Cerita rakyat dunia yang Kakak ceritakan kali ini berkisah mengenai kaos tangan yang hangat dengan manik-manik berkilau yang hilang. Yuk kita ikuti ceritanya hingga selesai.
Cerita Rakyat Dunia : Kaus Tangan Hangat dari Nenek
Pada zaman dahulu kala. Hiduplah seorang Nenek tua yang tinggal bersama cucu Laki-lakinya. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil tepi hutan. Suatu hari, di musim dingin. Sang Nenek menyuruh cucu Laki-lakinya untuk pergi mencari kayu bakar ke dalam hutan. Karena, sang Nenek akan membuat bubur.
Anak Laki-laki tersebut sangat patuh terhadap perintah Neneknya. Ia pun bersiap untuk pergi ke hutan dengan menggunakan pakaian yang sangat hangat, ia memakai sepatu boot yang berbulu, ia juga melindungi lehernya dengan syal yang sangat tebal dan memakai topi untuk menutup telinganya. Ia pun tidak lupa memakai kaos tangan kesayangannya.
Kaos tangan kesayangannya terebut di buatka oleh sang Nenek. Neneknya merajut sendiri kaos tang tersebut. ia pun menjahitkan bulu-bulu yang sangat hangat dan memasangkan manic-manik kecil yang mengkilau di luarnya. Ia sangat menyukai kaos tangan yang indah tersebut.
Ia pun membawa kereta luncurnya untuk menyimpan kayu bakarnya. Meskipun angin bertiup sangat kencang, salju pun turun dan langit berubah menjadi abu-abu. Namun, ia tetap melanjutkan perjalanannya. Salju turun sangat lebat. Sehingga, ia sangat kesusahan untuk mencari ranting-ranting kayu yang berjatuhan. Ia pun mencari dimana tempat di mana penebang kayu meninggalkan serpihan-serpihan kayu.
Setiap potong kayu yang ia temukan, ia ambil dan menyimpannya di kereta luncurnya. Tiba-tiba, ia menghentikan perjalanannya. Ia melihat untaian salju yang menggantung di pohon besar. Ia pun melepaskan kaos tangannya dan meletakkannya dengan sangat hati-hati di kereta luncurnya. Ia pun langsung menyentuh untaian salju dan beberapa tetes air meleleh di tangannya.
Untaian salju itu sangat berkilau di tangannya. Tiba-tiba, ia melihat tempat para penebang kayu yang sedang bekerja. Ia pun berpikir akan menemukan kayu bakar yang banyak. Ia segera menarik kereta luncurnya. Namun, ia melupakan kaos tangannya yang sangat indah dengan manik-manik berkilauan di luarnya, kaos tangan tersebut terjatuh dari kereta luncurnya ke atas salju.
Akhirnya, ia pun sampai di tempat pemotongan kayu tersebut. ia mengambil serpihan-serpihan kayu yang di tinggalkan oleh para penebang kayu. Ia terlalu sibuk, sehingga tidak memperhatikan bahwa kaos tangannya hilang. Kereta luncur pun sudah penuh terisi dengan kayu bakar. Ia pun mulai bergegas untuk kembali kerumah. Namun, tangannya terasa sangat dingin. Ia pun berhenti untuk mengambil kaos tangannya dari kereta luncur. Tetapi, ia tidak dapat menemukannya.
Ia pun mencari kaos tangannya dimana-mana. Namun, angin terus bertiup dan salju yang turun menghalangi pandangannya. Sehingga, ia tidak dapat melihat jejak kereta luncurnya. Dengan hati yang sangat sedih. Akhirnya, ia meletakkan tangannya yang dingin ke dalam saku dan mulai berjalan pulang.
Namun, karena salju yang sangat lebat. Ia keluar jalan setapak dan tidak tahu jalan rumahnya. Ia merasa sangat kedinginan dan mulai merasa takut. Namun, kemudian ia ingat pesan yang di berikan oleh para penebang kayu.
