Cerita Rakyat Belanda – Dongeng Tentang Peri

Walaupun Belanda pernah menjajah negara kita selama 350 tahun namun kita tidak boleh mendendam terhadap orang-orang Belanda. Sebaliknya kita harus banyak belajar agar kita bisa memajukan negara kita di kancah Internasional. Berbicara tentang negara Belanda, kakak punya satu cerita rakyat Belanda yang sangat menarik, yaitu Dongeng Tentang Peri. Kalian baca sampai selesai yah. Ceritanya sangat seru loh..

Dongeng Tentang Peri : Petualangan Sheila Di Negeri Peri (Belanda)

Di sebuah desa, ada seorang anak perempuan yang baik dan polos bernama Sheila. Ia senang sekali bermain di hutan.

Cerita Rakyat Belanda Dongeng Tentang Peri

Ibunya selalu mengingatkannya agar tak terlalu jauh masuk ke hutan. Menurut kepercayaan para penduduk, orang yang terlalu jauh masuk ke hutan, tak akan pernah kembali.

Sheila sering datang ke tempat perbatasan kabut di hutan. Setiap kali Sheila pergi bermain, ibunya selalu membekalinya dengan sekantong kue, permen cokelat, dan sebotol jus buah. Di sana, Sheila duduk di bawah pohon dan menikmati bekalnya.

Suatu kali, seperti biasa Sheila duduk menikmati bekalnya. Tiba-tiba, Sheila merasa ada beberapa pasang mata memerhatikannya. la memandang berkeliling untuk mencari tahu. Namun, ia tak meliihat siapa-siapa.

“Heil Siapa pun itu, keluarlah! Jika kalian mau, kalian boleh makan kue bersamaku,” teriak Sheila.

Mendengar tawaran Sheila, tiga peri muncul di depan Sheila. Tubuh mereka hanya separuh tinggi badan Sheila. Mereka memiliki sayap di punggung dan telinga mereka berujung lancip. Peri-peri itu bernama Plo, Plea, dan Plop. Ketiga peri itu bersaudara. Mereka mau menikmati kue bersama Sheila.

Suatu hari, Sheila bertanya kepada ketiga temannya, “Pio, Plea, dan Plop. Mengapa ada daerah berkabut di hutan ini? Apa isinya?” tanya Sheila penuh rasa ingin tahu.

Mendengar pertanyaan Sheila, ketiga peri ragu untuk memberi tahu Sheila. Setelah berpikir sejenak, akhirnya mereka memberitahu rahasia hutan berkabut.

“Para peri tinggal di balik hutan berkabut, termasuk kami. Kabut itu adalah pelindung agar tak seorang pun dapat masuk ke wilayah kami tanpa izin. Kami adalah peri penjaga daerah berkabut. Jika kabut menipis, kami akan meniupkannya lagi banyak-banyak. Jika ada tamu yang tak diundang masuk ke wilayah kami, kami membuatnya tersesat,” jelas Pio, Plea, dan Plop.

“Bisakah aku datang ke negeri kalian?’ tanya Sheila berharap.

Ketiga peri berdiskusi. “Baiklah. Kami akan mengusahakannya,” kata mereka.

Tak lama kemudian, Sheila diajak Pio, Plea, dan Plop ke negeri mereka. Hari itu, Sheila membawa kue, cokelat, dan permen banyak-banyak. Sebelumnya, Sheila didandani seperti peri oleh ketiga temannya agar bisa mengelabui pare peri lain. Sebab, manusia dilarang masuk ke wilayah peri.

Ketiga teman Sheila ini juga memberi kacamata khusus pada Sheila. Dengan kacamata itu, Sheila dapat melihat dengan jelas.

Kemudian, dengan bimbingan Pio, Plea, dan Plop, akhirnya Sheila sampai ke negeri peri. Di sana, banyak rumah mungil yang bentuknya aneh-aneh.

Ada rumah berbentuk jamur, berbentuk sepatu, bahkan ada yang berbentuk teko. Pakaian mereka seperti kostum karnaval. Kegiatan para peri pun bermacam-macam. Ada yang mengumpulkan madu, bernyanyi, membuat baju dari kelopak bunga, dan sebagainya. Semua tampak riang gembira.

Sheila sangat senang. la diperkenalkan pada anak peri lainnya. Mereka sangat terkejut mengetahui Sheila adalah manusia. Namun, mereka senang dapat bertemu dan berjanji tidak akan memberi tahu ratu para peri.

Tiba-tiba, ratu para peri datang. “Siapa itu?” tanyanya penuh selidik.

“Ratu, dia adalah teman hamba dari hutan utara,” jawab Plop ketakutan.

Sang ratu memerhatikan Sheila dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah itu, ia pergi. Namun sayang, cuping telinga palsu Sheila copot. sang ratu melihat hal itu dan murka.

“Manusia! Bagaimana ia bisa sampai kemari? Siapa yang membawanya?” teriak sang ratu.

Pio, Plea, dan Plop maju ke depan dengap gemetar. “Kami, Ratu,” jawab mereka gugup.

Namun, sebelum Ratu Peri memarahi Pio, Plea, dan Plop, Sheila berkata, “Mereka tidak bersalah, Ratu. Akulah yang memaksa mereka agar membawaku kemari.”

“Kalau begitu, kau harus dihukum menggantikan mereka,” kata sang ratu.

Sheila dimasukkan ke dalam panci raksasa. la akan direbus selama setengah jam. Namun, Sheila ternyata tidak apa-apa.

Ternyata, kebaikan hati Sheila membuat ia lolos dari hukuman. Akhirnya, ia diperbolehkan pulang dan tiga teman perinya bebas dari hukuman. Ratu para peri membuat Sheila mengantuk dan tertidur. la menghapus ingatan Sheila tentang negeri peri. Ketika terbangun, Sheila telah berada di tempat tidurnya.

Pesan Moral dari Dongeng Tentang Peri : Petualangan Sheila Di Negeri Peri (Belanda) adalah akui kesalahanmu dengan jujur. Jika kamu jujur maka Tuhan akan selalu menghindarkanmu dari bahaya. Selain itu turuti perintah orang tuamu, mereka tahu apa yang terbaik untukmu, dan akan selalu menghindarkanmu dari mara bahaya.

Baca dongeng peri lainnya pada artikel kakak berikut ini Cerpen Dongeng Anak : Peri Dan Pembuat Sepatu