Cerita kancil nyolong timun merupakan dongeng fabel asli Indonesia yang sangat popular. Sepertinya semua anak Indonesia pernah mendengar cerita pendek si kancil ini. Namun adik-adik harus ingat ada hal yang jangan di tiru dari perbuatan kancil di cerita ini yah. Selamat membaca.
Dongeng Cerita Kancil Nyolong Timun
Kancil terbangun dari tidurnya. Ia mendengar suara gaduh di sekitar rumahnya. Olala… penghuni hutan berlarian tak keruan.
“Hey, kenapa kalian lari? Ada apa?” seru Kancil.
“Kebakaran hutan! Kau harus segera menyelamatkan diri! Ayo pergi dari hutan ini!” seru salah satu binatang.
Kancil memeriksa sekelilingnya. Benar saja, asap sudah membumbung tinggi. Sebentar lagi kebakaran akan sampai ke rumahnya. Kancil pun segera menyelamatkan diri. Ia lari sampai di ladang petani.
Sesampainya di ladang petani, Kancil merasa lapar. Ia sudah berlari amat jauh dan belum makan. Untunglah ada kebun timun yang luas. Timun-timun itu sepertinya hampir panen.
“Sepertinya kalau aku mengambil beberapa timun ini, Pak Tani tidak akan keberatan,” ucap Kancil. Ia pun Iangsung mengambil beberapa timun dan melahapnya.
Setelah makan, Kancil merasa kekenyangan, lalu tertidur. Untunglah hari itu Pak Tani tak pergi ke Iadangnya.
Keesokan harinya, Kancil bangun dengan malas. Ia masih melihat hamparan ladang timun yang luas.
“Wah, aku tak perlu bersusah payah lagi untuk mencari makan. Aku akan makan mentimun yang segar itu,” ujar Kancil.
Usai makan, Kancil lalu pergi ke rumahnya di hutan. Kebakaran memang sudah usai. Ia ingin melihat rumahnya, apakah terbakar ataukah masih utuh.
Kancil merasa sedih saat melihat sebagian besar rumahnya terbakar. Ia harus kembali membangun rumahnya. Sementara itu, Pak Tani kaget saat melihat ladang timun miliknya rusak. Timun-timun miliknya berserakan.
“Siapa yang berani mencuri timunku?” dengus Pak Tani, geram.
Pak Tani lalu mencari cara untuk membuat pencuri timun tak berani datang lagi. Ia membuat orang-orangan sawah dari jerami. Orang-orangan sawah itu ia dandani persis seperti dirinya. Ia juga melapisi tubuh orang-orangan sawah tersebut dengan lem agar binatang yang berani mengganggunya akan Iengket dengan orang-orangan sawah itu.
Sementara itu, Kancil merasa Iapar. Ia berniat untuk pergi ke ladang Pak Tani lagi, meminta beberapa timun. Olala… sesampainya di sana, Kancil melihat orang-orangan sawah. Ia pikir itu adalah Pak Tani.
“Sepertinya Pak Tani sudah tahu siapa yang mencuri tanamannya. Makanya ia berjaga-jaga di ladangnya,” gumam Kancil.
Kancil kembali lagi ke ladang Pak Tani. Ia ingin memakan timun Pak Tani lagi. amun, ia melihat ada orang-orangan sawah. Kancil mengira itu adalah Pak Tani.
“Lebih baik aku temui Pak Tani. Aku akan meminta maaf karena kemarin telah merusak ladangnya,” gumam Kancil.
la mendekati orang-orangan sawah. Kancil berbicara dengan orang-orangan sawah yang ia kira Pak Tani.
“Maafkan aku Pak Tani. Aku berjanji tak akan mencuri timunmu lagi. Tapi sekarang aku ingin minta beberapa timun lagi dari ladangmu. Aku sangat lapar,” ucap Kancil.
Kancil memperhatikan orang-orangan sawah itu. Orang-orangan itu sama sekali tak bergerak. Lama-lama Kancil pun tahu bahwa itu bukanlah Pak Tani. Kancil memegang orang-orangan sawah itu. Olala… kakinya menempel erat di tubuh orang-orangan sawah. Ia terjebak. Lem yang melumuri orang-orangan sawah itu sangat kuat.
Dari kejauhan, Pak Tani melihat kancil yang terperangkap. Pak Tani pun langsung lari menghampirinya.
“Rupanya kau yang sudah mencuri timun di ladangku,” seru Pak Tani.
Pak Tani lalu membawa Kancil ke rumahnya. Ia mengurung Kancil di dalam sebuah kandang. Sungguh sedih hati Kancil.
Kancil mencari cara untuk melarikan diri. Saat Pak Tani keluar, Kancil memanggil anjing penjaga milik Pak Tani.
“Anjing, sebelum aku jadi santapan Pak Tani, maukah kau menemaniku di kandang ini?” tanya Kancil.
Anjing yang melihat Kancil merasa iba. Ia pun membuka kandang Kancil, hendak masuk ke sana untuk menemani Kancil. Mendapat kesempatan itu, Kancil langsung melesat cepat keluar dari kandang. Ia pun segera berlari menjauh dari rumah Pak Tani.
“Syukurlah aku masih selamat,” gumam Kancil sambil terus berlari.
Semenjak kejadian itu, Kancil tak berani lagi mencuri timun milik Pak Tani. Ia akan menanam sendiri timun di hutan. Bukankah makan dari hasil kerja keras sendiri lebih enak dibanding mengambil milik orang lain?
Pesan moral dari Cerita Kancil Nyolong Timun adalah
- Jangan tiru sifat kancil yang tak baik ini, ya. Mencuri itu perbuatan dosa
- Janganlah mengulangi kesalahan yang sama.
Baca juga dongeng si kancil lainnya pada posting kami sebelumnya yaitu dongeng si kancil anak nakal