‘’ Ikuti barisan pohon yang menjadi batas jalan setapak.’’
Anak Laki-laki tersebut mencari batas jalan setapak. Akhirnya, ia dapat menemukan jalan setapak tersebut dan kembali pulang ke rumahnya yang mungil di pinggir hutan. Sementara itu, kaos tangan yang sangat indah miliknya tergeletak di atas salju. Ternyata, tidak hanya anak Laki-laki yang kedinginan.
Ada seekor Tikus Ladang yang sedang keluar dari rumahnya untuk mencari biji-biji yang kering. Namun, tiba-tiba ia salju turun badai salju. Ia pun sangat kedinginan. Ia melihat kaos tangan dengan bulu yang sangat indah dengan manik-manik kecil yang berkilau di luarnya. Tikus Ladang pun masuk kedalamnya dan merasakan kehangatnya bulu. Ia memutuskan untuk menunggu badai salju di dalam kaos tangan yang hangat tersebut. Namun, baru saja ia terlelap. Ia mendengar suara di luar kaos tangannya.
‘’ Kwok, Kwok, di luar sangat dingin. Bolehkah saya masuk?’’
‘’ Siapakah yang punya suara parau di luar?’’ Tikus Ladang bertanya.
‘’ Di sini Kodok, dan saya sangat kedinginan.’’ Jawab Kodok.
Tikus Ladang yang mengenal suara Kodok yang parau.
‘’ Ya, tentu saja. Di sini selalu ada ruang untuk siapa saja.’’ Kata Tikus Ladang
Sang Kodok pun langsung melompat masuk kedalam kaos tangan yang hangat tersebut. baru saja Kodok dan Tikus Ladang tidur terlelap. Mereka mendengar suara seseorang di luar kaos tangan terebut
‘’ Kuk, kuk. Di luar sangat dingin. Bolehkah saya masuk?’’
‘’ Siapakah di luar sana?’’ tikus Ladang bertanya.
‘’ Di sini Burung Hantu, saya sangat kedinginan.’’
Tentu saja, di sini masih ada ruang. Burung Hantu pun terbang masuk kedalam kaos tangan dengan bulu yang indah tersebut dengan manik-manik kecil berkilauan di luarnya. Baru saja mereka terlelap. Mereka mendengar suara di luar kaos tangan.
‘’ Snif, snif. Di luar sangat dingin sekali. Bolehkah saya masuk?’’
‘’ Siapakah yang bersuar sengau di luar yang dingin? Tanya teman-teman yang hangat.
‘’ Di sini Kelinci. Saya sangat kedinginan. Bolehkah saya masuk?’’ Tanya Kelinci.
‘’ Ya, tentu saja.di sini masih ada ruang.
Kelinci pun melompat ke dalam kaos tangan bulu yang indah, dengan manik-manik kecil berkilau di luarnya. Ketika mereka akan tidur. Tiba-tiba, mereka mendengar suara dari luar.
‘’ Auuung, auung, saya di luar kedinginan. Bolehkah saya masuk?’’
‘’ Siapa yang punya suara menggeram di luar sana?’’ Tanya teman-teman di dalam kaos tangan yang hangat.
‘’ Di sini Serigala, saya sangat kedinginan.’’
‘’ Ya, tentu saja. Di sini masih ada ruang.’’
Mendengar itu, Serigala langsung masuk kedalam ruang yang sempit tersebut. baru saja mereka istrirahat dan akan tertidur. Dan berusaha mengatur ruang bagi tubuh masing-masing di ruang yang sempit tersebut. namun, mereka mendengar suara lain di luar.
‘’ Auuum, auuum. Di luar sangat dingin sekali. Bolehkah saya masuk?
‘’ Siapa yang punya suara mengaung di luar sana?’’
‘’ Di sini Singa Gunung, saya sangat kedinginan.’’
