Cerita legenda di Indonesia sangatlah banyak. Salah satu cerita rakyat legenda yang sangat menarik adalah mengenai asal mula sungai Kawat yang berada di Kalimantan Barat. Cerita rakyat ini mengajarkan kita satu pesan moral yang sangat baik. Selamat membaca.
Cerita Legenda Di Indonesia Asal Mula Sungai Kawat Di Kalbar
Dikisahkan, ada seorang nelayan don keluarganya tinggal dekat sungai di kota Sintang, Kalimantan Barat. Kehidupan mereka sungguh sangat sederhana. Bahkan, dapat dikatakan serba kekurangan. Sehari-hari nelayan itu menangkap ikan di sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apabila sedang mujur, banyak ikan yang dapat dibawa pulang. Sebaliknya, tak jarang ia kembali ke rumah dengan tangan hampa.
Suatu ketika, nelayan itu keluar dari rumah hendak memancing ikan. Dibawanya dua buah pancing yang biasa digunakan. Tujuannya, satu pancing sebagai cadangan jika satu pancing lagi putus. Dengan semangat ia mendayung perahu menuju sungai. Ia begitu berharap bahwa hari ini merupakan hari keberuntungannya. Pancing diberi umpan dan dilemparkan ke salah satu bagian sungai yang menurutnya banyak terdapat ikan.
Matahari telah tinggi, teriknya hingga menembus kulit. Sungguh panas hari itu melebihi biasanya. Sudah lama ia menunggu, tetapi tidak didapatinya satu ekor ikan pun. Namun, ia tetap bersabar menunggu. Nelayan itu tetap meneguhkan hatinya untuk menunggu dan menunggu. Apapun yang terjadi, ia harus pulang ke rumah membawa ikan. Tekadnya kuat dan semangatnya membara untuk tetap bertahan.
Namun tanpa disadari, kailnya mengait sesuatu. Ketika diangkat ternyata kailnya menyangkut satu gulungan kawat. Ketika diperhatikan lebih dekat ternyata gulungan kawat tersebut terbuat dari emas. Sontak, rasa suka cita menyelimuti dirinya. Ia membayangkan betapa mahalnya harga gulungan kawat itu apabila dijual. Satu depa panjangnya telah ia tarik, ia semakin bersemangat. Agaknya nafsu serakah telah menguasai dirinya. Hari semakin gelap, ia terus menarik kawat yang seakan-akan tidak ada ujungnya. Sungguh aneh, dari dalam ada yang berkata.
“Sudah, cukuplah, putuskan saja kawatnya.” Tetapi nelayan itu tidak mau menuruti suara itu. Ia terus saja menarik kawat emas itu, agar secepatnya menjadi kaya. Ia teringat kehidupannya selama ini yang serba kekurangan. Ia juga terbayang raut wajah keluarganya yang selalu tidak pernah merasa kenyang karena makan yang selalu kurang. Semangat membawa pulang kawat emas sebanyak-banyaknya menjadikan ia lupa diri. Nafsu serakah telah menguasai jiwanya. Sekali lagi, suara yang berasal dari dalam sungai menyuruhnya berhenti.
“Potong saja kawatnya, jangan diteruskan!”
Namun, nelayan itu sudah keras hatinya. Air pelan-pelan memenuhi perahu, karena tidak kuat menanggung beban gulungan kawat yang demikian banyak. Ia terus saja menarik kawat dari dalam sungai. Ia baru tersadar, ketika perahu hampir karam. Akan tetapi, kesadaran itu terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Nelayan tak sempat lagi menyelamatkan diri. Tidak berapa lama lagi, air telah memenuhi seluruh bagian perahu. Saat itu juga perahu si nelayan tenggelam ke dasar sungai untuk selamanya. Tidak ada orang yang bisa menolongnya. Hari telah gelap. Sunyi pun perlahan merayap. Nelayan itu tidak muncul lagi ke permukaan air. Ia mati sia-sia, karena menuruti nafsu serakahnya. Di kemudian hari, peristiwa tersebut menjadi pertanda bagi semua orang untuk menahan diri dari nafsu yang tidak bertepi. Sungai tempat tenggelamnya si nelayan diberi nama sungai Kawat. Itulah asal-usul nama Sungai Kawat.
Pesan moral dari Cerita Legenda Di Indonesia Asal Mula Sungai Kawat Di Kalbar adalah sifat serakah bukan hanya merugikan orang lain (keluarga), tetapi juga diri sendiri. Keserakahan sering membuat orang buta mata dan hatinya. Kekayaan dan kebahagian yang dicari, akhirnya menjadi petaka karena jiwa dipenuhi nafsu serakah yang tidak pernah ada puasnya.