak! Maafkan Ayah!!” teriak Ayahnya.
Namun terlambat sudah, Samosir Iangsung menceritakan kepada ibunya bahwa ia telah dipukul dan dikatai anak ikan oleh Ayahnya. Setelah mendengar cerita anaknya itu, sang ibu terkejut dan sedih sekali mengetahui suaminya telah melanggar sumpahnya.
“Benarkah Ayahmu mengatakan itu, Samosir?” tanya sang ibu memastikan.
Samosir mengangguk sambil mengusap air matanya. Kemudia sang ibu menyuruh Samosir segera pergi ke bukit yang terletak tak begitu jauh dari rumahnya dan memintanya untuk memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu.
Samosir segera melakukan perintah ibunya itu tanpa banyak bertanya lagi. la berlari-lari menuju bukit dan langsung mendakinya. Ketika Samosir sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit, sang ibu pun berlari menuju sungai tempatnya dulu, ia menangis namun seketika itu ketika ia ditepi sungai, tiba-tiba kilat menggelegar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Kemudian ia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar lagi. Bersamaan dengan itu sungai pun banjir dan turun hujan sangat besar.
Air sungai itu meluap ke mana-mana, menenggelamkan kampung. Si Toba ikut tenggelam. la tidak bisa menyelamatkan dirinya sampai akhirnya ia mati. Hingga akhirnya semakin lama genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar dan kemudian dinamakan masyarakat setempat sebagai Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengah-tengahnya diberikan nama Pulau Samosir.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Indonesia : Dongeng Danau Toba adalah Jangan pernah melanggar sumpah atau mengingkari janji yang telah diucapkan
Kisah asal muasal terbentuknya Danau Toba pernah kami posting sebelumnya. Jika adik-adik penasaran dengan versi kami sebelumnya, adik-adik dapat temukan di posting berikut ini Cerita Rakyat Danau Toba dari Sumatra Utara dan Cerita Rakyat Sumatera Utara : Asal Mula Danau Toba