Cerita Fabel Terbaru Kisah Kera dan Ayam adalah Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara yang cukup menghibur. Cerita fabel nusantara ini cocok diceritakan untuk anak usia dibawah lima tahun atau balita. Untuk anak diatas lima tahun kami anjurkan membaca cerita fabel terbaru yang lebih serius seperti 2 Contoh Cerita Rakyat Fabel Paling Menarik dan Kumpulan Cerita Tentang Hewan (Dongeng Rakyat Indonesia).
Cerita Fabel Terbaru : Hancurnya Sebuah Persahabatan
Kisah Kera dan Ayam – Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara
“Kukuruyuuukkkkkk….” suara ayam memecah keheningan pagi. Kera menguap lebar, “Hoammhmmm… saatnya untuk mencari makan,” katanya dalam hati. Ia keluar dari rumah untuk mencari makan.
“Selamat pagi Kera, jangan lupa pesananku,” sapa Ayam.
“Jangan khawatir, jagung muda, kan? Tenang saja, nanti pasti akan kubawakan,” jawab kera.
Kera dan Ayam sudah lama bersahabat. Mereka saling membantu. Ayam membangunkan Kera setiap pagi, sedangkan kera memberikan makanan kesukaan sahabatnya itu, yaitu jagung muda. Tapi suatu hari, persahabatan itu hancur berantakan karena Kera berniat buruk pada Ayam. Ceritanya seperti ini.
Suatu hari, Kera dan Ayam berencana untuk berjalan-jalan ke hutan. Mereka mendapat informasi kalau di hutan itu terdapat banyak pohon buah-buahan yang lezat. Mereka memulai perjalanan sejak pagi, tapi tak sebatang pohon buah pun yang mereka temui. Yang ada hanyalah pohon-pohon yang tinggi dan berdaun lebat.
“Mungkin kita harus berjalan Iebih jauh lagi,” kata Kera.
Ayam hanya mengangguk setuju. Semakin lama suasana hutan semakin gelap, sinar Matahari tak mampu menembus rimbunnya pepohonan.
Ayam mulai ketakutan, “Kera, kita tersesat? Bagaimana kalau kita pulang saja, katanya.
Kera juga kebingungan, “Mana jalan keluarnya. Mungkin ke arah sana,,, sahut si Kera.
Mereka sibuk mencari jalan keluar, tapi semakin lama mereka berjalan semakin jauh mereka masuk kedalam hutan.
Mereka sudah sangat lelah clan lapar. Ayam berusaha mematuk-matuk cacing dari dalam tanah.
“Hmm, dia enak saja bisa makan cacing. Perutku lapar sekali, apa yang bisa kumakan ya?” pikir Kera sambil memandang berkeliling . Saat melamun terbersit niat jahat dalam hati si Kera. “Mengapa repot-repot? Bukankah ayam yang gemuk adalah santapan yang lezat?”
Kera lupa, Ayam adalah sahabatnya sendiri. Kera tega berniat jahat pada si Ayam. Tiba-tiba kera menerkam Ayam saat ia asyik mematuk-matuk tanah.
“Aduh… kau ini kenapa?” teriak Ayam meronta-ronta.
Kera mendekapnya sambil mencabuti bulu-bulunya.
Ayam langsung sadar, “Kera, kau mau memakanku ya?” teriaknya. Dengan sekuat tenaga, Ayam mencoba m lepaskan diri. Kemudian ia lari sekencang-kencangnya keluar dari hutan.
Untunglah Ayam berhasil menemukan jalan keluar dari hutan itu. Ia berlari hingga tiba di rumah Kepiting, sahabatnya yang lain. Ia menggedor-gedor pintu rumah Kepiting. Napasnya masih terengah-engah ketika Kepiting membuka pintu.
“Ada apa Ayam? Kenapa kau lari seperti di kejar setan? Dan mengapa bulu-bulumu rontok?” tanya kepiting beruntun.
“Ke… Ke… Kera… ia hendak mencelakaiku. Tadi kami sedang berjaian- jalan ke hutan, lalu kami tersesat. Tiba-tiba saja ia menerkam dan mencabuti bulu-buluku. Ia ingin memakanku! Keterlaluan sekali, bukankah aku ini sahabatnya?” cerita Ayam pada Kepiting.
Kepiting benar-benar geram mendengar cerita Ayam, ia tak rela sahabatnya diperlakukan seperti itu. “Kita tak bisa begitu saja membiarkan kejahatannya. Jika kali ini kau berhasil lolos, belum tentu kau bisa lolos lagi di lain waktu. Kita harus mencari cara untuk mencegahnya,” kata Kepiting.
Beberapa hari kemudian, Ayam pergi menemui Kera. Kera menyambut Ayam seperti biasa, seolah-olah peristiwa yang lalu tidak pernah terjadi.
“Hai Ayam, sudah lama kita tidak berjalan-jalan ya?” katanya riang.
“Justru itu, aku kemari untuk mengajakmu berjalan-jalan ke pulau seberang. Aku dengar, pulau itu memiliki buah-buahan yang lezat. Rencananya Kepiting juga akan kuajak,” jawab ayam.
“Wah, sepertinya menarik. Ayo kita segera berangkat,” sahut Kera bersemangat.
Mereka bertiga naik ke perahu tanah liat yang sudah dipersiapkan oleh Kepiting dan Ayam. Perahu berlayar meninggalkan daratan. Kera sudah membayangkan nikmatnya buah-buahan di pulau itu. Sementara Kera melamun, Ayam dan Kepiting berbalas pantun.
Ayam berkokok, “Aku lubangi kok…,” dan Kepiting menjawab, “Tunggu sampai dalam sekali.”
Setelah Kepiting menjawab, Ayam mematuk-matuk dasar perahu. Mereka berdua melakukannya terus menerus, perlahan-lahan perahu itu bocor. Air mulai masuk, tak berapa lama perahu itu pun tenggelam. Si Kepiting meloncat dan langsung menyelam ke dasar laut, sedangkan Ayam terbang kembali ke daratan.
Tinggalah si Kera sendirian, ia berteriak-teriak minta tolong, namun tak ada yang mau menolongnya. Akhirnya Kera tenggelam karena ia tak bisa berenang.
Pesan moral untukmu adalah Sayangi sahabatmu. Jangan menghancurkan persahabatan hanya karena sifat mementingkan diri sendiri.
Baca dongeng fabel terbaik kami yaitu 5 cerita rakyat fabel nusantara dongeng sebelum tidur dan kumpulan dongeng fabel