Tiba-tiba, di dalam kaos tangan tersebut terdengar suara teriakan dari Tikus Ladang, Kelinci, dan Serigala.
‘’ Tidak, di sini sudah sangat penuh, kami tidak dapat bergerak lagi. Singa Gunung, kamu sangat besar. Kamu tidak dapat masuk ke sini.
Mendengar itu, Singa Gunung sangat sedih. . ia sangat kedinginan dan mulai mengaum, menangis, dan menggigil.
‘’ Teman-teman, tolong perbolehkan saya masuk ke dalam. Di sini sangat dingin, sehingga cakar saya mulai membeku.’’
Mendengar Singa Gunung memohon. Akhirnya, mereka mengijinkan Singa Gunung masuk kedalam kaos tangan.
‘’ Baiklah, kau boleh masuk. Masih ada satu ruang lagi.’’
Singa Gunung pun merangkak masuk kedalam kaos tangan. Namun, kaos tangan tersebut mulai meregang, dan meregang. Meskipun mereka sangat kesempitan. Tetapi, mereka merasakan kehangatan. Baru saja mereka merasa tenang dalam posisi yang berdesakan di dalam kaos tangan, mereka pun mendengar suara lain di luar kaos tangan.
‘’ Krik, krik. Di luar sangat dingin. Bolehkah saya masuk?’’
‘’ Siapa di luar sana?’’ Tanya teman-teman di dalam kaos tangan.
‘’ Di sini Jangkrik, saya sangat kedinginan.’’ Di dalam kaos tangan yang hangat, mereka berpikir, jika mereka dapat memasukkan Singa Gunung dan Serigala yang sangat besar ke dalam kaos tangan bulu yang indah. Akhirnya, mereka pun mengijinkan Jangkrik masuk kedalam. Namun, kaos tangan tersebut sangat mengembang dan terlalu besar. Sehingga, jahitannya sobek. Dan kaos tangan yang indah pun mulai terbuka lebar.
Akhirnya, mereka pun dapat tidur terlelap dengan tenang dan menunggu badai salju usai. Badai sudah usai, angin pun sudh berhenti bertiup dan matahari sudah dapat menembua awan. Dengan demikian. Tikus Ladang, Kelinci, Burung Hantu, Serigala, Singa Gunung dan Jangkrik merasakan kehangatan sinar matahari dan segera kembali kerumah masing-masing di dalam hutan.
Hanya Jangkrik yang masih tinggal di dalam kaos tangan tersebut. Ia pun berniat untuk menjadikan kaos tangan tersebut menjadi rumahnya yang bagus dan hangat. Selama musim dingin dan musim semi datang, ia pun tinggal di dalam kaos tangan tersebut.
Pada suatu hari, di musim semi. Anak Laki-laki yang kehilangan kaos tangannya. Sedang asik bermain sepanjangn jalan setapak menuju hutan. Ia menemukan sisa-sisa kain rajutan/ kain rajutan itu mengingatkan dia pada kaos tangan miliknya. Ternyata, ia menemukan sebuah manik kecil dan berkilau terjahit di sisa kain tersebut. ketika ia mengambilnya. Ada suara di dalamnya.
‘’ Krik, krik siapa yang sudah memindahkan rumah saya yang hangat ini?’’
‘’ Di sini anak Laki-laki yang tinggal di dekat hutan. Bagaimana kamu bisa mendapakan kaos tangan ini? Dan menjadikannya rumah mu?’’ Tanya anak Laki-laki.
‘’ Krik, krik. Itu adalah sebuah cerita. Duduklah di sini! Di atas kayu ini. Dan saya akan menceritakan tentang musim dingin yang lalu.’’ Jawab Jangkrik.
Si Jangkrik melompat ke atas pundak si anak Laki-laki dan mulai bercerita begaimana kaos tangan bulu yang indah dengan manik-manik kecil dan berkilauan di luarnya menjadi rumahnya selama musim dingin.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Dunia adalah jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain.